mas dede,
  Terima kasih atas kata 'mungkin'nya. Saya ingin sekali mempercayai bahwa 
Amrozi, Ba'asyir, Azhari adalah benar-benar terlibat dalam kasus itu. Untuk 
Amrozi tingkat kepercayaan saya 80 persen (dengan keraguan mengganjal). Bukan 
untuk membela dia bukan.. sama sekali tidak.
   
  Untuk yang lain  ragu-ragu. Ketika saya membaca yang tidak hanya bukan media 
Anda, saya menemukan hal baru. Kritis. Iyah.. rasa kritis yang inginn saya 
bangun untuk tidak menelan mentah-mentah semuanya. 
   
  Bahkan untuk Sabili sekali pun. Kasus Purwakarta, aksi-aksi yang pernah saya 
ikuti, event-event yang saya ikuti dan mencocokkannya dengan pemberitaan media 
masa. Ah... bila saja Anda memahaminya.., saya konsumen mas.  Khusus untuk 
berita yang bersifat sensitif, kita perlu extra.
   
  Ketika saya berusaha meyakinkan diri saya sendiri bahwa mereka bersalah, yang 
terjadi malah sebaliknya. Begitu remang-remang fakta yang disodorkan, 
kebanyakan kutipan orang. Bukan investigasi yang diinginkan. Bahkan tulisan 
mengenai Ba'asyir dari Pantau pun merubah pandangan saya. Kalau pun mereka 
bersalah iya silahkan hukum saja, saya hanya melihat bukti-bukti itu belum 
jelas keterlibatannya.
   
  Kalau Anda bertanya bukti seperti apa yang saya pinta, adakah saksi yang 
melihatnya kongkrit, saksinya? Sedang Tibo?
   
  kasus Umar bin Faruq sendiri? Ada beberapa keganjilan.
   
  Mungkin juga karena saya  ingin berlatih untuk tidak mudah menjustifikasi dan 
mengkambing hitamkan orang lain, atau menuduh orang lain serampangan meski saya 
mungkin tidak menyukai orang itu tanpa bukti jelas.
   
  Mas Dede, katakanlah pada saya saat Anda menulis sesuatu di media Anda, 
apakah tidak mungkin Anda menulis dengan tendensi berdasarkan prinsip, 
pengetahuan, kecerdasan hidup Anda baik sadar atau tidak? Memilah dan memilah 
angle yang sesuai..., memilih diksi yang 'disesuaikan'?
   
  Pemberitaan tentang Ahmadiyah saja, di Koran Tempo beda dengan Republika, 
beda pula dengan Kompas.
   
  Kenapa ada proses seleksi wartawan di Tempo dan dimedia manapun... seleksi 
itu adalah menyeleksi orang-orang yang capable dan bisa sealur atau tak 
bertentangan dengan masing-masing ideologi atau visi misi media masa. Ini  
wajar bukan..^_^
   
  Terima kasih atas doanya. Amin
   
  salam,
  aris
  

Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
mbak aris,

mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran.
anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini.

bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari
bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak
terkait kegiatan teror.

biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan
mengubah keyakinan anda.

saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda
yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman
tak berperikemanusiaan itu.





At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote:


>Mas Bobby,
>Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk 
>memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang 
>terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia 
>memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas.
>
>Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi 
>mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa.
>
>Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang 
>benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak 
>ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur 
>sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya 
>melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya 
>tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat 
>memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata 
>jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca 
>sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. 
>Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong?
>
>
>Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan 
>mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang 
>berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili 
>sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili 
>untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain.
>
>Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew 
>Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya 
>mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi 
>Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media 
>sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding 
>Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan dan 
>mencerdaskan' bagi umat.
>
>Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al 
>Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas 
>bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan 
>kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. 
>^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut 
>lain dari sebuah diskusi bukan umpatan
>
>Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu 
>esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat 
>balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang 
>tak bisa dipungkiri.
>
>JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, 
>saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, 
>apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih 
>kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang 
>Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, 
>jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau 
>membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran 
>ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum.
>
>Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau 
>orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang 
>terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi 
>telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya.
>
>.
>
>Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias 
>dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita 
>dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah 
>dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan 
>media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau 
>bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah?
>
>Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri 
>mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah 
>persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris.
>
>Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam 
>duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang 
>negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, 
>defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf.
>Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul 
>syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir.
>
>
>Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang 
>disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? 
>Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi 
>peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka 
>dan pengetahuan serta kecerdasannya ( baca : wartawan) di lapang. 
>Hasilnya akan dipercantik dan diperhalus redaktur. Diarahkan 
>susunannya oleh pimpinan tertinggi (sidang redaksi) yang disesuaikan 
>visi-misi media masa itu. Berita itu juga dipengaruhi ideologi 
>pemilik modal media masa dimana ia berada. Anda menelan 
>mentah-mentah semua informasi di media masa karena satu alasan, 
>kepercayaan pada media itu.
>
>Pertanyaan buat mas Bobby.. apakah Anda benar-benar mengenal Agama 
>Islam, bahkan umat Islam pun banyak yang tak mengenal agama dan 
>sejarah agamanya sendiri? (mungkin saya termasuk juga didalamnya) 
>Bagaimana dengan Anda?
>
>
>Salam,
>Aris





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links












The great job makes a great man
  pustaka tani 
  nuraulia

                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke