siapa bilang, yg di tangerang itu, baru di duga pelacur, udah langsung ditangkap. bahkan suaminya datang, untuk membebaskan danmemberi keterangan, malah disuruh bayar macam macam ...
On 7/5/06, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Btw untuk kasus perzinaan dalam syariat Islam, harus ada saksi 4 orang > yang melihat 'adegan'nya langsung atau si pelaku mengakuinya. Sehingga sulit > juga orang sembarang menuduh berzina kalau tidak bisa menampilkan 4 saksi. > Seorang yang menuduh orang lain berzina pun tanpa bukti akan dikenai sangsi > 80 kali cambuk. > > Tapi bagi muslim yang bertakwa yang kemudian khilaf melakukan zina akan > menyerahkan diri untuk dihukum karena dia sadar, hukuman dalam Islam > berfungsi ganda selain mencegah kemaksiatan yang akan terjadi juga penebus > dosa di akhirat nanti. hal ini pernah terjadi pada masa Rasulullah yakni Al > Ghamidiah dan Maiz. Keduanya mengadu diri mereka sendiri dan minta rajam > karena telah melakukan berzina. JAdi penerapan Islam akan makin sempurna > bila dilaksanakan karena dilandasi keimanan > > Islam sangat menjaga kehormatan manusia. BIla ada suami atau istri menuduh > pasangannya selingkuh maka bila kemudian keduanya disumpah tidak mau > mengakui maka proses perceraian sudah terjadi. Jadi hati-hati nuduh orang > melakukan perbuatan mesum. ^_^ > BTW bagaimana dengan hukuman bagi pezina dalam agama nasrani atau kriten? > bagaimana dalam kitab suci Injil mbak bolehkah saya tahu? terima kasih > > salam, > aris > > aris solikhah <[EMAIL PROTECTED] <fm_solihah%40yahoo.com>> wrote: > Kalau ditimbang sesuai syariat ISlam, perlu di lihat dia (atau laki-laki > siapapun arab atau tidak, termasuk non muslim yang setuju SI) sudah nikah > atau belum. Kalau sudah nikah dirajam hingga mati, kalau belum nikah di > cambuk 80 kali. Perempuannya juga sama. Sehingga dijamin akan sulit > menemukan pelacuran di Indonesia, kalau pelacuran terjadi karena alasan > ekonomi maka tugas negara menyantuni warganya seperti di UUD 45 ^_^. Karena > dalam syariat Islam, fungsi negara adalah pelayan masyarakat. > > Tapi berhubung syariat Islam belum diterapkan yah... gimana ya mbak... > mengelus dada, karena dalam pasal KUHP Indonesia.. perzinaan suka sama suka > tidak bisa dihukumi...CMIIW > > Carla Annamarie wrote: > > mba aris.. > > tanggapannya laki2 arab berwisata sex di indonesia, gimana mba..? > > aris solikhah > .com> To > Sent by: ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com> > [EMAIL PROTECTED] cc > ups.com > Subject > Re: [ppiindia] Bagaimana nih mbak > 07/05/2006 09:45 Aris? Re: Ini Dia Gaya Berlibur > AM Turis Arab > > Please respond to > [EMAIL PROTECTED] > ups.com > > Beberapa hari lalu saya membaca opini di koran tempo mengenai perda > syariah... waduh saya lupa siapa namanya namun beliau ahli sosiologi yang > sekarang sekolah di Amrik.. ada beberapa hal yang ingin dikritisi terkait > perda syariah pertama.. labelisasi Perda syariah.... > > Bahwa namanya Perda syariah namun isinya jauh dari syariah. Kedua namanya > umum namun subtansinya syariah. Namanya umum tanpa membawa embel-embel > syariah namun isinya berisi nilai moralitas yang disarikan dari syariah. > Ketiga, namanya syariah dan isinya sesuai syariah. > Kadang orang alergi dengan label, meski saya sendiri menganggap label dan > subtansi sama-sama pentingnya. Nah Perda di Indonesia kategori yang mana? > > Maka sejauh ini saya sendiri kurang memahami fakta secara mendalam > perda-perda yang dikatakan perda syariah itu sendiri. Misalnya, apakah > aturan memakai rok panjang adalah sudah sesuai syariah, saya menyatakan > tidak atau belum.^_^, namun demikian saya mendukung segala sesuatu yang > sifatnya mengarah pada perlindungan dan penghargaan pada aurat wanita > meski > baru bisa tahap demikian. > > Sisi lain, di Arab, Irak dan beberapa negara yang dikatakan contoh > menerapkan syariat Islam sejatinya itu hanya parsial, mereka sendiri masih > agak alergi terhadap penerapan syariat Islam secara totalitas. Terbukti > dari aktivis muslim yang memperjuangkan SI secara totalitas meski dengan > cara damai, ditangkap bahkan diantaranya di bunuh. Penjara-penjara penuh, > jadi kasus Abu Bakar Ba;asyir sudah biasa terjadi di sana. Sehingga, > negara > tersebut yang selalu disinggung disini, tak layak menjadi contoh penerapan > SI secara totalitas. > > Walau penerapan SI secara parsial diterapkan di sana, ada sebuah > informasi yang unik mengenai tingkat kriminalitas di negeri yang > diterapkan > SI dibanding negara AS. Tingkat kriminalitasnya jauh lebih sedikit > dibanding AS. Saya lupa sumber informasi ini. Anda bisa mengeceknya > sendiri. > > Saya katakan demikian, bukan berarti menunjukkan bahwa SI buruk, tapi > umat ISlam sendirilah yang kadang perlu merenung kenapa mereka menolak > syariat ISlam secara totalitas, apakah mereka meragukan SI itu sendiri? > Bahwa ketika SI diterapkan, terjadi penghancuran kaum minoritas dan > ketakutan-ketakutan yang tak beralasan? > > Apakah mereka mau sedikit memahami pemahaman orang yang kadang dikatakan > radikal dalam memperjuangkan SI Islam secara totalitas? Ajaklah berdialog > dengan baik-baik, dekati mereka, jangan menilai dari jarak jauh dan > menuduhnya tanpa dasar. > > Padahal orang-orang yang dikatakan Islam Radikal, selalu berusaha > menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, menjalin hubungan baik, sopan dan > adil terhadap umat non muslim dan beda agamanya. Apakah mereka melakukan > korupsi, zina, illegal logging, menerima suap untuk SI, ikut terlibat > lobi-lobi penjualan aset negara, suka goyang erotis dan kemaksiatan lain? > > Yang mereka peroleh hanyalah cacian, labelisasi radikal, bodoh, teroris, > bego, dan nisbat terhadap label yang buruk? Benarkan mereka sebodoh itu? > > Karena mereka berusaha memahami Al Quran dan Hadis yang memerintahkan > demikian, karena mereka memahami dan yakin 100 % bagaimana Syariat Islam > mengatur seluruh aspek kehidupan dan berusaha hidup dengan taat dengannya > walau sangat penuh tantangan . Mereka hanya sangat tegas terhadap > kemaksiatan dan penyimpangan yang menghancurkan hakikat Islam itu sendiri. > > Jika seandainya mbah tahu 1,2 juta umat Islam bisa berkumpul dalam aksi > mengawal RUU APP kemarin, sungguh yang mereka lakukan demi sebuah > kebenaran > yang mereka yakini. Mereka rela mengeluarkan uang swadaya untuk sebuah > kegiatan tersebut. Berpanas ria, berjalan berkilo-kilo demi sebuah > keyakinan akan suatu kebenaran. Mungkin orang yang tidak memahami akan > berkata, perbuatan sia-sia saja. Namun tidak, itu adalah suatu mata rantai > dari sebuah proses yang panjang...... > > Impian yang tinggi dimulai dari satu langkah demi satu langkah......pelan > namun pasti...alon-alon asal kelakon kata orang jawa ^_^.. > wallahu'alambishawab > > salam, > aris > > RM Danardono HADINOTO wrote: > **** bagaimana nihh mbak Aris? Kita tertibkan dengan perda syariat? > > maju mbak, saya ikut dibelakang... > > --- In ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>, muhkito > afiff > wrote: > > > > Source: http://www.majalahtrust.com/indikator/gaya_hidup/149.php > > > > Ini Dia Gaya Berlibur Turis Arab > > > > Di Puncak, turis-turis Timur Tengah menemukan surga dunia: > pemandangan > > hijau, banyak bunga, air mengalir, dan bidadari berseliweran. > > > > Sen Tjiauw dan A. Sidarta > > > > Bunyi musik terdengar dari sebuah vila: bising, sejenis musik > keras > > dengan irama dan lirik padang pasir. Sebuah jendela yang gordennya > > terbuka mengungkapkan suasana ruang tamu vila yang bising itu. Di > bawah > > lampu nan terang, seorang perempuan berdiri di hadapan seorang > pria > > sambil meliuk-liukkan badannya seirama nada. Kedua tangannya > terentang > > ke atas, pinggulnya diputar-putar. Memang, tak sedahsyat goyang > Inul, > > penyanyi dangdut yang ngetop akhir-akhir ini. > > > > Tapi ada yang lebih memicu aliran darah dari sekotak pemandangan > lewat > > jendela itu: setidaknya, tubuh bagian atas penari itu tak ditutup > apa > > pun. Sebelum segalanya jelas, rupanya penghuni vila menyadari > gorden > > yang terbuka. Tiba-tiba jendela itu pun ditutup. > > > > Para pengintip yang berada di teras sebuah kamar di lantai dua > Hotel > > Jayakarta, Puncak, Jawa Barat, pun kecewa. Mereka adalah wartawan > TRUST. > > Di pertengahan Februari lalu itu, mereka meliput kawasan tersebut, > desa > > yang dikabarkan pada bulan tertentu menjadi Kampung Arab dengan > segala > > gaya berlibur turis Timur Tengah. > > > > Kampung Arab? Nama asli kampung itu sendiri yakni Kampung Sampay, > satu > > dari tiga kampung di Desa Tugu Selatan, satu kilometer di atas > Taman > > Safari, Cisarua, Bogor. Dari Jakarta, jarak menuju kampung ini > sekitar > > 84 kilometer. > > > > Tapi, kalau Anda bertanya kepada penduduk sekitar tentang Kampung > Arab, > > mereka tampak terbengong-bengong. Satu atau dua orang yang tiba- > tiba > > memahami arah pertanyaan akan menjawab: "O, maksudnya Warung > Kaleng?" > > > > Benar, lebih dari Kampung Sampay, lebih dari Kampung Arab, nama > Warung > > Kaleng dikenal bukan saja oleh warga setempat, tapi juga sopir > taksi di > > Bandara Soekarno-Hatta. Masuklah ke sembarang taksi, lalu sebut > Warung > > Kaleng; dijamin Anda akan sampai ke Desa Sampay, Kelurahan Tugu > Selatan, > > Kecamatan Cisarua, Bogor. > > > > Warung Kaleng sebenarnya adalah sepotong Jalan Jakarta-Puncak di > > kilometer 84, tak lebih dari 50 meter panjangnya. Di kanan-kiri > jalan, > > berjajar 30-an warung. Ini yang unik, papan-papan nama warung itu > bukan > > hanya berhuruf latin dengan kata-kata bahasa Indonesia, tapi juga > > (bahkan ada yang hanya) papan nama berhuruf Arab, dari wartel > sampai > > toko roti, dari toko kelontong sampai rumah makan. Dan yang juga > khas > > dibandingkan kampung lain, di sini banyak terlihat warga > bertampang > > Timur Tengah. > > > > BIDADARI-BIDADARI > > Nama Warung Kaleng sudah menjadi nama alternatif bagi Kampung > Sampay > > sejak zaman kolonial Belanda. Dulu, kawasan itu secara > administratif > > adalah tanah partikelir, yang kemudian dijadikan basis perdagangan > oleh > > pedagang pendatang dari Cina. Lambat laun, para pedagang itu > > berasimilasi dengan penduduk setempat, lantas masuklah Islam. > > > > Kata penduduk setempat, riwayat nama Warung Kaleng bermula dari > > warung-warung yang didirikan oleh para pedagang Cina itu: hampir > semua > > warung beratap seng atau kaleng. Jadilah sepetak lahan itu > kemudian di > > sebut Warung Kaleng. > > > > Nama itu tetap melekat meski suasana Cina praktis tak tercium lagi > dan > > atap seng tak lagi terlihat. Kini, warung-warung itu bertembok dan > sudah > > beratap genteng. Suasananya pun berganti ke-Arab-Araban. > Belakangan, > > muncul sebutan baru itu: Kampung Arab?bukan hanya untuk sepetak > Warung > > Kaleng, tapi juga untuk seluruh Kampung Sampay. > > > > Jadi, melihat lokasinya, bolehlah dibilang Warung Kaleng merupakan > > gerbang Kampung Arab. Di kawasan warung itulah pusat lalu lintas > turis > > Arab (kebanyakan dari Arab Saudi, Bah-rain, Kuwait, dan Qatar). > Soalnya, > > sejauh ini, hanya di warung-warung itu tersedia segala kebutuhan > turis > > Arab yang khas: mulai dari minuman (vodka yang didatangkan dari > > Jakarta), tembakau dan bumbunya (yang langsung diimpor dari Timur > > Tengah) untuk merokok gaya Arab, sampai roti arab (buatan lokal). > > > > Alkisah, di awal 1990-an, ketika Irak diserbu Amerika dan > sekutunya, > > banyak turis Timur Tengah datang ke Kampung Sampay. Mereka > menginap di > > vila-vila selama kira-kira satu minggu hingga satu bulan. Di tahun- > tahun > > sebelumnya, turis Arab juga sudah datang ke Kampung Sampay, namun > tak > > banyak. > > Dikenalnya Kampung Sampay oleh turis Arab tentunya dimakcomblangi > > biro-biro pariwisata, terutama biro yang berkantor di sepanjang > Jalan > > Raden Saleh, Jakarta Pusat. Di kawasan ini, para turis itu boleh > merasa > > setengah di rumah sendiri, setidaknya dalam hal makan, karena di > jalan > > ini ada dua rumah makan khas Timur Tengah. > > > > Tapi kenapa Kampung Sampay? Konon, turis-turis dari padang pasir > itu > > merindukan suasana yang berbeda dengan negeri mereka yang panas > dan > > berpantai. Mereka mengidamkan berlibur di kawasan pegunungan yang > sejuk > > dan hijau. Lalu, dibawalah mereka ke kawasan Puncak, dari Cisarua > sampai > > Cipanas. Bila kemudian Warung Kaleng menjadi terpopuler di antara > turis > > Arab, ada ceritanya. > > > > Menurut Syaiful Idries, Kepala Urusan Administrasi Desa Tugu > Selatan, > > gambaran orang Arab tentang surga dunia itu adalah jabal ahdor > atau > > gunung hijau. Di Kampung Sampay, kata Syaiful, mereka menemukan > jabal > > ahdor itu. "Di Puncak ini kan banyak bunga, air mengalir, > lingkungannya > > hijau dan indah," tuturnya. > > > > Tapi kalau hanya gunung hijau, bukan hanya Kampung Sampay yang > punya. > > Kampung ini menjadi istimewa buat turis Arab karena "banyak > bidadari", > > dan secara sosial lingkungan di sini "longgar", warganya tak > begitu > > peduli dengan urusan orang lain. "Jadi (Syaiful melanjutkan > ceritanya > > sambil tertawa), bagi orang Arab, Warung Kaleng bukan hanya jabal > ahdor, > > tapi juga jabal al jannah, gunung surga. `Bidadari-bidadari' itu > > didatangkan dari desa lain yang cukup jauh," paparnya. > > > > MERACUNI ANAK-ANAK > > Singkat cerita, kerasanlah turis-turis itu berlibur di jabal al > jannah. > > Bahkan, secara sosial keagamaan, suasana di sini pun okey: ada > suara > > azan berkumandang saat menjelang salat wajib. Di Kampung Sampay, > ada > > tiga pondok pesantren, dan ada pula satu pesantren baru yang > sedang > > dibangun. > > > > Warga setempat pun menyambut para turis Arab dengan terbuka. Apa > boleh > > buat, secara nyata, mereka memang mendatangkan fulus. Penginapan > terisi, > > makanan terjual, sumbangan pun mengalir. Lihatlah Haji Samsudin, > 65 > > tahun, yang sedang memimpin pendirian sebuah pondok pesantren baru > di > > Kampung Sampay ini, namanya Pondok Sikoyatun Najah. > > > > Menurut Wak haji ini, sebagian biaya calon pesantrennya diperoleh > dari > > sumbangan turis Arab. Di sebuah lorong di belakang Warung Kaleng, > > terpasang spanduk dalam tulisan dan bahasa Arab, yang artinya > kurang > > lebih begini: "Kami sedang membangun gedung untuk pondok pesantren > di > > sini, mohon sumbangannya." Dengan bahasa dan huruf Arab, jelaslah > > sasaran spanduk itu. Lantas, Nanang Supriatna, salah seorang Ketua > RT di > > Kampung Sampay, mengatakan: "Enggak ada Arab, enggak hidup ekonomi > > orang-orang sini." > > > > Nanang yang sehari-hari berjualan kambing, pada Idul Adha yang > lalu > > berhasil menjual 11 kambing. "Kalau enggak ada Arab, kambing saya > > paling-paling laku dua ekor," tuturnya kepada TRUST. Dan ternyata > bukan > > hanya 11. Begitu ia selesai bertransaksi untuk kambing yang ke-11 > dengan > > Samid (mahasiswa Arab Saudi yang menginap di Vila Barita), datang > > pesanan dua kambing lagi dari turis Arab yang menginap di Aldita, > vila > > pertama di daerah itu. > > > > Tapi tak seluruh penduduk mengangguk-angguk dan mengucapkan ahlan > > wasahlan kepada tamu-tamu Timur Tengah itu. Haji Ichwan Kurtubi, > 55 > > tahun, seorang tokoh masyarakat Kampung Sampay, merasa tak enak > melihat > > perilaku para turis itu. Para ulama, katanya, pasti tidak setuju > warga > > di sini memfasilitasi para turis itu ber-dugem ria alias berdunia > > gemerlapan. "Mereka itu enggak bener. Masa sih ada Arab kawin, > walinya > > diambil dari sekitar-sekitar sini," ucapnya. > > Menurut Haji Ichwan, pernikahan baru sah bila dihadiri wali yang > sah > > menurut Islam. "Mereka itu meracuni anak-anak muda di sini," > katanya > > seraya melampiaskan kemarahannya. > > > > VODKA DI TANGAN KANAN > > Tapi, anak-anak muda yang dijaga oleh Haji Ichwan itu sendiri tak > > peduli. Mereka dengan senang mengadakan ini dan itu untuk para > turis. > > Dan dengan begitu?mulai sebagai pemandu wisata, mencarikan kambing > > korban, mengantar si turis dengan ojek, mencarikan vila, sampai > menjadi > > preman penjaga keamanan?mereka mendapatkan penghasilan. Kata Haji > > Ichwan: "Ulama di sini sudah kalah sama anak-anak muda itu." > > > > Sedangkan Zaki al-Habsy, pengelola gerai penukaran uang di Warung > > Kaleng, mencoba bersikap realistis. "Yang tidak suka dengan turis- > turis > > Arab itu hanya orang-orang yang tidak berbisnis melayani mereka," > kata > > Zaki yang juga agen perjalanan itu. > > > > Sebenarnya, di balik ketenangan hijaunya bukit dan pepohonan > Kampung > > Sampay, ada keresahan yang tersembunyi. Perilaku dan gaya berlibur > > lelaki-lelaki dari padang pasir itu?yang eksklusif dan tertutup > bagi > > siapa saja, kecuali terhadap orang-orang yang mereka butuhkan? > selain > > melahirkan kecemburuan, juga menimbulkan ketersinggungan. > > > > Benar, wanita-wanita yang mereka datangkan bukan warga Tugu > Selatan. > > Yang terlihat dari jendela itu, misalnya yang diminta menari > striptease > > atau tari perut, konon, adalah perempuan dari Cianjur, 20-an > kilometer > > dari Tugu. Tapi, menurut Haji Ichwan, suasana seperti itu di depan > mata > > mereka adalah racun buat generasi muda. Apalagi, setidaknya, ada > dua > > turis Arab meninggal di salah satu vila di Kampung Sampay selagi > > berpesta pora. "Orang Arab kan sudah terkenal dengan pemeo: vodka > di > > tangan kanan dan cewek di tangan kiri," kata Abubakar Sjarief, > Kepala > > Desa Tugu Selatan. > > > > Dan sebenarnya, Abubakar melanjutkan, yang mendapat rezeki dari > turis > > Arab hanya beberapa orang saja. "Pokoknya, rezeki (dari para > turis) itu > > tidak berimbang dengan mudaratnya. Secara umum, ke depan, kami > > dirugikan," ungkapnya. > > > > Memang, di luar tukang ojek, penjaga malam, tukang masak di vila, > dan > > preman penjaga keamanan kampung, semua lahan usaha yang > berhubungan > > dengan Arab dijalankan oleh pendatang. Kendati warga setempat bisa > > berbahasa arab, mereka tidak bisa menjadi pemandu wisata. Soalnya, > untuk > > menjadi guide, mereka harus terdaftar di Ikatan Guide Puncak yang > > pengurusnya adalah pendatang. > > > > Itulah, dari pemandu wisata, penerjemah, pengelola trans-portasi, > sampai > > pengelola penyewaan mobil, hampir semuanya orang Jawa Tengah? > terutama > > dari Solo dan sekitarnya?dan dari Jakarta. Juga toko-toko yang > berderet > > di Warung Kaleng, sebagian besar dimiliki pendatang. > > > > Namun, soal rezeki ini tak pernah muncul ke permukaan sebagai > konflik > > sosial. Konflik yang pernah terjadi adalah konflik moral. Tahun > lalu, > > sejumlah santri?mulai dari Ciawi hingga Cisarua?menyerbu diskotek > dan > > tempat mesum lain di kawasan Tugu Selatan. Gebrakan itu sampai > sekarang > > masih terasa. Menurut Abubakar, sejak saat itu, wisata berbau seks > di > > wilayah tersebut agak mereda. Turis Arab memang masih datang, tapi > musik > > bising dari vila-vila jauh berkurang. > > > > Menurut seorang pemandu wisata di situ, untuk sementara mereka > membawa > > turis Arab ber-dugem ke tempat lain: Cipanas, bahkan sampai ke > > Selabintana. Tapi, bisa jadi, wanita yang menari-nari di tempat > menginap > > sama saja dengan perempuan yang terlihat dari jendela itu. > Soalnya, > > nomor telepon genggam mereka sudah ada di tangan para calo. Jadi, > kapan > > saja, perempuan itu bisa dihubungi, baik secara langsung maupun > dengan SMS. > > > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg > Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia > > *************************************************************************** > __________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Reading only, http://dear.to/ppi > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-digest%40yahoogroups.com> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-nomail%40yahoogroups.com> > 6. kembali menerima email: [EMAIL > PROTECTED]<ppiindia-normal%40yahoogroups.com> > > Yahoo! Groups Links > > The great job makes a great man > pustaka tani > nuraulia > > --------------------------------- > Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just > radically better. > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg > Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia > > *************************************************************************** > __________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Reading only, http://dear.to/ppi > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-digest%40yahoogroups.com> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-nomail%40yahoogroups.com> > 6. kembali menerima email: [EMAIL > PROTECTED]<ppiindia-normal%40yahoogroups.com> > > Yahoo! Groups Links > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia > > *************************************************************************** > __________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Reading only, http://dear.to/ppi > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-digest%40yahoogroups.com> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]<ppiindia-nomail%40yahoogroups.com> > > === message truncated === > > The great job makes a great man > pustaka tani > nuraulia > > --------------------------------- > Do you Yahoo!? > Next-gen email? Have it all with the all-new Yahoo! Mail Beta. > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia > > === message truncated === > > The great job makes a great man > pustaka tani > nuraulia > > > --------------------------------- > Do you Yahoo!? > Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta. > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/