Setuju sama Pak Danardono.
Idealnya memang demikian. Namun sayangnya, di Indonesia tidak
demikian. Pada tataran praktis, primodialis relijius justru lebih
dominan ketimbang lokus-lokus persamaan lainnya i.e. nasib dan
sejarah. Contohnya gempa Yogja ini. Gara-gara gak sealiran (walau sama
agamanya) tetap aja disumpahin dan disenyumin secara sinis. Weleh.....


salam pusing,
RIO




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Memang,mas, rakyat bangsa ini, yang memiliki negeri ini, dari semua
> etnis, agama dan golongan, wajib meneruskan perjuangan memperbaiki
> nasib mereka.
>
> Solidaritas kebangsaan harus berada diatas agama dan suku, karena
> kebersamaan nasib dan sejarah.
>
> Salam
>
> Danardono
>
>
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "jaimunbinm" <judistiwan@> wrote:
> >
> > Dalam Pusaran Globalisasi dan Gelombang Demokratisasi Abad 21
> >
> > "Demokrasi (Liberal) tersebut ternyata bukan solusi, sebab siapa
> > mendapat apa, kapan dan bagaimana, tidak melibatkan rakyat
> Indonesia
> > di dalamnya. Kapitalis internasional, elit politik dan pemerintah,
> > birokrat koruptor, elit partai, pengusaha komparadorlah yang
> > mendapatkan aset-aset ekonomi politik, dalam situasi dan kondisi
> > gelombang demokratisasi dan globalisasi/neoliberalisasi masa kini"
> >
> > 
> >
> > PENDAHULUAN           
> >
> > Bahwa Cita-cita Marhaenisme, yaitu Masyarakat Yang adil dan Makmur
> > berdasarkan sosialisme Indonesia belumlah tercapai. Cita-cita
> luhur
> > dan mulia Marhaenisme masih jauh dari kenyataan di dalam kehidupan
> > Rakyat Indonesia. Peri kehidupan rakyat Indonesia masih penuh
> > ketimpangan, kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan oleh suatu
> > stelsel. Stelsel itu menciptakan suatu exploitation de I'homme par
> > I'homme yang berkelanjutan dalam masyarakat Indonesia, bahkan umat
> > manusia se-dunia.
> >
> >             Stelsel itu telah berumur lebih dari 2 abad. Sekarang
> > stelsel itu "bermetamorfosa" dan menggurita menjadi "raksasa
> > Kapitalisme Global". Bangsa-bangsa dan umat manusia di seluruh
> dunia
> > kini tak berdaya melawan "raksasa Globalisme" tersebut.
> > Cengkeramannya semakin luas dan kuat. Yang lemah akan disikat,
> yang
> > kuat semakin kuat. Inilah filosophi Globalisme kapitalisme dari
> masa
> > ke masa, strongest of the fittest.
> >
> >             Maka dari pada itulah rakyat Indonesia harus insaf
> > seinsaf-insafnya akan realitas yang dihadapinya itu. Segala
> konflik
> > internal bangsa Indonesia harus dihentikan. Dan kekuatan rakyat
> > harus dikonsentrasikan untuk menghancurkan stelsel kapitalisme
> > global tersebut. Cita-cita Marhaenisme akan tercapai bila praktik
> > perjuangan kaum marhaen dan marhaenis berkelanjutan, inilah
> namanya
> > perjuangan permanen. Suatu perjuangan untuk mencapai tujuan
> > Masyarakat Sosialis Indonesia dengan benar-benar memperhatikan
> > ideologi Marhaenisme itu sendiri, seluk-beluk pergaulan rakyat
> > Indonesia masa kini, dan pergaulanan masyarakat dunia.
> >
> >             Semoga Tuhan Yang Maha Esa merestui Perjuangan
> Permanen
> > kaum marhaen dan marhaenis se-Nusantara bahkan seluruh dunia.
> >
> >  selanjutnya<http://www.geocities.com/gmni_day/artikelsosialis.htm>
> >
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Reply via email to