detik.com

Amien: Indonesia Jangan Tiru Nasrudin Hoja 

Bagus Kurniawan - detikcom

Yogyakarta - Mantan Ketua MPR Amien Rais menilai
kondisi negara Indonesia saat ini benar-benar sakit
sehingga dijuluki 'the sick man of Asia'.
Sementara itu bangsa lain agak sehat-sehat. Meski
sudah sakit, Amien mengingatkan agar Indonesia tidak
bertingkah laku seperti tokoh cerita klasik Arab,
Nasrudin Hoja.

Hal itu diungkapkan Amien saat menjadi pembicara dalam
acara Konvensi Kampus III dan Temu Ilmiah Forum Rektor
Indonesia bertajuk "Refleksi Kritis Nasib
bangsa Pasca Amandemen UUD" di Balai Senat kampus
Universitas Gadjah Mada
(UGM), Yogyakarta, Selasa (11/7/2006).

Amien kemudian bercerita tentang cerita klasik Arab
mengenai tingkah laku Nasrudin Hoja. Suatu ketika dari
pagi hingga sore, Nasrudin mencari sesuatu
di halaman rumahnya sampai keringatnya bercucuran. 
Namun barang yang dicari tak bisa ditemukan. 

Selanjutnya oleh tetangganya, Nasrudin ditanya apa
yang sedang dicarinya. "Saya sedang cari cincin saya
yang hilang," jawab Nasrudin. "Hilangnya di
mana," tanya tetangga Nazarudin sekali lagi. 
Nasrudin lantas menjawab cincinnya hilang di dalam
rumah. Mengapa dicari di halaman? "Karena di sini yang
terang, karena di dalam rumah kan gelap,"
jawab Nasrudin. 

"Saya takut, bangsa kita ini seperti Nasrudin. Kita
bicara UU Anti Pornografi, Perda Syariat sampai
berbuih-buih dan pecahlah bangsa ini. Kita
ini belum berani mencari problem masalah yang hakiki,"
kata dia. 

Amien mengatakan bangsa Indonesia hendaknya tidak
menjadi bangsa pelayan dan bukan majikan. Dapat
dikatakan pula, Indonesia menjadi bangsa komparador
yang hanya bisa melayani kepentingan bangsa asing,
menomorsatukan kepentingan korporatokrasi dan
menomorduakan kepentingan bangsa sendiri.
"Bila seperti ini, bahaya sekali," tegas Amien.

Menurut dia, saat ini hampir semua kekayaan yang
dipunyai Indonesia mulai dari mineral hingga kekayaan
laut sudah dibawa ke luar negeri. Kekayaan laut yang
keluar hampir US$ 5 miliar pertahun. Demikian pula 
dengan kekayaan alam lainnya, sebagian besar juga
sudah digadaikan ke negara asing. Pertambangan minyak
di Indonesia juga telah terikat perjanjian, asing
mendapat 15 dan Indonesia 85 persen. 

"Tapi jangan lupa operatornya adalah mereka, sehingga
mereka yang menentukan production cost dan jangan lupa
Indonesia membayar cost recovery. Ini problem kita.
Kemarin saya diberi tahu seseorang, tahun
2005 kemarin cost recovery yang harus dibayarkan
Indonesia ke perusahaan asing minyak itu Rp 70
triliun," katanya.

Dia merasa heran negeri Indonesia yang sudah merdeka
60 tahun lebih itu belum bisa mengoperasikan Freeport
dan tambang minyak yang lain. "Ini kita
sedang menghina diri kita sendiri," kata dia. 

Menurut guru besar Fisipol UGM itu, dua hari lalu
yayasan pensiun Swedia menarik saham dari Freeport US$
210 juta. Alasannya pemerintah Swedia tak sampai hati
dan tidak mau terbebani perasaan bersalah karena
Freeport telah melakukan penghacuran ekologi di Papua
secara ugal-ugalan. Gas di Natuna, 100 persen
operatornya diberikan ke ExxonMobile. Kemudian hasil
gasnya dimasukkan ke pipa bawah laut dan muncul di
Singapura. 

"Kita hanya diberi tahu, tahun ini kita berhasil
menjual sekian dan pembagiannya sekian. Selain itu,
data di departemen pertambangan, sekitar 75
persen teritori kita ini sudah diberikan izin
eksplorasinya kepada penambang asing. Ini luar biasa
sekali. Kita telah kehilangan kemandirian," tegas
Amien. (asy)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke