Assalamu'alaikum wr wb,
  Di Suara Pembaruan disebutkan bahwa "Cendekiawan Muslim" Dawam Rahardjo 
mengatakan bahwa pindah agama tidak murtad:
   
  ===
  JAKARTA - Kebebasan beragama berarti kebebasan untuk berpindah agama, 
berpindah pilihan dari satu agama tertentu ke agama lain. Berpindah agama tidak 
berarti murtad, melainkan menemukan kesadaran baru dalam beragama. Berpindah 
agama tidak kafir. Istilah kafir bukan berarti beragama lain, tetapi karena 
menentang perintah Tuhan.   Demikian dikatakan Cendekiawan Muslim, Prof Drs 
Dawam Rahardjo dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja 
di Indonesia yang berlangsung di Pekanbaru, Riau, Rabu (25/1). 
  http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/26/index.html
  ===
   
  Jelas ucapan Dawam sudah menyimpang dari ajaran Islam dan menyesatkan. Dari 
ucapannya itu tidak pantas kita menambah kata "Cendekiawan" dengan Muslim untuk 
Dawam Raharjo karena ucapannya sudah menyimpang dari Islam.
   
  Berikut tulisan saya di situs www.media-islam.or.id yang membantah itu:
   
  http://www.media-islam.or.id/content/view/17/28/
          Agama yang Diridhai Allah Hanya Islam               Written by Media 
Islam        Agama yang Diridhai Allah Hanya Islam
Saat ini beberapa kelompok munafik mau pun non Muslim berusaha menanamkan 
kepercayaan kepada ummat Islam bahwa semua agama sama benarnya/pluralisme. 
Setelah ummat Islam percaya hal itu, maka sebagian non Muslim mengajak ummat 
Islam untuk masuk ke agama mereka. Toh semua agama sama benarnya, jadi tidak 
masalah jika pindah agama. Padahal jika mereka benar meyakini itu, kenapa bukan 
mereka yang masuk Islam?
Itulah perbuatan orang yang ingin memadamkan agama Islam.
   
  “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut 
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan 
cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” [At Taubah:32]
  
Islam mengakui adanya pluralitas atau keragaman beragama dengan ayat “Tidak ada 
paksaan dalam beragama” [Al Baqarah:256]. Dengan adanya ayat tersebut, Islam 
mengakui adanya kebebasan beragama.
Meski demikian, dalam ayat yang sama, Islam menegaskan bahwa yang benar itu 
benar dan yang salah itu salah. Islam membedakan mana yang benar dari yang 
salah.

  “…sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena 
itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka 
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak 
akan putus. ..” [Al Baqarah:256]

  Allah menegaskan bahwa agama yang diridhai/diterima Allah hanya satu, yaitu 
Islam:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada 
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang 
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. 
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat 
cepat hisab-Nya.” [Ali Imran:19]

  Allah sekali-kali tidak akan menerima agama selain Islam:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan 
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang 
rugi.” [Ali Imron:85]

  Sesungguhnya ajaran Islam berasal dari wahyu Allah, oleh karena itu tak ada 
pertentangan di dalamnya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu 
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di 
dalamnya.” [An Nisaa:82]

  Bandingkan dengan ajaran agama lain yang di satu ayat memerintahkan ummatnya 
agar menyembah hanya satu Tuhan, tapi di ayat lain justru mempersekutukannya.
Islam juga agama yang sesuai dengan fitrah/sifat dasar manusia:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) 
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada 
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan 
manusia tidak mengetahui” [Ar Ruum:30]

  Sebagai contoh, pada dasarnya manusia menyembah hanya satu Tuhan. Bahkan 
agama-agama yang menyembah beberapa oknum Tuhan pun mengakui bahwa Tuhan mereka 
satu meski dengan embel-embel terdiri dari beberapa bagian/oknum. Islam 
mengajarkan Tauhid yang murni, yaitu KeTuhanan yang MAHA Esa:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk 
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara 
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di 
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu 
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan 
(rasul-rasul).” [An Nahl:36]

  Jika agama lain ada embel-embel Tri (tiga) misalnya Trimurti atau Trinitas (3 
oknum Tuhan) dalam Ketuhanan mereka, maka Islam benar-benar agama monotheist 
yang murni atau tauhid tanpa embel-embel sedikitpun.

  “Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".[Al Ikhlas 1:4]

  Dari ayat di atas Islam tidak mengakui adanya lebih dari 1 oknum Tuhan. Allah 
tidak beranak dan tidak diperanakkan. Jika agama lain menganggap Isa sebagai 
satu oknum Tuhan, Islam mengatakan bahwa hanya ada satu Tuhan dan Isa tak lain 
hanya manusia utusan Allah:
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah 
kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa 
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya 
yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka 
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: 
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. 
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, 
segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai 
Pemelihara.” [An Nisaa’:171]

  Sesungguhnya Nabi Isa tak pernah mengaku sebagai Tuhan:
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai `Isa putera Maryam, adakah kamu 
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain 
Allah?" `Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa 
yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah 
Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku 
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha 
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".” [Al Maa-idah:116]

  Isa tidak lain hanyalah hamba Allah yang dijadikan Nabi:
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya ni`mat 
(kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk 
Bani Israil. “ [Az Zukhruf:59]

  Sesungguhnya Islam adalah agama yang universal berlaku dari zaman ke zaman 
dan di segala tempat. Hanya ada satu Islam dan jangan berpecah-belah:
“Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya 
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami 
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah 
kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang 
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang 
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali 
(kepada-Nya).” [Asy Syuura:13]

  Agama Islam adalah agama yang benar di atas segala agama yang batil:
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut 
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan 
cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan 
agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang 
musyrik tidak menyukai.” [At Taubah:32-33]

  Hanya Islam agama yang bersih dari syirik (mempersekutukan Tuhan):
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan 
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak 
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan 
sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang 
apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki 
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.”  [Az Zumar:3]

  Islam adalah agama yang terakhir:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, 
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha 
Mengetahui segala sesuatu.” [Al Ahzab:40]

  Islam adalah agama yang telah sempurna dan diridhai oleh Allah SWT. Karena 
itu, tidak perlu ada Nabi palsu atau gadungan atau pun orang-orang munafik yang 
merubah-rubah ajaran Islam hanya untuk diselaraskan dengan hawa nafsu manusia 
atau keinginan negara Barat tertentu:

  “… Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) 
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. 
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan 
kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...” [Al 
Maa-idah:3]

  Itulah aqidah atau kepercayaan Islam yang berlandaskan firman Allah yang 
termaktub dalam Al Qur’an. Semoga kita bisa memahami dan meyakininya dengan 
sepenuh hati.
Wassalamu’alaikum wr wb

  Tulisan di atas bersumber dari ceramah Prof. Dr. Mukhtar N dengan beberapa 
modifikasi dan penambahan.

   
  Tulisan Dawam yang menyesatkan
  http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/26/index.html
  SUARA PEMBARUAN DAILY 
  
---------------------------------
    Dawam: Berpindah Agama Tidak Berarti Murtad   JAKARTA - Kebebasan beragama 
berarti kebebasan untuk berpindah agama, berpindah pilihan dari satu agama 
tertentu ke agama lain. Berpindah agama tidak berarti murtad, melainkan 
menemukan kesadaran baru dalam beragama. Berpindah agama tidak kafir. Istilah 
kafir bukan berarti beragama lain, tetapi karena menentang perintah Tuhan.   
Demikian dikatakan Cendekiawan Muslim, Prof Drs Dawam Rahardjo dalam Sidang 
Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia yang berlangsung 
di Pekanbaru, Riau, Rabu (25/1).   "Apalagi sampai dianggap murtad sebagai 
hukuman yang mengandung konsekuensi. Misalnya harus bercerai dari istri atau 
suami, sebagaimana pernah dialami Nasr Hamid Abu Zayd dan novelis perempuan 
Nawal El Sadawi di Mesir, yang mengakibatkan Abu Zayd harus berpindah ke 
Belanda yang sekuler dan menjamin kebebasan beragama," katanya.   Dikatakan, 
perpindahan agama harus dianggap biasa dan sering disambut kalangan agama
 yang baru dipeluk, sebagaimana nampak dalam penayangan orang-orang mu'alaf 
(orang yang baru memeluk agama Islam) atau pemberian zakat kepada mu'alaf yang 
seringkali sebelumnya memeluk agama lain. Kebebasan beragama berarti pula bebas 
menyebarkan agama, asal dilakukan tidak melalui kekerasan maupun paksaan secara 
langsung maupun tidak langsung.   Kegiatan mencari pengikut, dengan pembagian 
bahan makanan, beasiswa kepada anak-anak dari keluarga miskin atau pelayanan 
kesehatan gratis dengan syarat harus masuk ke dalam agama tertentu, adalah 
usaha yang tidak etis karena bersifat merendahkan martabat manusia, dengan 
"membeli" keyakinan seseorang.   Namun, lanjutnya, program bantuan semacam itu 
boleh dilakukan satu organisasi keagamaan, asal tidak disertai syarat masuk 
agama tertentu. Kegiatan semacam itu akhir-akhir ini banyak dilakukan di 
kalangan Muslim, terutama pada bulan puasa. Pemberian bantuan harus dengan 
motivasi kemanusiaan, misalnya membantu masyarakat Aceh yang
 terkena bencana tsunami, tidak dilarang, walaupun kegiatan itu mengundang 
simpati kepada pemeluk agama yang bersangkutan.   Dikatakan, jika tata cara 
penyebaran agama bisa diatur, tidak akan ada lagi tuduhan "Kristenisasi", 
"Islamisasi", atau "pemurtadan" terhadap pendirian rumah ibadah misalnya. Atas 
dasar tanpa kecurigaan dan semangat untuk hidup rukun antara pemeluk agama yang 
berbeda, maka pendirian rumah ibadah maupun penggunaan rumah sebagai tempat 
ibadah tidak dilarang, asal tidak melanggar peraturan tata kota, mengganggu 
lalu-lintas atau menimbulkan gangguan lain.   "Dengan demikian peraturan 
semacam SKB Dua Menteri, 1969, yang khusus mengatur pendirian rumah ibadah atau 
UU Kerukunan Antar Umat Beragama, yang bernuansa politisasi agama, tidak 
diperlukan," paparnya.   Ceramah, khotbah, tulisan, baik di buku atau majalah 
yang memicu konflik antar umat beragama atau menodai suatu agama, atau 
membongkar kelemahan atau "kepalsuan" suatu agama, atau mengobarkan semangat
 permusuhan, dilarang. Kegiatan semacam itu merupakan penyalahgunaan kebebasan 
beragama. Barangsiapa melanggar, bisa di bawa ke pengadilan. Di Perancis 
seorang pengkhotbah yang bernada menghasut, bisa ditangkap dan di bawa ke 
pengadilan.   Ditegaskan, dasar kebebasan beragama dan pluralisme, negara harus 
bersikap adil terhadap semua agama. Suatu peraturan pemerintah yang bersifat 
membendung penyebaran agama atau membatasi kegiatan beribadah, dianggap 
bertentangan dengan UU.   Konsekuensinya, pencantuman agama dalam kartu 
identitas, tidak diperlukan. Hal itu bisa membuka peluang bagi favoritisme dan 
diskriminasi yang menguntungkan agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk atau 
berpengaruh di pemerintahan dan pendidikan.   Setiap siswa atau mahasiswa 
diberi hak untuk menentukan agama yang dipilih untuk dipelajari. (E-5)     
---------------------------------


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id
 
---------------------------------
Sponsored Link

Degrees online in as fast as 1 Yr - MBA, Bachelor's, Master's, Associate - 
Click now to apply

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke