kejadian ini bisa menjadi renungan menjelang 61 tahun
indonesia bebas dari belenggu penjajahan belanda.

apakah kita bisa hidup bersama?



At 10:02 AM 8/9/06 +0700, you wrote:

>apa gunanya nasionalisme dan kebangsaan ? di makasar orang tionghua masih
>di sweeping tuh ....
>
> > salam,
> > Ari Condro
>
><http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/08/sh02.html>http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/08/sh02.html
>
>Mahasiswa Razia Warga Tionghoa
>Aktivitas Perekonomian di Kota Makassar
>Belum Pulih
>
>Makassar-Situasai keamanan di Kota Makassar sudah kondusif setelah ada isu
>sweeping berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dengan latar
>belakang kasus pemerkosaan yang dilakukan seorang warga keturunan terhadap
>pembantu rumah tangganya. Namun, aktivitas perdagangan dan ekonomi di Jalan
>Sangir dan sekitarnya di Kota Makassar hingga Selasa (8/8) pagi ini belum
>pulih.
>Sejumlah aparat sudah ditempatkan mengantisipasi tindakan anarkis sebagai
>akibat sweeping yang dilakukan mahasiswa tersebut.
>
>"Kondisi saat ini sudah aman. Namun bila masih dilakukan sweeping, petugas
>sudah dinstruksikan untuk melakukan penangkapan terhadap pelakunya," kata
>Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam kepada SH,
>Selasa (8/8) pagi.
>
>Anton mengatakan polisi sudah mengamankan sejumlah objek vital yang berada
>di sekitar lokasi sweeping, termasuk gerai-gerai pruduk asing seperti Mac
>Donald, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya
>
>Meski demikian, aktivitas perdagangan dan ekonomi di Jalan Sangir dan
>sekitarnya hingga Selasa (8/8) pagi belum pulih. Sebagian pemilik toko
>memilih tutup menyusul terjadinya ketegangan pada Senin (7/8) petang akibat
>percobaan perkosaan yang dilakukan seorang warga negara keturunan China,
>pemilik toko di jalan itu, terhadap pembantu rumah tangganya.
>
>Pemantauan di Jl. Sangir, Selasa pagi, arus lalu lintas di jalan itu sudah
>mulai normal, di ujung jalan masih terpasang barikade kawat berduri. Satu
>peleton personel polisi dari Polresta Pelabuhan Makassar masih berjaga-jaga
>di tempat kejadian perkara (TKP), yakni Toko Sangir Makmur milik Ch (32),
>yang dilaporkan melakukan percobaan pemer-kosaan terhadap E (20), pembantu
>rumah tangganya pada Jumat (4/8) malam.
>
>Peristiwa itu dipergoki oleh istri Ch sendiri bernama Fatmawati yang
>kemudian melaporkan hal itu ke polisi malam itu juga. Ch kemudian melarikan
>diri namun pada hari Minggu (6/8), Ch menyerahkan diri kepada petugas
>Polwiltabes Makassar dan kini ditahan di Polwiltabes untuk kepentingan
>penyidikan, sedangkan korban E sudah dikembalikan kepada orang tuanya di
>Sinjai.
>
>Setelah berita percobaan perkosaan itu tersiar, sejumlah mahasiswa melakukan
>aksi unjuk rasa ke Toko Sangir Makmur, Senin petang, dan melempari ruko
>tersebut sehingga menyebabkan kaca jendela pecah. Polisi kemudian menahan
>lima oknum mahasiswa yang dituduh melakukan tindakan anarkis pada peristiwa
>itu.
>
>Ketegangan kemudian meluas karena toko-toko di sepanjang Jalan Sangir itu
>serentak tutup, bahkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah dan Universitas
>Islam Negeri (UIN) Makassar yang terletak di Jl. Sultan Alauddin menggelar
>demo di depan kampusnya dan merazia warga Tionghoa.
>
>Namun, situasi Kota Makassar pada Selasa pagi sudah kembali pulih, termasuk
>di Jl. Sangir, meski penjagaan masih cukup ketat. Toko-toko milik warga
>keturunan, termasuk yang terletak di Jl. Sultan Alauddin yang dekat dengan
>kampus Unismuh dan UIN Makassar, tampak buka seperti biasa.
>Pihak kepolisian tetap waspada karena diperkirakan, Selasa ini, aksi
>demonstrasi mahasiswa masih akan terjadi terkait peristiwa tersebut.
>
>Sebelumnya, pada 9 Mei 2006, aksi berbau SARA seperti ini juga terjadi di
>Jl. Gunung Latimojong, Makassar, akibat seorang warga keturunan bernama WT
>menganiaya pembantunya bernama Hasniati hingga tewas. Selama hampir sepekan,
>kegiatan perekonomian di ibu kota Sulsel ini terganggu karena banyak toko
>tutup akibat kasus ini. WT sendiri kini sedang dalam proses persidangan di
>PN Makassar.
>
>Wali Kkota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dan Kapolwiltabes Makassar Kombes
>Pol Andi Nurman Thahir telah meminta kepada warga agar menjaga keamanan Kota
>Makassar, tidak mudah terpancing dengan provokasi yang ingin merusak
>ketenteraman warga, serta memberikan kepercayaan penuh kepada pihak
>kepolisian untuk menangani kasus ini.
>Ch akan dijerat dengan Pasal 285 KUHP tentang percobaan pemerkosaan dengan
>ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun.
>(rafael sebayang/ant)
>
>On 8/9/06, Ambon <<mailto:sea%40swipnet.se>[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > 
> <http://www.suarapembaruan.com/News/2006/08/08/index.html>http://www.suarapembaruan.com/News/2006/08/08/index.html
> >
> > SUARA PEMBARUAN DAILY
> >
> > Masyarakat Tionghoa dan Semangat Kebangsaan
> >
> >
> > Eddie Kusuma
> >
> > Masyarakat Tionghoa akan menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka
> > memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-61 pada tanggal 17
> > Agustus 2006 mendatang. Kegiatan yang bertujuan membangun semangat
> > kebangsaan, (Pembaruan 3/8) ini suatu keberanian sikap yang diambil
> > komunitas Tionghoa, dan merupakan sikap yang sangat positif.
> >
> > Jika setiap komunitas dalam masyarakat bangsa Indonesia memiliki sikap
> > demikian, yakinlah Indonesia jaya yang kita dicita-citakan itu akan 
> terwujud
> > dalam waktu yang tidak terlalu lama.
> >
> > Upacara bendera merupakan wahana membangun semangat kebangsaan, yang
> > merupakan pilar utama/modal dasar mewujud- kan kejayaan sebuah bangsa dan
> > negara.
> >
> > Kegiatan yang dijalankan sebuah komunitas semacam ini sangat jarang
> > terjadi di republik tercinta, dan harus diakui, ini sebuah gagasan brilian,
> > yang diharapkan dapat menjadi motivasi bagi komunitas lainnya.
> >
> > Secara jujur pula harus kita akui, penyelenggaraan upacara bendera ini
> > memiliki makna membangun semangat kebangsaan, di tengah kondisi krisis
> > multidimensional yang belum terselesaikan secara tuntas, semangat 
> kebangsaan
> > semakin memudar dan semangat individualistik semakin menonjol. Terutama
> > dengan semakin dominannya kepentingan-kepentingan praktis dan sesat, rakyat
> > bahkan semakin terkotak-kotak, mengelompok dalam kedaerahan dan bahkan
> > etnis/ras.
> >
> > Kondisi yang demikian itu, bila tidak segera diantisipasi, akan membuat
> > semangat kebersamaan, kejuangan, pengorbanan dan kesatuan yang disebut
> > dengan semangat kebangsaan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh para
> > founding fathers republik ini akan terkikis habis, dan negara kesatuan
> > republik Indonesia pun yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 akan semakin
> > kehilangan jati dirinya.
> >
> > Memperkokoh
> >
> > Fenomena kehidupan ini jelas memberi gambaran kepada kita perlunya
> > membangkitkan dan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan yang menjadi perekat
> > bangsa. Kita tidak boleh melupakan perjalanan sejarah perjuangan
> > kemerdekaan, bangsa Indonesia yang masyarakatnya majemuk dan telah dijajah
> > oleh kolonial Belanda lebih dari 300 tahun lamanya.
> >
> > Salah satu penyebabnya adalah karena rakyat belum memiliki kesadaran
> > kebangsaan. Ini fakta, rakyat diadu satu dengan lainnya dengan strategi
> > politik adu domba (divide et impera), kondisi ini baru menurun pada
> > permulaan abad ke-20, yakni lahirnya Pergerakan Boedi Oetomo pada 
> tanggal 20
> > Mei 1908 yang kita kenal sebagai awal kebangkitan nasional yang ingin
> > melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan kemudian tumbuh dan berkembang
> > berikrar pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Soempah Pemoeda
> > yakni "Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Tanah Air" yakni Indonesia.
> >
> > Dan perjuangan merebut kemerdekaan telah mengorbankan tidak sedikit jiwa
> > dan raga anak bangsa yang bersatu tekad melepaskan diri dari belenggu
> > penjajahan.
> >
> > Bahkan Bung Hatta pernah berkata dalam sebuah pidato pada November 1948
> > bahwa revolusi yang diperjuangkan untuk merebut kemerdekaan bukan semata
> > bebas dari belenggu penjajahan, akan tetapi lebih dari itu, yakni mencapai
> > kemerdekaan manusia dari segala penindasan, bebas rasa takut, bebas dari
> > penderitaan hidup dan bebas dari pengangguran.
> >
> > Menjadi pertanyaan kita, apakah perjuangan founding fathers yang
> > mengantarkan Bangsa Indonesia yang merdeka sudah tercapai dalam arti yang
> > sesungguhnya? Sudahkah kemerdekaan yang sudah berjalan 60 tahun telah
> > membebaskan Bangsa Indonesia dari rasa takut, penindasan, dan pengangguran?
> >
> > Sudahkah kemerdekaan itu mencairkan hubungan antarsuku dan membebaskan
> > masyarakatnya dari kotak-kotak etnis atau pun golongan?
> >
> > Ternyata jawabannya belum terwujud semuanya, masih banyak tugas yang mesti
> > diselesaikan. Jika selesai maka konflik antarsuku, pengangguran dan juga
> > jargon pemisahan dari NKRI akan lepas dari republik tercinta.
> >
> > Semangat Kebangsaan
> >
> > Bangsa Indonesia memiliki banyak catatan sejarah dalam konteks pembangunan
> > semangat kebangsaan dalam arti yang seluas-luasnya. Para bapak bangsa
> > (founding fathers) republik ini telah membuktikan bagaimana perbedaan harus
> > disikapi dan pertikaian pendapat harus diselesaikan. Bagaimana sikap
> > kebangsaan harus diwujudkan dan nasionalisme Indonesia harus ditegakkan.
> >
> > Soekarno, Hatta, M Natsir, Soepomo, Moh Yamin, Sutan Syahrir, Liem Koen
> > Hian, Yap Tjwan Bing adalah sejumlah bapak bangsa yang telah 
> mengajarkan apa
> > arti dari semangat membangun persatuan dan nasionalisme Indonesia itu,
> > sehingga sampai kapan pun semangat itu harus tetap dipertahankan.
> >
> > Mengacu pada latar historis yang demikian itu, kini saatnya seluruh elemen
> > bangsa diajak dan diingatkan kembali pada jati dirinya. Diingatkan kembali
> > pada momen historis bagaimana dulu bapak bangsa menumbuhkan dan membangun
> > nasionalisme itu.
> >
> > Di tengah arus deras perubahan zaman, bangsa ini harus diajak untuk
> > melihat kembali bagaimana para pemuda Indonesia tempo dulu, pada tahun 
> 1928,
> > rela menyingkirkan sekat-sekat perbedaan pandangan politik, suku, 
> ras/etnis,
> > ideologi dan agama, lalu bersumpah setia demi tanah air yang satu, bangsa
> > yang satu, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia.
> >
> > Oleh karena itu, jika saat ini bangsa besar yang lahir dari proses sejarah
> > yang amat panjang ini terpuruk pada kondisi yang memprihatinkan, adalah
> > menjadi tugas kita semua, tidak terkecuali termasuk masyarakat Tionghoa,
> > untuk kembali mengangkat harkatnya.
> >
> > Adalah menjadi tanggung jawab kita semua untuk membangun kembali martabat
> > kita sebagai bangsa. Sebab, mempertahankan dan membangun keutuhan bangsa di
> > bawah naungan NKRI adalah tanggung jawab kita semua, sebagai anak bangsa.
> >
> > Sikap masyarakat Tionghoa yang akan melakukan kegiatan upacara bendera
> > pada HUT Kemerdekaan ke-61 adalah langkah maju untuk membangun semangat
> > kebangsaan.
> >
> > Ini sebuah bukti konkrit dan nyata mencerminkan sebagai warga negara yang
> > baik dan bertanggungjawab mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang
> > dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. "Dirgahayu Republik
> > Indonesia"
> >
> > Penulis adalah Ketua Umum Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia dan Alumnus
> > KSA XIV/Tahun 2006 Lemhannas RI
> >



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke