Saleh? apa itu saleh?
Mayoritas? Minoritas? Sudah pernah dilakukan research?
Kalau memang penduduk Indonesia mayoritas saleh (memang itu yang 
saya harapkan), semoga akan bisa menolak bencana...:-)

Saya kutipkan dari milils tetangga:

I. Kandungan 4:79.

(A) Amal saleh.

Semua bencana memang akibat ulah manusia. Makanya kita harus beramal 
saleh sehingga tidak terjadi bencana. Dan, bumi ini memang 
diwariskan kepada hamba-hamba-Nya yang saleh (QS 21:105). Kesalehan 
adalah realitas, dan bukan sebuah klaim atau padatnya ritual 
keagamaan.

Kita beramal saleh bila kita menjaga dan memelihara lingkungan hidup 
kita. Kita beramal saleh bila kita memberantas kemiskinan dan 
kebodohan. Kita beramal saleh bila kita terus-menerus menciptakan 
kedamaian dalam hidup ini. Dan, kita beramal saleh bila kita berbuat 
hal-hal yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
Kata sebuah hadis: "khayrukum unfa'u li annaas". Sebaik-baik kamu 
adalah orang yang memberikan manfaat bagi manusia.

Itulah yang seharusnya menjadi fokus umat Islam. Jadi, kita jangan 
terus-menerus ribut di ikhtilaf, atau hal-hal yang lahir dari 
pemahaman, seperti pemakaian jilbab dll. Terimalah wanita muslimah 
yang tidak berjilbab dan terima pula yang berjilbab. Semuanya adalah 
saudara!

(B) Rasul itu hidup.

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Rasulullah Muhammad adalah 
Rasul bagi seluruh manusia semenjak dia hadir berfisik Muhammad bin 
Abdullah hingga kiamat (atau kebangkitan kesadaran manusia tiba). 
Fisik Muhammad bin Abdullah hanya mampu bertahan 63 tahun sebagai 
wadah rohani Muhammad. Untuk tugasnya sebagai rasul bagi seluruh 
manusia yang hidup di dunia, tidak dibutuhkan lagi fisik yang
berasal dari tanah, air, api dan angin yang rentan kematian ini. 
Cukuplah "nur" sebagai kendaraannya. Saya tidak menerjemahkan "nur" 
sebagai cahaya, karena nur bisa dilihat dalam keadaan mikraj dan 
tidak dapat dilihat dengan mata jasmani.

Jadi, Kanjeng Nabi Muhammad itu hidup dalam wadah nur. Kalau Rasul 
tidak hidup, maka ia hanya menjadi rasul ketika di Mekah dan Madinah 
1400 tahun yang lalu. Rasul itu maknanya utusan. Maka, kalau ia mati 
ya tidak bisa dijadikan utusan. Mosok barang mati bisa menjadi 
utusan? :-)

Maka, kenalilah dia!

II. Kandungan 13:31

Alquran memang dapat membuat bumi terbelah. Alquran juga dapat 
membuat orang yang mati (kesadarannya) bisa berbicara. Dengan kata 
lain, Alquran dapat menghidupkan orang yang telah mati 
(kesadarannya). Namun, bukanlah Alquran yang tercetak di atas kertas 
itu yang bisa membelah bumi atau meluluh-lantakkan gunung atau 
menghidupkan orang yang mati; tapi Alquran yang diinformasikan dalam
QS 56:77-79!

Lha, kalau Alquran yang tercetak, ya tidak mungkin Kanjeng Nabi 
Muhammad mengadu kepada Allah bahwa umatnya (kaumnya) telah 
menjadikan Alquran sebagai sesuatu yang tidak diacuhkan. (QS 25:30)

Wassalam,

chodjim




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengatakan, umat Islam di Indonesia tak memeluk erat Kitab Suci, 
> adalah menganggap enteng sebagian besar penduduk kita, yang 
> sebenarnya saleh. Kita lihat terutama di pedalaman. Di Sumatra, 
> Kalimantan, Sulawesi selatan, Gorontalo, Maluku utara. Mereka 
dengan 
> jujur menjalankan ibadah agama mereka.
> 
> Tentu ada yang bermaksiat ria, dan memakai Kitab Suci sebagai 
> symbol, namun ini sekedar minoritas. Tak mungkin, sebagian besar 
> penduduk Muslim Indonesia bermaksiat dan memakai Kitab Suci 
sekedar 
> sebagai symbol. Ini saya lihat pada beberapa tetangga saya, atau 
> dalam keluarga besar kami, yang hidup di pantai utara.
> 
> Mereka saleh. Luar dalam. Juga banyak kelompok pengajian, yang 
> membahas isi Kitab Suci. Mereka menjauhi minuman keras, hidup yang 
> maksiat, dlsb. Juga di NAD Islam dijalankan secara serious.
> 
> Di Eropa, agama TIDAK ditinggalkan. Hanya mereka tak memakai 
> langsung peraturan agama sebagai peraturan negara, karena 
kesadaran, 
> dalam negara hidup banyak unsur agama, yang tak mungkin 
menjalankan 
> peraturan SATU agama. Jerman, misalnya 50-50, antara Katholik dan 
> Protestant. Austria, sebagaimana Italia, Polandia, Portugal, 
Spanyol 
> adalah negara Katholik ketat.
> 
> Disini, mereka mewujudkan nafas agama dalam kehidupan se hari 
hari, 
> misalnya taat hukum, solidaritas sosial, disiplin kerja, 
keteraturan 
> hidup termasuk dalam pelaksanaan peraturan.
> 
> Otoritas agama hanya ada pada gereja Katholik Roma dengan Sri Paus 
> di Vatican. Pemeluk Protestant tidak mengenal otoritas agama.
> Otoritas agama tak berarti mereka tunduk seratus persen, karena 
> mereka sadar, pemimpin agama hanya manusia, yang sering melakukan 
> kesalahan. 
> 
> Kemajuan mereka, juga bangsa bangsa Non Kristen, seperti Korea, 
> jepang, Tiongkok, Singapura, karena mereka menjalankan nafas 
> keagamaan itu dalam hidup se hari hari, bukan fanatik membabi buta 
> mengikuti Kitab Suci. karena itu, dengan dasar ethos kerja, 
> disiplin, taat hukum dunia mereka pimpin.
> 
> Mbak tahu, tak satupun negara bermayoritas Muslim memimpin dunia, 
> dalam segi ekonomi, politik, tekhnology dan science. mengapa, mbak 
> dapat kaji sendiri dengan jujur.
> 
> Kaitan agama dan kehidupan bermasyarakat dapat kita perhatikan 
> dengan jujur, dan analitis. Tak ada negara yang bangkit justeru 
> karena fanatik beragama. Atau berdasarkan kesalehan semata. Selain 
> saleh harus bernalar kuat, displin, dan kerja keras.
> 
> Salam
> 
> danardono
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> 
> wrote:
> >
> > Siapa bilang di Indonesia memeluk erat kitab suci? Percaya 
> takhayul 
> > terus, kitab suci dipeluk sih teruuuus....??? Mereka sudah 
> termakan 
> > isme "untuk meninggalkan (agama/AlQur'an) dari segi kehidupan 
> > keseharian sosialnya. Agama hanya untuk kehidupan pribadi saja. 
> > Agama adalah momok. Lihat contoh di Barat: mereka berhasil 
karena 
> > meninggalkan agama." Padahal dengan meninggalkan agama, 
ambleslah 
> > sudah. Duniawi gak kekejar, akidah gak punya juga.
> > 
> > Islam di Indonesia (mungkin juga dinegara Islam lainnya) itu 
hanya 
> > ketat pada simbol-simbol. AlQur'an dipajang, tak pernah digali. 
> > Kalau ada kelahiran, pernikahan dan kematian baru dibaca. 
Sekedar 
> > dibaca dan dikumandangkan dengan indah.
> > Nilai2 intinya masih belum membumi. Masih terprivatisasi. Banyak 
> > pejabat yang ngakunya Islam, tapi masih korupsi. Koruptor itu 
kan 
> > tidak akan pernah merasa puas dan kenyang. Selalu lapar dan haus.
> > Sulit menjadi pejabat yang istiqamah, itu merupakan suatu tanda 
> > AlQur'an masih terprivatisasi. Umat Islam masih lebih mencintai 
> dan 
> > silau akan keduniawian, takut hidup susah! AlQur'an dibaca untuk 
> > orang-orang susah/bermasalah aja supaya bisa bersabar mengarungi 
> > kesulitan hidup. 
> >  
> > Ulamanya (orang2 pinter dalam agama) juga masih senang mengurusi 
> > sesuatu hal yang gak prioritas, sehingga buang energi. Gak tau 
ini 
> > karena "invisible hand" atau enggak sehingga ulama disibuki 
dengan 
> > urusan ecek-ecek yang menghabiskan energi sehingga masalah yang 
> > lebih krusial terabaikan.
> > 
> > Di Eropah tempat Mbah tinggal dapatkah mewakili seluruh eropah? 
Di 
> > Eropah tempat mbah tinggal bukankah itu sekuler yang berarti 
agama 
> > Kristen sudah gak ada urusannya sama negara? Apakah hukum2 yang 
> > berlaku di negara itu diambil dari dogma2 agama Katolik yang 
dari 
> > Bible? Menurut sejarah Eropah di abad kegelapan, mereka mencari 
> > bentuknya sendiri di luar ajaran dan dogma Kristen karena mereka 
> > muak dengan dogma Kristen saat itu. Ketika mereka berhasil 
dengan 
> > sekularisasi kini, apakah agama Kristen bisa mengklaim itu semua 
> > karena ketaatan mereka pada Bible? atau karena kitab suci mereka 
> > yang mensuply bentuk dan hukum negara? Kini, Gereja sudah punya 
> > otoritas sendiri dengan pundi-pundi pajaknya dan negara sudah 
> punya 
> > otoritas sendiri pula. Padahal. katanya Holy Grail, bukan begitu 
> > maksud Sang Yesus...:-)
> > 
> > Kalau memang gereja yang mbah kunjungi itu penuh, penuh dengan 
> > siapa? Penuh dengan orang pendatang atau penduduk pribuminya? 
Saya 
> > gak tau informasi terbaru. Informasi yang didapat di thn 1993 
> > mengatakan telah terjadi penurunan jumlah orang beragama di 
> Austria. 
> > Bisa di googling di wikipedia juga. Decline for 
decades...katanya 
> > terutama Katolik Roma...
> > 
> > Mungkin saja kemuakan yang terjadi pada jaman kegelapan tsb 
> > tercermin pada kisah Davinci Code, dimana orang2 pintar sudah 
muak 
> > dengan kegiatan2 terselubung dari gereja vatikan? Anggap saja 
ini 
> > Lina Code.
> > 
> > NAD? Terlalu banyak kepentingan disana. Dan saya juga tidak 
> menilai 
> > sebagian besar umat Islam di NAD itu erat menjalankan perintah 
> > AlQur'an. Simbolnya saja: Serambi Mekah. Itulah Indonesiana, 
masih 
> > mementingkan simbol.
> > 
> > wassalam,
> > 
> > 
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
> > <rm_danardono@> wrote:
> > >
> > > Kapan sih umat Islam Indonesia meninggalkan Al Quran? Setahu 
> saya 
> > > Islam di Indonesia ketat sekali, dan ini mencakup 99% umat 
Islam 
> > di 
> > > Indonesia.
> > > 
> > > Eropa maju karena: kerja keras, taat hukum disiplin, pegang 
> nalar. 
> > > Ini saya alami dari dekat lho, berdarsa warsa darsawarsa. 
Bukan 
> > > karena menjauhi agama. Agama jalan terus tu? mau lihat kemari? 
> > > Geraja dimana kami sekeluarga pergi selalu penuh. Disetiap 
> gedung 
> > > pemerintah ada salib. Rumah sakit yang terkemuka , selain 
milik 
> > > negara, adalah RS Katholik. Apanya yang meninggalkan agama?
> > > 
> > > Indonesia, dan HAMPIR SEMUA negara berumat Islam, amburadul, 
> walau 
> > > memeluk erat erat Kitab Suci. Gimnana nih mbak? Apa iya 
jepang, 
> > > Korea, taiwan meninggalklan Tripitaka? Singapura meninggalkan 
> > > Konghgucu? nggak lahhh. maju ya maju aja...
> > > 
> > > India? Yang memeluk Hinduisme erat erat kini mulai meloncat 
> maju? 
> > > bagaimana dengan Negara Aceh Darussalam?
> > > 
> > > Salam
> > > 
> > > Danardono
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> 
> > > wrote:
> > > >
> > > > Di Eropah, gereja bisa disalahkan
> > > > Di Indonesia, Mesjid bisa disalahkan? 
> > > > Di Indonesia, Partai Politik Agama bisa disalahkan?
> > > > Apa yang bisa disalahkan di Indonesia ini?
> > > > 
> > > > Eropah maju karena meninggalkan gereja, agama Kristen 
> > > (meninggalkan 
> > > > Bible)
> > > > Akankah Indonesia maju meninggalkan agama Islam 
(meninggalkan 
> > > > AlQur'an)?
> > > > 
> > > > Samakah kedua kultur sosial antara Eropah dan Indonesia yang 
> > > > menyebabkan kejengkelan? Bisakah diambil generalisasi dari 
> sosio 
> > > > kultur yang berbeda? Atau sadarkah kita bahwa kita memang 
> sedang 
> > > di 
> > > > giring akan image bahwa agama itu racun negara?
> > > > 
> > > > Kalau di Eropah, dengan segala sosial kultur mereka, telah 
> > memilih 
> > > > sekularisme, Di Indonesia, Ukhuwah Islamiyah ala cak Hut 
perlu 
> > > > dipraktekan...:-)
> > > > 
> > > > wassalam,
> > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <ndewanto@> 
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > tepat sekali cak huttaqi,
> > > > > 
> > > > > eropa pernah mengalami perang agama selama 30 tahun
> > > > > yang sangat mengerikan. perang dari 1568-1598 itu terjadi
> > > > > karena perbedaan tafsir agama antara penganut katolik
> > > > > dan protestan dan menewaskan jutaan manusia.
> > > > > 
> > > > > akibat perang agama itu, dan kejengkelan yang memuncak
> > > > > pada gereja yang menindas ilmu pengetahuan, eropa
> > > > > akhirnya memilih sekularisme --negara tak berdasar agama
> > > > > atau netral agama.
> > > > > 
> > > > > apakah indonesia mau mengulang sejarah kelam eropa?
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > At 08:57 AM 6/19/06 +0700, you wrote:
> > > > > 
> > > > > >mas...al Quran mutlak benar memang iya..
> > > > > >tapi dalam tataran terjemah saja sudah ada perbedaan, 
bisa 
> > > > sampeyan lihat
> > > > > >dibeberapa terjemah semisal dari tim depag, dari bachtiar 
> > > surin, 
> > > > dari a
> > > > > >hassan,dll.
> > > > > >apalagi dalam tataran tafsir..tambah bejibun..
> > > > > >apalagi dalam tataran takwil...mm...
> > > > > >
> > > > > >dan ketidak pahaman bahwa persepsi tentang al Quran itu 
> bisa 
> > > > berbeda,
> > > > > >ditambah dengan semangat untuk membela pendapatnya 
sendiri-
> > > > sendiri itulah
> > > > > >yang kemudian memperlebar masalahya...
> > > > > >
> > > > > >Adanya perbedaan adalah kewajaran..dan kita belum 
terbiasa 
> > > > menganggap
> > > > > >perbedaan itu sebagai hal yang wajar...
> > > > > >
> > > > > >yang sudah biasa adalah anggapan bahwa perbedaan adalah 
> > sebuah 
> > > > perselisihan
> > > > > >dan sebuah pertentangan..malah kadang dianggap sebagai 
> sebuah 
> > > > perlawanan
> > > > > >atau pemberontakan terhadap pendapat yang sudah mapan :)
> > > > > >
> > > > > >----- Original Message -----
> > > > > >From: "Samsul Bachri" <<mailto:samsul%
40komi.co.id>samsul@>
> > > > > >To: <<mailto:ppiindia%
> > > 40yahoogroups.com>ppiindia@yahoogroups.com>
> > > > > >Sent: Saturday, June 17, 2006 8:15 AM
> > > > > >Subject: Re: [ppiindia] PECAH BELAH BANGSA INDONESIA 
> SEKARANG 
> > > > INI...
> > > > > >
> > > > > > > Bung Huttaqi, niscaya tak akan ada perpecahan jika 
semua 
> > > orang 
> > > > islam
> > > > > > > membaca
> > > > > > > AlQuran sbagai acuan tertingginya. Bukankah sudah 
> > dikatakan 
> > > > bahwa
> > > > > > > "...berpegang teguhlah kepada tali Allah dan jangan 
> > bercerai 
> > > > berai". Itu
> > > > > > > artinya jika orang Islam tahu skala prioritas, maka 
> mereka 
> > > akan
> > > > > > > mendahulukan
> > > > > > > AlQuran dibandingkan masalah khilafiyah lainnya. Itu 
> > > prioritas 
> > > > saat ini.
> > > > > > >
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Invest in renewable energy projects worldwide to combat global warming.
http://us.click.yahoo.com/fhDZaC/FPaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke