http://ullyuntoro.blogspot.com/
Sang Buah Hati Minggu lalu, milis alumni fisika dikejutkan oleh sebuah
berita duka, yaitu meninggalnya 3 orang putra salah seorang rekan kami yang
bernama Iman Abdullah. Iman ini yunior saya, 2 angkatan dibawah saya. Namun
saya kenal cukup akrab karena sama-sama aktif di himpunan dan Salman. Masih
terbayang jelas dalam ingatan saya rupa imut Iman yang selalu tersenyum dan
ceria, juga bagaimana sholeh dan alimnya dia. Iman biasa memanggil saya
dengan sebutan teh Ully (dari kata teteh atau kakak dalam bahasa sunda).

Karena itu, betapa terkejutnya saya ketika membaca berita itu. Tak terbayang
rasanya, jangankan kehilangan 3 anak sekaligus, 1 anak saja pasti sudah
dalam sekali kedukaan yang dirasakan. Yang lebih mencengangkan, belakangan
ada berita yang mengindikasikan bahwa ketiga anak yang sedang lucu-lucunya
itu bukan meninggal karena sakit atau kecelakaan, melainkan karena dibunuh
oleh ibunda mereka sendiri, orang yang merasakan beratnya mengandung dan
sakitnya melahirkan ketiga anak tersebut! Ini berita yang saya cuplik dari
republika online:
**
*Kasih Ibu Berujung Petaka *

*Air mata, tampaknya tak lagi dimiliki Iman Abdullah setelah peristiwa itu.
Habis terkuras kepedihan yang dialaminya. Tiga anak, buah hati yang selama
ini menghidupi semangatnya dari hari ke hari, punah dalam waktu bersamaan.
Yang lebih menggiriskan, semua itu kemungkinan besar dilakukan belahan
jiwanya yang lain, sang istri, Anik Koriah. *

*''Saya baru selesai menangis Senin malam (12/6),'' kata Iman, ketika
ditemui di rumah kerabat jauhnya di Margahayu, Bandung. ''Itu pun karena
mata saya tak lagi mengalirkan air.'' Iman, rasanya tidak tengah
melebih-lebihkan. Kelopak matanya menonjol sembab, membuat matanya seolah
hanya merupakan garis tipis. Dari garis itu, tak terlihat sinar apa pun
mengintip. Tatapannya saat berbicara pun sering kali membentur dinding
kosong. *

*Tetapi, Iman sama sekali bukan lelaki berjiwa ringkih. Suami, bapak, mana
yang akan sanggup menghadapi semua itu dengan keteguhan sebagaimana
diperlihatkannya selama ini? Jumat (9/6) lalu, kepulangannya ke rumah seolah
hanya untuk menemui tiga jasad terkasih itu terbujur kaku tanpa nyawa.
Anak-anak yang tengah lucu-lucunya: Abdullah Faras Elmaki (6 tahun) Nazhif
Aulia Rahmatullah (3), dan Muhammad Umar, yang baru berusia tujuh bulan.
Direktur Lembaga Wakaf Zakat (LWZ), Masjid Salman- Institut Teknologi
Bandung (ITB), itu bahkan masih tegar untuk memimpin warga melakukan shalat
jenazah untuk ketiga putranya itu di Masjid RS Al-Islam, Bandung. *

*Sebelumnya, kepulangan Iman ke rumah setelah sejak Rabu (7/6) tidur
berbekal kesibukan di kantornya itu, masih sempat melarikan ketiga anaknya
ke RS Al-Islam. Tetapi, memang tak ada lagi yang bisa dilakukan. Ketiga anak
mungil itu telah meninggal dunia, bahkan sebelum dibawa ke RS. Tim medis RS
Al-Islam juga tidak bisa mengetahui apa yang menjadi sebab meninggalnya
ketiga anak itu. Pasalnya, baik Iman maupun istrinya, saat itu meminta pihak
RS tidak melakukan otopsi. *

*Tetapi, saat itu pun polisi sudah menaruh curiga. Karena itu, polisi sempat
mengamankan beberapa barang di rumah pasangan Iman dan Anik, seperti botol
susu, obat-obatan, serta penggorengan yang digunakan. Semula polisi menduga,
ketiga anak itu tidak lebih dari korban keracunan. Soalnya, saat anak-anak
itu dibawa ke rumah sakit, bibir ketiganya terlihat membiru. *

*Tetapi, untuk mengaitkan sangkaan itu kepada Anik, sang ibu, tak
terpikirkan seorang pun. ''Sebagai tetangganya, kami hanya berpikir
keracunan. Apalagi sekaligus tiga orang anak,'' kata Asep, salah seorang
tetangga keluarga Iman di Margahayu.
Memang, sukar untuk mempercayai betapa Anik tega melakukan semua itu. Ibu
muda itu jauh dari kesan seorang ibu yang akan tega menyakiti darah
dagingnya sendiri. Dilahirkan 31 tahun lalu, sebagaimana Iman sendiri, Anik
Koriah adalah lulusan cemerlang ITB. Anik berkuliah di Jurusan Arsitektur
ITB, sebelum kemudian pindah jurusan ke Planologi. Di jurusan baru itulah
prestasinya tercatat cemerlang, hingga lulus dengan indeks prestasi di atas
3. *

*Tidak sekadar cerdas, Anik juga tergolong aktivis. ''Sejak
semester-semester awal, dia sudah aktif di Masjid Salman,'' kata seorang
rekannya. Wajar, bila semua fakta itu, dibenturkan dengan kenyataan Anik
yang saat ini menjadi satu-satunya tersangka, membuat banyak kalangan
terperangah. *

*Lalu, apa yang membuat Anik bisa jatuh kepada kekhilafan setragis itu?
Hingga saat ini banyak versi beredar. Yang paling banyak disebut adalah soal
'jatuhnya' kondisi sosial ekonomi Anik pascapernikahannya dengan Iman.
Sebelum menikah, Anik, putri seorang dokter terkemuka di Boyolali, tergolong
mahasiswa berkecukupan. Kabarnya, setelah menikah, justru ia baru merasakan
pahitnya kesulitan ekonomi. *

*Tetapi, sangkaan bahwa soal ekonomilah yang menjadi penyebab semuia itu,
langsung dibantah Iman. ''Gaji saya di Salman tergolong paling tinggi,''
kata Iman, tanpa menyebutkan nominal. Ia juga mengaku mendapatkan mobil
dinas, yang kadang digunakan juga untuk urusan keluarganya. Namun, Iman
sendiri hingga kini masih belum mengetahui pasti penyebabnya.
Yang agak jelas, semua itu tampaknya berhubungan dengan kondisi kejiwaan
Anik. Paling tidak, itulah versi polisi saat ini, sebagaimana diungkapkan
Kapolresta Bandung Timur, AKBP Edison Sitorus, Selasa (13/6) lalu. *

*Selain itu, Adardam Achyar, penasihat hukum yang kini menangani Anik, juga
menguatkan hal tersebut. Menurut Adardam, indikasi adanya gangguan kejiwaan
dalam kasus ini begitu kuat. ''Saat ngobrol, ekspresi Anik selalu
berubah-ubah,'' kata Adardam, tentang kliennya itu. Ia juga mengakui, sering
kali pembicaraan Anik juga tidak terfokus. *

*Adardam bahkan bercerita, Anik sempat mengakui sendiri pembunuhan itu.
Kepada Adardam ia mengaku, pembunuhan yang dilakukannya itu semata karena
kasih sayangnya terhadap ketiga anaknya itu. ''Ia sangat senang bercerita
tentang anak-anaknya. Bahkan, katanya, dia melakukan hal itu juga karena
sayang,'' kata Adardam. *

*Pernyataan Adardam itu dikuatkan Iman. ''Istri saya memang mengatakan
seperti itu. Tetapi, saya sendiri tak habis mengerti dengan apa yang
dilakukannya,'' kata Iman. Akankah Iman memaafkan sang istri? Ia mengaku,
meski tidak akan pernah memahami penyebabnya, rasa sayang akan istrinya kini
justru bertambah. Bagaimanapun, kata Iman, istrinya itu merupakan ladang
amal dan amanah yang harus dijaga selama hidup. Iman sendiri memandang
kejadian yang menimpanya sebagai ujian dari Tuhan. ''Meski saya akui, ini
ujian terberat yang pernah saya terima,'' kata dia. ( dsy/rfa ) *

Saya (dan banyak rekan lainnya) yang tidak mengalami sendiri tak bisa
menahan rasa haru dan tangis mendengar kisah sedih ini. Anaknya yang tertua,
Faras, baru berusia 5 tahun 10 bulan, hampir seusia Reyhan, dan bersekolah
di TK, sama seperti Reyhan. Tak berbayangkan rasanya jika kejadian seperti
ini menimpa anak-anak saya, atau bahkan salah satu anak saja, apakah saya
masih bisa berfikiran positif dan setabah Iman. Yang jelas, setiap kali saya
memeluk atau mencium anak-anak, yang terbayang adalah ketiga anak tak
berdosa itu, dan saya mengucap syukur sedalam-dalamnya bahwa saya masih bisa
memiliki mereka, buah hati saya.

Mungkin saya an teman-teman tidak akan pernah tahu apa yang menjadi penyebab
sebenarnya dari tragedi ini. Yang pasti kami semua turut berduka cita yang
sedalam-dalamnya atas musibah tersebut. Semoga Iman dan keluarga diberi
kekuatan dan ketabahan dalam menghadapinya dan ketiga malaikat kecil itu
akan menjadi penjemput dan pendampingnya diakhirat nanti. Amiiinnn

Note: buat yang ingin lihat berita lengkapnya, silahkan klik link2 ini:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/10/0104.htm
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/16/0103.htm
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/14/0103.htm
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/13/0201.htm


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/B6DZeC/bOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke