wiro <[EMAIL PROTECTED]> mengirim artikel dari website www.ahmadiyya.or.id
Dengan pesan: 
 www.ahmadiyya.or.id
www.alislam.org
www.islamahmadiyya.net
============================
"Risalah Ilahi" 
http://www.ahmadiyya.or.id/page/index.php/pustaka/839/risalah-ilahi 

        Tidak bisa dikatakan bahwa manusia setelah kematiannya nanti toh akan 
bersatu juga dengan Tuhan. Kalau di dunia ini hanya ada satu agama dan satu 
aliran pemikiran, bisa jadi jawaban demikian memadai, namun nyatanya ada 
beratus, bahkan beribu aliran kepercayaan di bumi ini yang semuanya sama 
menyatakan kalau pengikutnya nanti akan bersatu dengan Tuhan setelah kematian.

  

        Penterjemah: A.Q.Khalid
        Download edisi cetak (PDF 159 Kb)

        Risalah Ilahi
Oleh Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad &#8211; Khalifatul Masih II
        
Lebih dari seratus tahun yang lalu, terjadi suatu peristiwa mencengangkan di 
sebuah desa kecil yang tidak dikenal orang yaitu Qadian, di propinsi Punjab, 
India. Peristiwa tersebut merupakan kejadian yang ditakdirkan akan merubah 
jalannya sejarah. Di tempat itu muncul seorang pemimpin keagamaan yang 
menyatakan diri sebagai Pembaharu yang dijanjikan di akhir zaman dan merupakan 
pemenuhan dari berbagai nubuatan dalam semua kitab suci agama-agama besar 
berkaitan dengan sosok seorang pembaharu dunia. Para pengikut dari agama-agama 
besar seperti Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, Zoroaster dan para 
pengikut Kong Hu Cu, semua sama sedang mengharap-harap kedatangan Pembaharu 
yang Dijanjikan sebagaimana dinubuatkan dalam kitab suci mereka. Masing-masing 
dari mereka beranggapan bahwa sosok Pembaharu itu akan memenuhi nubuatan yang 
terdapat dalam masing-masing kitab suci mereka.
        Bila diyakini bahwa alam semesta ini adalah ciptaan dari Tuhan yang 
satu dan karena itu hanya Dia semata yang menjadi sumber dari segala agama, 
bagaimana mungkin Dia akan mengirim beberapa utusan yang berbeda-beda, yang 
hanya akan menyeret manusia ke jalan-jalan yang berlainan dan ideologi yang 
bertentangan? Masalah inilah yang diungkapkan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad 
a.s., pendiri suci dari Jemaat Islam Ahmadiyah. Di bawah bimbingan Ilahi, 
beliau telah mengungkapkan gagasan revolusioner bahwa hanya ada satu saja sosok 
sang Pembaharu yang mewakili semua Yang Dijanjikan, dan umat manusia pada 
akhirnya akan dibawa ke dalam naungan dari satu agama universal.
        Hazrat Ahmad a.s. menyatakan bahwa dirinya itulah Al-Masih yang 
Dijanjikan. Selanjutnya beliau mengutarakan bahwa agama Islam adalah agama yang 
terakhir dan merupakan norma kehidupan yang paling lengkap bagi seluruh umat 
manusia. Karena itu beliau menyatakan bahwa pembaharu yang sedang ditunggu 
haruslah muncul dari umat Muslim sebagai nabi bawahan dan bayangan daripada 
Nabi Suci Muhammad s.a.w..
        Lahir pada tahun 1835, Hazrat Ahmad a.s. mendirikan Jemaat Islam 
Ahmadiyah pada tahun 1889. Missi beliau yang telah diemban secara tuntas dan 
mulia adalah menghidupkan kembali Islam. Beliau tidak ada membawa peraturan 
baru atau pun mengemukakan suatu inovasi theologi. Ajaran yang beliau sampaikan 
sepenuhnya berdasarkan Al-Quran dan Hadith Rasulullahsaw dan merupakan esensi 
daripada agama Islam yang bersih dari segala bid’ah yang selama beberapa abad 
telah mengotori akidah Islam. Hazrat Ahmad a.s. telah membuktikan bahwa dengan 
mengikuti sepenuhnya ajaran Islam secara  murni maka perdamaian bisa ditegakkan 
di antara umat manusia dan di antara hamba dengan sang Pencipta-nya. Beliau 
selalu menekankan kepada para pengikutnya agar melakukan pendekatan yang tulus 
kepada Tuhan dengan tujuan perwujudan makna hakiki daripada Islam yaitu 
kedamaian dan penyerahan diri kepada kehendak Ilahi.
        Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. wafat pada tahun 1908 namun petunjuk 
beliau mengenai ajaran Islam tetap hidup terus di tengah Jemaatnya. Para 
pengikut beliau selama ini telah mengalami berbagai aniaya, namun meski para 
musuh fanatik, apakah individual atau pun pemerintahan, yang bertujuan 
memadamkan api obor Ahmadiyat, berusaha sekuat tenaga mereka nyatanya Jemaat 
ini tetap berkembang terus dan sekarang ini telah terdapat di 180 negara di 
dunia. Risalah yang dibawa Jemaat Ahmadiyah ialah kecuali manusia bisa belajar 
hidup damai dengan dirinya dan dengan sesama manusia lainnya maka ia tidak akan 
pernah bisa damai dengan Tuhan-nya. Dalam Islam, kita akan bisa menemukan 
kedamaian hati dan ketenangan batin yang merupakan natijah dari berserah diri 
kepada kehendak Ilahi.
        Untuk tujuan itulah maka Khalifah Kedua dari Hazrat Masih Maud a.s. 
yaitu Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmadra mencurahkan isi hati beliau dalam 
sebuah pesan kepada bangsa-bangsa di Barat. Artikel ‘Risalah Ilahi’ pertama 
kali dipublikasikan dalam majalah Review of Religions bulan Desember 1924 namun 
dirasakan bahwa pesan tersebut perlu dipublikasikan kembali. Di masa 
ketidak-stabilan politis, ekonomis dan sosial seperti sekarang ini, manusia 
selalu membutuhkan kabar gembira. Diharapkan bahwa para pencari kebenaran bisa 
dipuaskan karena apa yang selama ini diharapkan kini sudah ada.
(Kata pengantar oleh Mirza Fakhar Ahmad)

        Dengan Rahmat dan Karunia Allah, hanya Dia-lah penolong utama:
        ‘Sebab itu aku berkata kepadamu: segala dosa dan hujat manusia akan 
diampuni tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seseorang 
mengucapkan sesuatu menentang anak manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia 
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak dan di dunia 
yang akan datang pun tidak.’ (Injil Matius 12:31-32)
        Dengan kata-kata tersebut seorang Nabi Allah yang suci pada 1900 tahun 
yang lalu telah berbicara kepada mereka yang menolak Risalah Ilahi dan makna 
dari kata-kata itu sama benarnya sekarang ini seperti juga di masa lalu saat 
disampaikan. Terlepas dari segala legenda yang dirajut di seputar kata ‘Roh 
Kudus,’ kata itu sebenarnya bertalian dengan sosok malaikat yang membawa 
Firman Tuhan kepada Nabi Isa a.s. Dengan kata-kata Yesus a.s. yang dikutipkan 
itu maknanya adalah segala bentuk dosa manusia masih bisa dimaafkan namun 
penghujatan terhadap Firman Tuhan tidak akan dapat diampuni. Orang yang 
menentang anak manusia itu masih bisa dimaafkan tetapi jika ia berbicara 
menentang pesan atau risalah yang dibawa oleh anak manusia itu maka ia akan 
dihukum baik di dunia ini mau pun di akhirat.
        Kata-kata tersebut mengandung kebenaran yang nyata, kebenaran yang 
bersih dari segala kecurigaan akan kesalahan. Kiranya cukup bisa diterima nalar 
bahwa jika memang ada Wujud Tuhan dan Dia telah mengirim pesan atau risalah 
sebagai bimbingan bagi manusia, di dalam mana terkandung kebenaran yang akan 
bermanfaat abadi bagi umat manusia dan kalis dari segala hal yang sia-sia, maka 
mereka yang mengabaikan risalah tersebut atau bahkan menentangnya, dengan 
sendirinya akan menderita akibat dari kelakuan mereka. Bila kita sudah 
memberikan arahan kepada seseorang bagaimana cara mencapai suatu tempat dan ia 
nyatanya sampai di tempat itu tanpa kesulitan tetapi sambil mengingkari 
petunjuk yang kita berikan, maka tentunya ada sesuatu yang salah pada petunjuk 
yang kita berikan. Jika petunjuk itu benar adanya maka orang yang bertindak 
bertentangan dengannya pasti tidak akan mungkin sampai di tempat tujuannya. 
Begitu juga dengan Firman Tuhan yang mengandung petunjuk bagi umat manusia, 
laku p
 enentangan atasnya pasti akan menimbulkan kemudharatan, bukan karena Tuhan 
jengkel tetapi karena si pelanggar itu telah memilih untuk menapaki jalan yang 
menuju aral dan kesulitan. Firman Tuhan diwahyukan bukan untuk mencobai 
manusia, tetapi untuk membimbing manusia di jalan yang akan menuju kepada 
sasaran tujuan dari eksistensi manusia.
        Singkat kata, Risalah Ilahi bukanlah suatu hal yang bisa dianggap 
enteng. Risalah itu merupakan kaidah ruhani yang jika dilanggar, sama seperti 
kaidah jasmani, akan menimbulkan adanya hukuman serta menafikan seseorang dari 
kesejahteraan ruhani. Sebagaimana juga orang tidak ada yang bisa bebas dari 
konsekwensi akibat menelan racun yang mematikan, begitu juga jiwa manusia yang 
menolak Firman Tuhan bisa menghindar dari akibatnya. Barangsiapa yang 
berperilaku sejalan dengan kaidah itu tidak berarti telah menempatkan Tuhan 
pada suatu tatanan kewajiban, karena ia hanya akan meningkatkan kesejahteraan 
batinnya sendiri, sedangkan mereka yang menentangnya tidak berarti akan 
mencederai Tuhan karena yang merugi adalah dirinya sendiri.
        Setelah mengemukakan fitrat utama dari Risalah Ilahi, aku ingin 
mengetengahkan bahwa tujuan dari eksistensi manusia adalah mengembangkan dalam 
dirinya fitrat-fitrat Ilahi dan berupaya mencapai kesempurnaan kesucian dan 
untuk itu ia harus menjadi penerima tetap dari pesan-pesan Tuhan yang akan 
memelihara minatnya dan mengingatkan dirinya akan tujuan dari eksistensi 
dirinya. Tidak masuk akal bahwa Tuhan yang menjadi sumber segala pengetahuan 
dan kebijakan dan telah mencipta manusia untuk suatu tujuan yang pasti lalu 
akan membiarkan manusia berperilaku semaunya sendiri. Sejarah pun membenarkan 
konklusi ini. Semua negeri atau bangsa, pada satu atau lain saat, selalu 
mempercayai keberadaan wahyu dan memunculkan orang-orang yang menyatakan diri 
sebagai penerima wahyu. Kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka yang mengaku 
demikian adalah penipu semua atau terganggu syarafnya, karena mereka kemudian 
nyatanya menjadi sentra dari tatanan akhlak dan budaya, dimana tanpa keberadaan 
merek
 a maka dunia ini hanya akan menjadi padang pasir kosong belaka. Mengenai hal 
ini Al-Quran menyatakan:
        ‘. . . tiada satu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka 
seorang pemberi peringatan.’ (S.35 Al-Fathir:25)
        Ini adalah suatu kebenaran yang tidak bisa disangkal. Dengan 
mengkaruniakan kepada manusia kemampuan dan fitrat yang bisa membawanya ke 
jenjang perkembangan tertinggi, jelas Tuhan tidak akan membiarkannya tanpa 
petunjuk dan bimbingan. Karena Dia adalah Tuhan semesta alam maka kasih-Nya pun 
sama bagi semua umat manusia. Dia tidak akan membatasi wahyu Firman-Nya hanya 
kepada satu bangsa atau satu masa saja. Kalau kita beriman kepada Wujud sang 
Pencipta yang Maha Pengasih, sepatutnya pula kita beriman bahwa Dia mengirim 
risalah-Nya ke seluruh dunia di setiap masa, kalau tidak demikian adanya maka 
keimanan kita menjadi tidak ada artinya lagi.
        Jika kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa wahyu sewajarnya 
diturunkan bilamana umat manusia sedang membutuhkan, maka kita sebenarnya sudah 
maju selangkah kepada penerimaan risalah Ilahi dan telah membuka salah satu 
jendela dari batin kita. Hanya saja kita harus melangkah pula setapak ke muka 
dan bertanya kepada diri sendiri, apakah kita memang memerlukan suatu risalah 
Ilahi? Bila kebutuhan akan risalah tersebut memang sudah merupakan kemestian 
maka berarti kita sudah siap untuk menerima risalah tersebut. Hukum alam 
menunjukkan bahwa jika ada dambaan akan sesuatu maka sarana guna mencapai 
kepuasan untuk itu pun juga disediakan, sehingga jika umat manusia merasakan 
kebutuhan akan risalah Ilahi maka risalah itu pun akan dikirimkan.
        Hadirin dan hadirat, fikirkanlah barang sejenak apa sebenarnya yang 
menjadi tujuan daripada risalah dan wahyu Ilahi? Bukankah tujuannya adalah agar 
manusia memperoleh kepastian mutlak menyangkut keimanan mereka terhadap 
Pencipta mereka dan melalui kasih yang murni kepada-Nya serta perwujudan 
sempurna-Nya, lalu mampu mensucikan jiwa mereka serta dilengkapi dengan fitrat 
yang akan menjadi sarana guna mencapai kesatuan dengan Tuhan, baik di dunia mau 
pun di akhirat, yang sebenarnya menjadi sasaran akhir dari eksistensi manusia? 
Apakah hal demikian itu ada tersedia di dunia sekarang ini? Apakah pria dan 
wanita sekarang ini memang sudah beriman kepada Allah s.w.t dan apakah mereka 
itu menisbahkan kasih kepada-Nya sebagaimana mestinya? Adakah mereka telah 
mempolakan hidup mereka dalam segala hal agar sejalan dengan perintah-Nya? 
Sudah berhasilkah mereka mendapat kekuatan dan fitrat ruhaniah yang menjadi 
indikasi persatuan mereka dengan Tuhan? Aku yakin bahwa kalian sudah pernah me
 mbaca Injil, atau sekurang-kurangnya beberapa bagian daripadanya. Apakah ada 
kalian temui manusia di masa kini yang sama dengan sosok mereka yang ada di 
Injil dan apakah Tuhan memanifestasikan tanda-tanda-Nya sekarang ini bagi 
mereka sebagaimana pernah dilakukan-Nya di masa lalu? Bila tidak demikian 
adanya dan dunia ini kini kosong daripada keimanan, sedangkan kekafiran sedang 
memuncak, lagi pula kasih kepada Tuhan telah digantikan oleh kesenangan kepada 
kekayaan, benda dan kehormatan dunia, dimana perasaan welas asih dan simpati 
telah beralih rupa menjadi rencana perampokan dan perusakan, manusia hampir 
sudah kehilangan kepercayaan pada eksistensi Tuhan dan seluruh waktu dan enerji 
manusia diabdikan pada pemuasan nafsu sedangkan peraturan agama hanya dianggap 
sebagai formalitas semata karena yang dianggap lebih penting adalah aturan tata 
cara berpakaian menyangkut leher kemeja, jas, dasi, topi, gaun dan segala hal 
yang berkaitan dengan tata cara dan perilaku sopan santun di
 mana firman Tuhan dianggap hanya sebagai kelongsong formalitas yang ingin 
dibuang manusia dan diganti dengan peraturan yang dibuat manusia sendiri, hal 
mana tidak saja menafikan kaidah tetapi juga mengambil-alih fungsi dari sang 
Penentu kaidah, maka dengan memperhatikan semua itu tidakkah kalian rasa bahwa 
sudah dibutuhkan adanya risalah Ilahi yang segar guna mengingatkan manusia 
bahwa Tuhan mereka adalah Wujud yang Hidup dan Maha Kuasa dan bahwa Dia tidak 
sedang tidur mengaso di salah satu sudut surga seperti seorang buruh yang 
sedang kelelahan?
        Setelah mengungkapkan perlunya risalah Ilahi di masa kini, aku 
sampaikan kepada kalian bahwa Tuhan tidak meninggalkan mahluk-Nya dan tidak 
juga telah melupakan kebutuhan mereka. Dia telah mengirim risalah-Nya sebagai 
petunjuk bagi manusia melalui wujud seorang yang terpilih sebagai mana Dia 
telah mengirim pesan-Nya melalui Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Isa, Krishna, Rama, 
Buddha, Konghucu, Zarathustra serta kepada Muhammad (salam dan berkat Allah 
atas mereka semua). Nama dari nabi yang membawa pesan Ilahi bagi manusia di 
masa kini adalah Ahmad a.s. dimana mereka yang menerima risalahnya dan 
mengikuti ajarannya telah mewarisi Rahmat Ilahi sebagai mana mereka yang 
mengakui nabi-nabi terdahulu. Aku adalah pengikut dari Nabi ini dan aku adalah 
juga khalifahnya yang kedua. Karena kasih kepada segenap umat manusia 
sebagaimana ditanamkan oleh Nabi ini di hati kami, aku datang untuk membawa 
pesan beliau kepada kalian dan untuk itu aku akan menggunakan kata-kata dari 
Al-Masih yang Dijanj
 ikan a.s. sendiri.
        Beliau bersabda: ‘Dengarlah wahai kalian yang memiliki telinga untuk 
mendengar: “Apa yang dituntut Allah dari diri kalian?” Yang dituntut adalah 
agar kalian hanya menjadi milik-Nya semata dan tidak ada menetapkan sesuatu apa 
pun sebagai sekutu bagi-Nya, tidak di bumi ini dan tidak juga di langit. Tuhan 
kita adalah yang Maha Esa yang sekarang ini hidup sebagaimana juga Dia hidup di 
masa lalu, Dia berbicara sekarang ini sebagai mana Dia berbicara di masa lalu, 
Dia mendengar sebagaimana Dia selalu mendengar. Jika kalian berfikir bahwa di 
masa kini Dia itu hanya mendengar tetapi tidak berbicara, maka itu adalah 
keimanan yang sia-sia. Sesungguhnya Dia mendengar dan juga berbicara. Semua 
fitrat Wujud-Nya tidak pernah dan tidak akan pernah tertunda. Dia adalah Wujud 
Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidak mempunyai putra atau pun 
isteri.’ (Ruhani Khazain, vol.20, Al-Wasiat, h.309)
        ‘Ingatlah, sesungguhnya aku telah mengingatkan kalian bahwa manusia 
akan punah jika ia mempunyai secercah keduniawian di dalam keimanannya, dan 
sesungguhnya neraka amat dekat dengan ia yang fikirannya tidak untuk Tuhan 
sepenuhnya karena hanya sebagian fikirannya untuk Tuhan sedangkan sebagian lain 
untuk dunia. Jika ada satu molekul saja keduniawian dalam keimanan kalian maka 
semua ibadah kalian akan menjadi sia-sia karena kalian jadinya mengikuti jalan 
syeitan dan bukannya jalan Tuhan. Jangan puaskan diri kalian dengan harapan 
bahwa Tuhan akan membantu kalian dalam keadaan demikian, karena kalian hanyalah 
cacing tanah dan seperti juga cacing itu kalian akan cepat pupus. Tuhan tidak 
akan beserta kalian, malah akan bersegera menghancurkan kalian. Namun jika saja 
kalian mencoba dengan sungguh hati untuk berpasrah diri kepada kematian, maka 
kalian akan hidup bersama Allah dan Allah akan berkenan dengan kalian serta 
rumah dimana kalian tinggal akan diberkati-Nya. Jika hidup kal
 ian dan mati kalian serta semua gerak yang kalian lakukan, kesabaran yang 
kalian perlihatkan serta penghukuman yang kalian lakukan semata-mata hanya atas 
nama Allah dan tidak mempersulit Tuhan dalam segala kesulitan dan musibah, 
bahkan maju terus kepada-Nya di setiap langkah, maka sungguh kalian akan 
menjadi kekasih Allah.’ (Ruhani Khazain, vol.20, Al-Wasiat)
        Kembali beliau menyatakan: ‘Sadarilah bahwa Tuhan kalian itu Maha Esa 
dan tidak ada sekutu bagi-Nya, baik di bumi mau pun di langit. Kalian tidak 
dilarang memanfaatkan sarana yang diberikan Allah guna mencapai tujuan kalian, 
namun ia yang mengabaikan Tuhan dan lebih mempercayai benda-benda duniawi 
berarti ia telah menetapkan benda lain sebagai sekutu bagi-Nya. Jangan 
menganggap bahwa masa turunnya wahyu telah berlalu dan bahwa Rohul Kudus tidak 
akan turun lagi kepada manusia seperti yang dilakukan-Nya di masa lalu. Kepada 
manusia telah disampaikan kaidah yang sempurna dalam bentuk Al-Quran, namun 
pintu wahyu akan selalu terbuka karena wahyu merupakan ruh daripada keimanan. 
Suatu keimanan yang tidak didasarkan pada wahyu bukanlah suatu wujud yang hidup 
melainkan benda mati. Sesungguhnya aku katakan kepada kalian bahwa pintu-pintu 
lainnya bisa saja ditutup, namun pintu wahyu tidak akan pernah tertutup. 
Bukalah jendela di hati kalian agar nur sinar wahyu bisa masuk ke dalamny
 a. Jika kalian tutup jendela melalui mana nur wahyu bisa masuk maka kalian 
telah menutup cahaya matahari itu sendiri. Wahai kalian yang bodoh, bangkitlah 
dan bukalah tingkap jendela batin kalian dan nur akan masuk dengan sendirinya. 
Tuhan tidak ada menutup pintu keberkatan duniawi di masa kini, bahkan telah 
membukanya lebih lebar dari masa lalu, lalu mengapa kalian mengira bahwa pintu 
keberkatan ruhaniah yang begitu kalian perlukan sekarang ini malah dikira telah 
ditutup? Sesungguhnya pintu itu telah dibukakan selebar-lebarnya dengan 
keberkatan yang lebih lagi dibanding di masa lalu.’
        ‘Allah yang telah mewahyukan Firman-Nya kepadaku dan telah 
memperlihatkan tanda-tanda akbar yang mendukung diriku serta telah mengutus 
diriku sebagai Al-Masih yang Dijanjikan bagi abad ini, sesungguhnya adalah 
Tuhan semesta alam. Tidak ada sesembahan lain di sisi-Nya, baik di bumi mau pun 
di langit. Beberkatlah mereka yang beriman kepada-Nya karena mereka akan 
dibahagiakan, dan celakalah mereka yang menolak-Nya karena mereka akan 
ditinggalkan dan hari-hari mereka akan berakhir dalam kepedihan. Aku telah 
menerima wahyu Ilahi yang lebih cemerlang daripada mentari. Aku telah melihat 
Wujud-Nya dan menyadari sepenuhnya keberadaan-Nya. Dia adalah Tuhan semesta 
alam dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Betapa indahnya Tuhan yang telah aku lihat, 
dan aku menemukan sang Maha Penolong dalam Wujud-Nya.’
        ‘Dengarlah kataku, wahai manusia, aku hanya menyampaikan risalah yang 
ditugaskan kepadaku, dosa adalah racun, hindarilah, kemungkaran terhadap Tuhan 
adalah kematian abadi, hati-hatilah terhadapnya. Berdoalah kepada Tuhan agar 
kalian diberi kekuatan. Jangan pernah menganggap bahwa dengan mulut kalian 
mengkomat-kamitkan beberapa kata rapalan lalu kalian mengira telah mencapai 
tujuan eksistensi kalian. Tuhan bermaksud membawa perubahan menyeluruh dalam 
kehidupan kalian. Kasihani dan berlembut-hatilah keada sesama mahluk Tuhan. 
Jangan sampai lidah kalian berbicara buruk terhadap mereka atau tangan kalian 
mencederai mereka. Jangan kalian tindas mereka dan bersikap baiklah selalu 
kepada mereka. Jangan kalian berbicara takabur, bahkan kepada bawahan atau 
pelayan kalian, dan jangan menghina orang meski kalian dihina. Berjalanlah di 
muka bumi ini dengan kerendahan hati dan berikan penghiburan kepada sesama 
kalian agar Tuhan meridhoi kalian. Banyak orang bertopeng sifat kelembutan d
 an berbicara dengan halus tetapi nyatanya memiliki hati ular. Kalian tidak 
mungkin akan diridhoi Tuhan kecuali lidahmu sudah sejalan dengan hatimu. Bila 
kalian memperoleh kedudukan tinggi, janganlah menyombongkan kebesaranmu dan 
jangan memandang rendah mereka yang berada di bawahmu, malah berlaku haluslah 
kepada mereka. Bila kalian terpelajar, jangan mengagulkan kepintaran kalian dan 
jangan merendahkan mereka yang bodoh hanya karena takabur, bahkan berikanlah 
mereka nasihat yang baik. Kalau kalian memang kaya, jangan mengetengahkan 
kekayaan kalian, jangan berlaku angkuh dan sombong kepada si miskin, bahkan 
bantu dan layanilah mereka. Jauhilah jalan yang membawa kehancuran, takutlah 
kepada Tuhan dan hiduplah dengan takwa. Jangan kalian menyembah mahluk lainnya, 
tinggalkan dunia ini dan abdikan diri kalian sepenuhnya kepada Allah. Janganlah 
kesenangan kalian karena dunia, layanilah Tuhan semata dan abdikan hidup kalian 
untuk melayani-Nya. Jauhi semua kekotoran dan kejahatan de
 mi Allah karena Dia adalah yang Maha Suci. Biarlah tiap fajar menjadi saksi 
bahwa kalian telah melewati malam dalam ketakutan kepada Allah, dan biarlah 
tiap senja menjadi saksi bahwa kalian telah menjalani siang hari kalian dalam 
ketakwaan. Kalian adalah manusia seperti aku juga, dan Allah yang menjadi 
Tuhan-ku adalah juga Tuhan kalian. Jangan abaikan segala fitrat kalian yang 
membawa kepada kesucian karena jika kalian cenderung sepenuhnya kepada Tuhan 
maka yakinlah karena aku telah diperintahkan Allah untuk menyampaikan jaminan 
bahwa kalian akan menjadi orang-orang pilihan Tuhan.’
        Demikian itulah pesan yang dibawa oleh Nabi zaman ini kepada kita dan 
jika direnungkan akan tampak kepada kita bahwa, pertama, Tuhan menuntut kita 
untuk menyadari Ke-Esaan-Nya, bukan hanya di mulut dengan mengatakan ‘Tuhan 
itu satu’ tetapi dalam pengertian bahwa semua indera, semua fikiran dan semua 
laku kita diatur sejalan dengan Ke-Esaan-Nya dan keimanan kita sempurna dan 
sepenuhnya ada hanya pada Dia semata. Kita boleh saja menggunakan sarana 
duniawi guna mencapai tujuan kita namun kita harus meyakini bahwa hasilnya ada 
di Tangan Tuhan. Jangan sampai kita mencintai sesuatu atau seseorang dengan 
kecintaan yang lebih besar daripada kepada Allah, tidak rumah kita, harta 
benda, keluarga, nafsu dan kenikmatan, tidak juga kebencian terhadap sesuatu 
mengalahkan kasih kepada Allah sehingga kita mengabaikan firman Tuhan. Singkat 
kata semua laku dan tindakan kita hanyalah demi Allah dan kita tidak mempunyai 
tujuan atau sasaran lain selain Wujud-Nya. Inilah Ketauhidan yang dimin
 ta Tuhan agar kita mewujudkannya dan hanya Ketauhidan itu juga yang akan 
bermanfaat bagi dunia karena akan menyelamatkan kita tidak saja dari berhala 
dari batu, tetapi dari berhala nafsu dan kebencian, guna menciptakan kedamaian 
sempurna di muka bumi.
        Kedua, risalah itu mengajarkan kepada kita bahwa sarana guna 
menyelamatkan umat manusia adalah kaidah yang diberikan oleh Al-Quran. Kitab 
ini mengandung petunjuk sempurna yang berkaitan dengan segala hal yang 
mempengaruhi akhlak dan kesejahteraan ruhani manusia dan karena itu dunia 
sepatutnya berpaling kepada Al-Quran sebagai solusi bagi semua kesulitannya.
        Ketiga, risalah itu mengingatkan kita bahwa walau pun kaidah sempurna 
sudah diwahyukan tidak berarti akan berhentinya pesan-pesan selanjutnya dari 
Allah. Firman Tuhan tidak terbatas hanya kepada peraturan-peraturan kaidah 
karena Firman itu juga sering diturunkan dengan tujuan menghimbau manusia 
kembali kepada Tuhan mereka. Allah tidak semata-mata hanya mewahyukan kaidah 
saja, Dia berfirman bahwa setiap kali manusia menjauh dari-Nya maka Dia akan 
memanggil mereka kembali karena untuk Tuhan berbicara kepada hamba-Nya 
merupakan pertanda kasih dan Dia tidak pernah menutup gerbang kasih-Nya. Kalau 
tujuan eksistensi manusia adalah agar manusia berusaha mencari ridha Ilahi 
serta berusaha bersatu dengan Wujud-Nya, maka tidak masuk akal jika gerbang 
melalui mana persatuan itu bisa dicapai lalu dikatakan telah ditutup. Tidak 
bisa dikatakan bahwa manusia setelah kematiannya nanti toh akan bersatu juga 
dengan Tuhan. Kalau di dunia ini hanya ada satu agama dan satu aliran 
pemikiran, bisa
  jadi jawaban demikian memadai, namun nyatanya ada beratus, bahkan beribu 
aliran kepercayaan di bumi ini yang semuanya sama menyatakan kalau pengikutnya 
nanti akan bersatu dengan Tuhan setelah kematian. Bila kepastian persatuan 
dengan Tuhan hanya bisa diperoleh setelah kematian, sarana apa yang tersisa 
bagi manusia guna menguji kebenaran tersebut dan apa gunanya bagi manusia 
menemukan kebenaran setelah kematian karena tidak ada cara guna kembali ke 
dunia guna memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh di akhirat untuk memperbaiki 
kehidupan di dunia? Karena itu jelas perlu ada sarana tertentu yang tersedia 
dalam kehidupan ini guna memastikan ridha Ilahi, dimana sarana itu berbentuk 
wahyu serta manifestasi fitrat Ilahi. Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. 
menyatakan bahwa beliau telah mencapai tingkatan tersebut sebagaimana juga yang 
terjadi pada Nabi-nabi sebelum dirinya, dan bahwa beliau diutus Tuhan untuk 
menunjukkan kepada manusia bentuk dari keimanan sempurna tanpa mana man
 usia tidak akan bebas dari dosa, serta menyemaikan kasih sempurna di hati 
manusia tanpa mana pengorbanan hakiki tidak akan bisa dilakukan.
        Keempat, pesan ini mensiratkan kepada kita bahwa seorang Nabi pada 
dasarnya adalah juga manusia biasa dan jangan lalu dianggap sebagai wujud 
supra-natural. Tuhan telah mengkaruniakan fitrat yang sama kepada semua manusia 
dan telah membukakan pintu ke arah kemajuan bagi semua manusia. Barangsiapa 
berjuang di jalan Tuhan akan mencapai jenjang kemajuan tertinggi dan pintu 
realisasi eksistensi Ilahi akan dibukakan baginya. Karena itu tidak patut 
manusia meremehkan fitratnya yang latent dan setiap orang perlu memanfaatkan 
fitrat itu guna berjuang bagi kemajuan ruhaniah dan mencoba mencapai kesatuan 
sempurna dengan Tuhan-nya melalui hubungan komunikasi langsung dengan Wujud-Nya.
        Kelima, kita diberitahukan bahwa tujuan dari agama bukanlah untuk 
memisahkan kita dari dunia dan penafian dunia tidak menjadi prasyarat dari 
persatuan dengan Ilahi. Fungsi daripada agama adalah mengajarkan kepada kita 
bagaimana mencipta hubungan yang sempurna dengan Tuhan ketika sedang masih 
hidup di dunia. Kita tidak akan bertemu Tuhan dengan cara melepaskan semua 
harta benda, barang dan keluarga kita. Kita bisa menemukan Wujud-Nya hanya 
dengan cara berpegang kepada-Nya dalam segala situasi dan kondisi, baik sedih 
atau gembira, baik dalam kemakmuran atau pun kemiskinan. Kita wajib 
mengingat-Nya di saat makmur seperti juga ketika sedang kesulitan dan jangan 
berputus-asa akan Rahmat dan Karunia-Nya. Kita wajib berusaha memperoleh 
kasih-Nya dan selalu memohon bantuan-Nya melalui doa. Seorang yang berani 
adalah orang yang tidak melarikan diri dari medan perang, karena keberanian 
hakiki ditunjukkan oleh keteguhan hati di medan perang.
        Keenam, kita diajarkan bahwa kebaikan atau amal saleh tidak berarti 
hanya melakukan hal-hal yang baik saja dan kejahatan bukan hanya melakukan 
suatu yang buruk. Yang dimaksud dengan kebaikan dan kejahatan adalah kondisi 
baik dan buruk dari fikiran dan baik atau buruk itu adalah tanda-tanda dari 
amal saleh atau laku buruk. Kewajiban kita bukan hanya memupus tanda-tanda 
kejahatan tetapi justru untuk menekan kecenderungan kepada kejahatan serta 
mengembangkan kecenderungan yang baik karena yang pokok adalah kesucian 
fikiran, sedangkan kesucian anggota tubuh hanya mengikuti.
        Ketujuh, kita diingatkan bahwa betapa pun majunya pengetahuan atau 
nalar, kita tidak bisa berlepas diri dari kewajiban menyelaraskan perilaku kita 
dengan kaidah Ilahi. Kaidah Ilahi bukanlah semata penghukuman yang bisa kita 
elakkan pada suatu tingkatan tertentu, karena seperti juga halnya kaidah 
phisika, semua itu didasarkan pada sebab dan akibat dimana kita tidak akan 
dapat mencapai kemajuan ruhani tanpa menyelaraskan perilaku kita dengan itu. 
Yang disebut dosa bukanlah karena Tuhan melarangnya, sebaliknya Tuhan melarang 
suatu dosa karena hal itu akan meracuni jiwa. Kaidah itu dengan demikian tidak 
menjadikan manusia berdosa, malah membantunya menghindari dosa. Seseorang yang 
telah diberitahukan di muka akan suatu bahaya dengan sendirinya akan siap 
menghadapinya dan peringatan itu tidak akan menjadikannya lebih rentan terhadap 
bahaya tersebut. Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. menyatakan bahwa dosa 
adalah seperti racun, dengan kata lain, seperti juga manusia dilarang min
 um racun karena berbahaya baginya, begitu juga maka manusia dilarang melakukan 
dosa karena akan merugikan dirinya. Racun tidak menjadi bersifat fatal karena 
dokter melarang menggunakannya, begitu juga dosa tidak menjadi fatal karena 
Tuhan melarangnya.
        Kedelapan, kita dianjurkan agar jangan hanya menyempurnakan hubungan 
dengan Tuhan saja, karena kita juga harus menyempurnakan hubungan dengan sesama 
manusia. Kita harus menghindari segala hal yang akan menjurus kepada timbulnya 
kekacauan dan keributan. Adapun segala berkat yang diberikan kepada kita 
sepatutnya digunakan untuk melayani umat manusia dan bukan untuk menguasai atau 
malah mendominasi mereka.
        Inilah pesan atau risalah Ilahi yang dibawa oleh Hazrat Al-Masih yang 
Dijanjikan a.s. dan jika kita renungkan akan terlihat betapa akbarnya risalah 
tersebut. Risalah ini adalah risalah harapan, pesan perdamaian dan pesan 
kebijakan. Kalau dunia mau memperhatikan risalah tersebut maka dunia akan 
menemukan solusi bagi semua masalah sosial dan spiritual yang ada. Risalah ini 
bukan dari manusia tetapi murni risalah Ilahi. Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan 
a.s. tidak pernah menyatakannya sebagai hasil buah fikirannya sendiri, beliau 
menyatakan bahwa dirinya hanya menyampaikan apa yang diperintahkan Allah s.w.t. 
Risalah apa lagi yang bisa lebih agung daripada risalah Ilahi?
        Hadirin yang terhormat, seseorang yang sepenuhnya beriman kepada Tuhan 
tidak akan pernah puas dengan dongeng dan legenda saja. Kepuasan apakah yang 
bisa diperoleh dari membaca kitab suci kita tentang bagaimana Tuhan dahulu 
biasa berbicara dengan hamba-Nya? Jika Dia ada menunjukkan tanda-tanda di masa 
lalu tetapi tidak di masa kini, bagaimana kita bisa mencintai-Nya? Apakah hal 
demikian tidak berarti bahwa Dia hanya mencintai orang-orang di masa lalu dan 
tidak mau ambil pusing dengan manusia sekarang? Apakah fikiran seperti itu bisa 
menumbuhkan rasa kasih kepada-Nya? Mungkinkah manusia mau diajak untuk mencipta 
hubungan dengan Wujud yang telah menutup pintu-Nya bagi kita?
        Kita sendiri menyadari kalau manusia terus menerus mengalami kemajuan 
intelektual, apakah masuk akal jika dinyatakan fitrat Ilahi malah melapuk? 
Kesempurnaan Wujud-Nya adalah pada fitrat bahwa Dia tidak terpengaruh oleh 
perubahan, karena adanya  perubahan yang bersifat memburuk atau membaik 
mensiratkan adanya ketidak-sempurnaan, sedangkan Dia sama sekali kalis dari 
segala ketidak-sempurnaan.
        Sifat alamiah manusia sendiri menjadi saksi bahwa ia membutuhkan 
petunjuk dari atas. Kenyataan demikian banyaknya komunitas spiritual yang 
menjamur di dunia mengindikasikan bahwa manusia tidak cukup puas dengan 
kecintaan kepada dunia semata. Apakah masuk akal jika dikatakan ruh para 
leluhur kita berhasrat membawa kita kepada jalan kemajuan, tetapi Wujud yang 
adalah Pencipta segala ruh dan yang telah mencipta kita dengan tujuan agar 
mendekat kepada-Nya, lalu bersifat tidak perduli terhadap kesejahteraan kalbu 
kita dan tidak memberikan jalan agar kita bisa bertemu dengan Wujud-Nya? Adalah 
Tuhan semata yang berkehendak akan kesejahteraan dan ingin bertemu dengan kita. 
Hanya saja, manusia yang berhasrat akan bersatu dengan Tuhan dengan sendirinya 
harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Guna mempersiapkan diri bertemu 
dengan Wujud-Nya maka manusia harus mensucikan dirinya sesuci mungkin dan ia 
harus mengetuk pintu sebelum pintu dibukakan baginya, meski posibilitas pintu 
itu
  akan terbuka selalu tetap ada. Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. telah 
menyampaikan pesan Ilahi bahwa posibilitas itu selalu ada. ‘Kalau kamu 
mau,’ firman Tuhan, ‘dan mengikuti petunjuk-Ku, kamu akan mendengar 
Kata-kata-Ku sebagaimana yang telah didengar mereka sebelum kamu dan Aku akan 
memperlihatkan kekuatan-Ku kepadamu sebagaimana Aku perlihatkan kepada 
mereka.’
        Bayangkanlah, betapa agungnya lonceng dentang harapan itu dalam pesan 
tersebut dan betapa luasnya prospek yang terbuka bagi manusia agar kembali 
secara damai kepada sang Pencipta dirinya. Namun perlu ditambahkan disini bahwa 
dengan menyampaikan risalah tersebut maka Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. 
telah memberikan jembatan kedamaian di antara manusia dengan Tuhan mereka serta 
membuktikan bahwa manusia masa kini ini di mata Tuhan bukanlah seperti posisi 
anak tiri karena Dia mengasihi mereka lebih dari kasih orang tua kepada anaknya 
sendiri.
        Pengakuan yang diajukan oleh Hazrat Masih Maud a.s. bukanlah suatu 
pernyataan yang sepele, karena pengakuan beliau itu sendiri sudah menjadi bukti 
atas kebenarannya. Mudah bagi seseorang mengatakan dirinya diutus oleh Tuhan, 
tetapi untuk mengatakan bahwa ia bisa membimbing manusia kepada Tuhan adalah 
suatu hal yang amat musykil. Kebenaran atau kedustaan bagian pertama dari 
pengakuan tersebut tergantung kepada argumentasi yang bisa saja diplintir ke 
segala arah, tetapi pernyataan tentang bisa membimbing manusia itu 
pembuktiannya tergantung pada pengalaman pribadi tiap orang dan mustahil bagi 
seorang penipu untuk memproduksi bukti seperti itu. Tidak saja Hazrat Masih 
Maud a.s. sudah mengajukan pengakuan demikian, nyatanya ribuan manusia yang 
mengikuti ajaran beliau telah menyaksikan tanda-tanda Ilahi dan mendengar 
Firman-Nya dan dengan demikian telah membenarkan pengakuan beliau. Bisakah 
seorang penipu mengemukakan pernyataan bahwa dengan mengikuti ajarannya maka 
manusia akan 
 bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan sebagaimana para muttaqi di masa lalu? 
Pernyataan orang-orang seperti itu pasti kelihatan belangnya dalam waktu 
beberapa hari saja, hal mana hanya akan membawa kenistaan dan kehinaan atas 
dirinya.
        Wahai wanita dan pria Inggris, aku membawa kabar gembira berupa risalah 
Ilahi yang menunjukkan bahwa Dia nyatanya tidak melupakan kalian, bahwa gerbang 
rahmat-Nya telah dibukakan bagi kalian dan silakan kalian masuk ke dalamnya. 
Ikutilah kaidah yang telah diwahyukan-Nya dan kalian dalam hidup ini juga sudah 
akan melihat kekuasaan-Nya yang akbar. Semua agama lain merayu kalian dengan 
iming-iming sesuatu yang belum jelas di masa datang, sedangan Hazrat Al-Masih 
yang Dijanjikan a.s. memberikan sesuatu yang segera bisa dinikmati. Beliau 
menjanjikan bahwa kalian bisa mencapai kesatuan dengan Tuhan, bukan setelah 
mati nanti tetapi dalam hidup ini juga. Segala hal yang membuat kalian 
terpesona dari membaca dalam kitab Injil, sekarang ini telah mewujud melalui 
beliau. Tinggal kalian mau mencobanya saja.
        Kehidupan Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. merupakan teladan yang 
ideal dan Al-Quran adalah petunjuk yang sempurna bagi anda sekalian. Tidakkah 
cukup bahwa 34 tahun yang lalu ada seorang lelaki yang berseru dari suatu 
tempat terpencil ‘Dengarlah seruan darinya yang mengajak kalian kepada Tuhan, 
dengarlah seruan sang penyeru. Gerbang rahmat Ilahi telah dibukakan 
lebar-lebar, Dia telah memperhatikan kesejahteraan para mahluk-Nya. Dia 
berkehendak mengumpulkan umat manusia di satu tangan melalui diriku dan 
menuntun mereka keluar dari keraguan dan kegelapan menuju perairan yang 
pasti.’
        Para penghuni kota-kota menertawakan diri beliau dan mereka yang 
tinggal di pedusunan marah kepadanya, berbagai pemerintahan memandang rendah 
kepadanya sedangan manusia umumnya mencemoohkannya, namun meski demikian banyak 
perlawanan, suara beliau bertambah nyaring dimana alunan lembut seruling merdu 
itu kini telah menjadi lantunan trompet sangkakala sehingga mereka yang 
tertidur menjadi bangun tergagap meraba-raba. Seorang di sini dan seorang di 
sana bangkit maju menuju suara itu sehingga akhirnya si penyeru yang sunyi itu 
tidak lagi kesepian. Yang dua menjadi empat dan bertambah terus sehingga 
sekarang ini telah mencapai hampir sejuta orang di limapuluh negeri di muka 
bumi.
        Semua itu tercapai bukan tanpa perjuangan keras penuh kesulitan. 
Orang-orang yang berjalan ke arah diri beliau tidak melalui jalan yang bertabur 
bunga. Banyak dari mereka yang beriman kepada beliau telah diusir dari rumah 
tinggal mereka, suami ditinggalkan isteri dan isteri-isteri yang dibuang oleh 
para suami, orang tua yang diusir anak-anaknya atau sebaliknya, para penguasa 
tirani telah memenjarakan mereka yang cenderung kepada beliau serta mengancam 
mereka dengan hukuman mati jika berani beriman kepada beliau. Namun mereka 
semuanya tidak menjadi takut karenanya, bahkan mereka menemukan kegembiraan 
dalam maut yang tidak akan ditemukan pada benda duniawi. Mereka berdiri tegak 
di hadapan para penindas mereka dengan senyum di wajah dan kepala tegak ketika 
para pembunuh menghujankan batu di atas kepala mereka. Setiap batu yang jatuh 
di kepala, bagi mereka adalah sepertinya kelopak bunga dan seperti seorang 
pengantin yang membawa pulang pasangannya dalam kegembiraan yang cemerla
 ng, begitu juga kasih mereka kepada Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. 
sehingga akhirnya mereka tiba di hadapan sang Pencipta penuh dengan rasa 
bahagia karena memiliki khazanah keimanan dan realisasi kesadaran bahwa mereka 
nyatanya telah melakukan suatu perdagangan yang menguntungkan dirinya.
        Adalah suatu yang tidak mudah menapaki jalan seperti itu namun karena 
demikian merdunya suara Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. sehingga mereka 
yang mempunyai telinga tidak bisa lagi menahan dirinya untuk menolak ajakan 
tersebut. Seruan tersebut mensucikan kalbu manusia dari segala keraguan dan 
kecurigaan serta mengisi batin mereka dengan kepercayaan dan keimanan. 
Sesungguhnya, bagaimana mungkin keraguan mampu bertengger di kalbu mereka yang 
telah mendengar sendiri suara seruan merdu Ilahi melalui penghayatan ajaran 
Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s.? Langit dan bumi bisa saja berubah namun 
hati yang telah menikmati kegairahan demikian tidak akan pernah berubah.
        Saudara-saudaraku, aku bukan berbicara tentang suatu hal yang didengar 
dari orang lain. Melalui penghayatan ajaran Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan 
a.s., aku sendiri telah mendengar suara Tuhan yang merdu dan dibahagiakan oleh 
kata-kata-Nya yang mengandung kasih, samanya seperti yang didengar oleh para 
murid Yesusas bahkan malah lebih lagi. Aku telah menyaksikan tanda-tanda Ilahi 
yang perkasa. Dia telah memanifestasikan ke-akbaran-Nya demi untuk diriku dan 
menolong aku dalam hal-hal yang tidak mungkin dibantu manusia serta 
menyelamatkan aku dari musuh ketika manusia biasa tidak mampu menyelamatkan 
diriku. Dia telah memberitahukan kepadaku banyak kejadian sebelum terjadinya 
yang tak mungkin diperkirakan manusia di muka. Mataku ini telah menyaksikan 
kebenaran dari Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. dan hatiku menyadarinya dan 
aku tidak meragukan bahwa siapa pun yang beriman kepada beliau serta membuka 
hati pada kasihnya, akan juga mengalami apa yang telah aku alami dan bahkan
  lebih, tergantung pada kadar kasihnya. Anda sekalian yang selalu mendengarkan 
pesan dari anak-anak, orang tua, suami, isteri atau sahabat kalian, apakah 
kalian akan mengabaikan pesan Ilahi? Kalian mengaku sebagai orang yang beriman 
kepada Tuhan, apakah kalian akan berpaling dari Firman-Nya? Apakah kalian mau 
melupakan apa yang terjadi di masa nabi-nabi terdahulu dan tidak mengambil 
pelajaran daripadanya? Janganlah khayalan kalian menipu kalian dengan 
mengatakan ‘Coba lihat orang ini yang mengaku sebagai Rasul Ilahi. Lihat saja 
dirinya yang hanya penghuni daerah Timur yang tidak berbudaya yang tidak 
memiliki kekuatan apa pun dan bahkan adalah rakyat dari suatu pemerintahan 
asing. Bagaimana mungkin ia diangkat ke derajat yang demikian tinggi? Dan 
mengapa Tuhan harus memilih ia?’
        Ingatlah bahwa cara-cara Tuhan selalu ajaib dan aneh. Adalah Dia juga 
yang telah memilih batu yang telah dibuang oleh sang pembangun dan 
menjadikannya batu sudut serta menganugrahkan kepadanya kekuatan sedemikian 
rupa sehingga apa pun yang membenturnya akan pecah berkeping dan apa pun yang 
jatuh di bawahnya akan dilumat habis seperti tepung. Apakah ada seorang nabi 
kepada siapa manusia tidak mengatakan hal-hal yang sama? Bukankah orang-orang 
yang dipandang rendah itu nyatanya mereka yang menang? Karena itu simaklah apa 
yang disampaikan beliau dan penuhi pesan yang dibawanya. Pertimbangkan betapa 
banyak pertolongan Ilahi yang telah diberikan kepada beliau dan majulah untuk 
beriman kepadanya karena dalam hal inilah terletak keberkatan.
        Janganlah membiarkan adat dan kebiasaan kalian menghambat jalan karena 
kebiasaan bisa dibuang dan adat bisa berubah. Kalian bisa meninggalkan semuanya 
demi Tuhan kalian. Orang-orang biasa mengatakan kalau peraturan Islam terlalu 
kaku dan sulit diikuti. Apakah mereka mengira bahwa kesatuan dengan Tuhan bisa 
dicapai hanya dengan melisankan rapalan di mulut? Yang seharusnya mereka 
pertimbangkan ialah apakah ajaran Islam bertentangan dengan akal sehat? Apkah 
ajaran itu mengajak kepada kekacauan? Bukankah ajaran itu mengajak kepada 
kesucian hidup? Jika jawaban atas semua pertanyaan itu memuaskan, apakah mereka 
lalu akan menutup gerbang rahmat Tuhan atas diri mereka sendiri dan apakah 
mereka akan menolak keberkatan kesatuan dengan Wujud-Nya hanya karena mengira 
beberapa peraturan Islam dianggap bertentangan dengan adat dan kebiasaan 
mereka? Apakah mungkin memperoleh keberkatan tanpa suatu pengorbanan? Kalian 
tidak mungkin menyenangkan Tuhan dan juga memenuhi nafsu kalian pada saat
  yang bersamaan. Semua agama sependapat bahwa kita akan bertemu Tuhan setelah 
kita mati dan ini memang benar adanya dalam pengertian bahwa seseorang bisa 
menemui Tuhan setelah mematikan semua nafsunya demi Tuhan semata.
        Janganlah kalian takut ditertawakan orang atau dianggap sebagai orang 
gila karena sudah terbiasa pada awalnya orang-orang yang menerima kebenaran 
selalu dikira orang gila. Bukankah pada awalnya para pengikut Musaas atau pun 
Yesusas juga dianggap orang-orang gila? Bukankah ‘orang-orang gila; itu yang 
kemudian menjadi guru bagi umat manusia? Aku bersaksi demi Allah yang di 
Tangan-Nya terletak hidupku, berkenaan dengan Siapa semua kitab suci menyatakan 
bahwa yang mendustakan-Nya akan musnah, sesungguhnya Dia telah memperlihatkan 
kashaf kepadaku bahwa aku sedang berdiri di pantai Inggris dan bahwa penaklukan 
ruhaniah akan berlangsung melalui tanganku. Karena itu, jika tidak hari ini 
maka esok, Inggris akan mengikuti panggilan Al-Masih yang Dijanjikan dan masuk 
ke dalam Islam. Namun lebih beberkatlah mereka yang pertama-tama mengambil 
langkah ke arah sana. Bagi ia yang pertama maju kepada Kebenaran tersedia 
ganjaran ganda karena tidak saja dirinya telah beriman tetapi ia juga t
 elah mendorong yang lainnya ikut beriman, sehingga orang-orang yang datang 
setelah dirinya tidak akan pernah sama derajatnya dengan dirinya.
        Kebenaran pada awalnya menyebar secara perlahan namun akan mengalahkan 
semua pada akhirnya. Tuhan telah memberikan jaminan kepada Hazrat Al-Masih yang 
Dijanjikan a.s. bahwa sebagaimana umat Kristen menjadi unggul dalam jangka 
waktu tiga ratus tahun setelah Yesusas, begitu juga gerakan Jemaat ini akan 
menang dalam kurun waktu tiga ratus tahun setelah wafat beliau. Hanya saja 
bentuk kemenangan Jemaat Ahmadiyah akan jauh lebih akbar daripada kemenangan 
agama Kristen karena jika pada agama ini kemenangannya adalah karena telah 
berhasil menguasai Roma, sedangkan ajaran Ahmadiyah akan merebut hati umat 
manusia seluruh dunia. Masalah ini memang terkait dengan masa depan tetapi 
nyatanya dunia sudah menyaksikan pemenuhan ribuan nubuatan Al-Masih yang 
Dijanjikan a.s. sehingga masa lalu itu menjadi saksi bagi masa depan.
        Bukankah suatu hal yang ajaib bahwa 34 tahun yang lalu ketika Hazrat 
Masih Maud a.s. masih seorang diri di dunia, beliau telah mempublikasikan 
sebuah nubuatan dalam salah satu buku beliau bahwa ajarannya akan segera 
diterbitkan di Inggris dan banyak manusia yang akan mengikutinya? Hari ini 
kalian bisa melihat sejumlah pengikutnya menyatakan kebenaran beliau di seluruh 
Inggris dan beberapa orang dari negeri ini telah masuk dalam Jemaatnya. Kalian 
tidak perlu takjub atas kinerja Ilahi karena semua hal adalah mudah bagi-Nya.
Wahai kalian pencari kebenaran dan memang berhasrat menemukan Tuhan, aku 
menjamin berdasar pengalaman diriku sendiri bahwa tidak ada sarana yang lebih 
baik dalam mencapai kesatuan dengan Tuhan kecuali melalui cara mengikuti ajaran 
Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s.. Sekarang ini semua pintu dalam keadaan 
tertutup kecuali pintu beliau dan semua suar telah padam kecuali lampu suar 
beliau. Karena itu masuklah melalui pintu yang telah dibukakan Tuhan dan 
carilah pencerahan dari suar Ilahi yang telah dinyalakan. Pandanglah 
ke-Agungan-Nya dengan mata kalian sendiri dan hayati kedekatan-Nya dalam hati 
kalian. Namun ingatlah bahwa tidak ada gunanya berdiri di atas dua perahu. 
Keimanan tidak akan menang tanpa pengurbanan. Seseorang yang tidak siap 
mengurbankan kenikmatan, kesenangan, waktu dan kebiasaannya tidak akan pernah 
bisa mencapai keberhasilan, sedangkan ia yang siap mengurbankan itu semua malah 
tidak akan pernah mati. Hazrat Al-Masih yang Dijanjikan a.s. bersabda: 
‘Kalian 
 tidak akan bisa memenangkan ridha Ilahi kecuali kalian tinggalkan kenikmatan, 
kesenangan, martabat, kekayaan bahkan nyawa kalian serta siap menghadapi 
berbagai kesulitan di jalan-Nya yang sepertinya membawa kematian. Namun jika 
kalian berhasil menghadapi dan mengalahkan segala kesulitan itu maka kalian 
akan dirangkul ke haribaan Ilahi seperti halnya anak-anak kecil dan Dia akan 
menjadikan kalian pewaris dari segala berkat yang diberikan kepada para muttaqi 
yang telah mendahului kalian.’
        Lihatlah bagaimana Tuhan sejalan dengan nubuatan Yesaya telah 
membangkitkan seorang yang lurus di Timur dan Dia telah menyampaikan 
kehendak-Nya melalui beliau itu. Semoga kalian mau menerima beliau dengan 
segala ketulusan hati dan menjadi pembawa panji-panji beliau yang pertama di 
Barat. Jika demikian adanya maka percayalah bahwa berdasarkan pengetahuan yang 
telah diwahyukan Tuhan kepadaku yaitu bangsa-bangsa akan mendapat berkat 
melalui diri kalian dan dimana generasi masa depan akan memberkati kalian dan 
kalian memperoleh keabadian di dalam Tuhan!


  
www.ahmadiyya.or.id - situs resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia 
Love for all, hatred for none 
Dapatkan informasi dan berita terkini Ahmadiyah






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke