Tergantung lahhh...

Kalau sang tamu sopan, kan OK OK saja, seperti orang Jawa di 
Lampung, Sumatra selatan atau Bolaang-Mongondow, orang Gorontalo di 
Minahasa, tapi bagaimana dengan tamu di Sampit?

Bagaimana perilaku pedatang atau pasukan dari luar di Irian? selalu 
OK?

Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung, ya kan?






--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Mas Bagong" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Penyakit lama Indonesia...
> DG
> 
> 
> On 10/10/06, ndah maldiniwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Prihatin sekali saya membaca oleh2 dari Bali.
> > Kenapa selalu pendatang yang selalu disalahkan ketika rejeki 
tidak
> > mengalir dengan lancar lagi untuk penduduk asli??
> > Kenapa tidak berkompetisi dengan sehat, toh dengan berbekal
> > keasliannya siapa tau justru lebih laris krn pembelinya juga 
orang
> > Bali sendiri??
> >
> > Saya teringat kerusuhan Wamena tahun 2000 dimana keluarga kakak 
dan
> > om saya turut menjadi korban, alhamdulilah tidak ada yang cedera
> > parah, namun banyak pendatang dari Jawa yang dibantai dengan 
sangat
> > sadis.
> >
> > dan yang lebih memprihatinkan adalah ketika elite lokal mulai
> > meluncurkan jurus2 busuknya untuk keuntungan sesaat.  Bagaimana
> > menghentikan pola-pola "anti pendatang" ini?? kayaknya PR 
pemerintah
> > makin banyak neh:) (ah..tp kan pemerintah tidak pernah mersa 
punya
> > PR)
> >
> >
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ikranagara" <ikra@> wrote:
> > >
> > > Aku sudah kembali dari Jakarta. Sebelumnya sempat ngeluyur ke
> > Jatim
> > > (aduh... ada lumpur panasnya Lapindo!!!) dan Bali (ada apa di
> > > Bali?). Catatan ini aku tulis di Washington DC.
> > >
> > > Sebenarnya aku ke Bali itu ada acara kesenian di Candi Dasa 
dan di
> > > Ubud. Panjang deh ceritanya, tapi singkatnya adalah aku sempat 
isi
> > > acara diskusi dan baca puisi. Bali bikin betah deh! Tapi 
Jakarta
> > > tidak menyenangkan lagi, terutama akibat semrawutnya lalulintas
> > dan
> > > kebisingannya dan panasnya dan nyamuknya dan ...
> > >
> > > Bali memang masih sepi dari turis sejak bom yang kedua kalinya
> > > diledakkanitu. Turis masih takut. Agen perjalanan tidak berani
> > > merekomendasikan langganannya untuk ke Bali. Padahal Bali sih
> > > menurut aku aman dan membuat aku jadi betah.
> > >
> > > Di Bali sekarang ada gerakan membangkitkan semangat bekerja dan
> > > bersaing untuk kalangan orang Bali terutama yang beragama 
Hindu.
> > > Gara-gara hebatnya yang namanya bisnis turisme, maka rame-
ramelah
> > > orang Bali (yang Hindu dan non-Hindu) menggerayangi bisnis yang
> > > menghasilkan dolar ini! Ya, yang masuk kantung mereka itu sih
> > tidak
> > > banyak dalam arti prosentasenya, tidak sampai 10 persen sih,
> > memang,
> > > tapi kalau diterjemahkan ke dalam rupoiah ya tergolong 
tinggilah!
> > > Yang lebih banyak mengalirnya ke kantung infvestor dari Jawa 
dan
> > > luar negeri tentu saja! Yang bekerja keras untuk meladeni para
> > turis
> > > memang orang Bali.
> > >
> > > Nah, yang "bukan orang Bali" bagaimana? Mereka ini pendatang,
> > > umumnya dari Jawa Timur yang penduduknya padat dan banyak yang
> > > miskin itulah! Mereka ini siap bekerja keras untuk pekerjaan 
macem
> > > apa saja.
> > >
> > > Gara-gara konsentrasi Orang Bali pada pariwisata, maka banyak
> > > lowongan kerja yang terbuka untuk pendatang yang mau melakukan
> > > kerja "kotor" dan "rendah" seperti manen padi di sawah, 
mencangkul
> > > lumpur, dll. Juga kerjaan di dapur restoran, angkut sampah, 
dll.
> > > Jualan bakso keliling di bawah terik panas. Juga buka rombong
> > jualan
> > > kecil-kecilan ini dan itu. Langganan mereka adalah Orang Bali 
itu
> > > tadilah!
> > >
> > > Jadi, yang langsung dapat kerjaan meladeni turis itu umumnya ya
> > > Orang Bali, sebab mereka faham seluk beluk alam dan adat Orang
> > Bali.
> > > Yang pendatang mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Orang
> > Bali.
> > >
> > > Maka ketika bom meledak untuk pertamakalinya, keadaan guncang!
> > > Bisnis pariwisata terpukul hebat!
> > >
> > > Itu terjadi di daerah-daerah yang punya bisnis pariwisata 
seperti
> > > sekitar Denpasar, Gianyar, Kelungkung, Karangasem dan 
belakangan
> > > menyusul Singaraja. Tapi daerah seperti Jemberana (ibukotanya
> > > Negara) tempat kelahiran saya, keadaan itu tidak berlaku.
> > Ekonominya
> > > aman. Tidak bergantung kepada turisme. Demikian juga di daerah-
> > > daerah yang punya bisnis turis tadi, masih ada sektor-sektor
> > ekonomi
> > > yang tidak terganggu oleh adanya bom pertama itu tadi.
> > >
> > > Namun demikian, bom pertama itu tidaklah menyebabkan keadaan
> > > perekonomian turisme sama sekali ambruk. Malah kemudian tampak
> > > adanya kepulihan kembali. Harapan pun ada.
> > >
> > > Tapi ketika ada bom kedua meledak kembali di Bali, maka ekonomi
> > > turisme itu benar-benar ambruk sama sekali, sampai sekarang!
> > > Kemiskinan mulai tampak di Bali, meskipoun tidak sampai muncul
> > > pengemis di jalan-jalan seperti di Jawa. Bali tidak pernah 
kenal
> > > pengemis, kecuali satu kali yaitu gara-gara meletusnya Gunung
> > Agung
> > > dahulu kala itu saja.
> > >
> > > Dalam keadaan ambruk itulah muncul gerakan yang agak 
berbau "Bali
> > > Sentris" yang tujuannya sebenarnya mulya, yaitu membuat agar 
Orang
> > > Bali tidak malu mengerjakan pekerjaan "kotor" dan "kasar". Ini
> > > berarti mereka ini akan menggusur posisi para pandatang yang
> > > menguasai sektor ini. Mulailah tampak slogan-slogan, bahkan
> > tindakan-
> > > tindakan kasar yang tidak mengenakkan para pendatang. Ekses ini
> > > sedang marak bagaikan bara di bawah sekam di seluruh pelosok 
Bali.
> > > Ada yang mencemaskan hal ini, dan mulailah mereka melakukan 
kritik
> > > terhadap ekses-ekses ini lewat media. Polemik yang 
mengtengahkan
> > isu
> > > ini akan masuk ke ranah politik lokal Bali, terutama untuk
> > > memperebutkan kursi Gubernur. Balon Cagub sudah tampak pasang 
kuda-
> > > kuda dengan mengeluarkan dana besar untuk menunjang gerakan
> > koperasi
> > > dan semacamnya yang bisa menggaet Wong Cilik korban ambruknya
> > > ekonomi turisme paska bom kedua itu.
> > >
> > > Apakah akan muncul isu agama nanti? Saya percaya hal ini tidak
> > akan
> > > ada, karena kami yang beragama islam di Bali tetap diaku
> > > sebagai "Nyame Slam" (=saudara yang beragama Islam). Jadi, 
isunya
> > > adalah "anti pendatang" dengan motivasi merebut kembali lahan
> > > ekonomi yang ditinggalkan demi turisme itu.
> > >
> > >
> > > Ikra.-
> > > ======
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > 
*********************************************************************
******
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia
> > yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
> > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
> >
> > 
*********************************************************************
******
> > 
_____________________________________________________________________
_____
> > Mohon Perhatian:
> >
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> > 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke