karena contohnya NANOTEKNOLOGI
saya sudah terbitkan buku tentangnya 20 tahun lalu
berdasar karya dan kajian kecimpung terdahulu,
tetapi apa lacur :
sampai detik ini para lembaga riset dan manusia2nya
di negeri acak-adut ini
belum ada prestasi juga disitu
kebanyakan ngerti aja tidak :
mereka banyak yang "KARBITAN" 
nunggu "gethuk" proyek

mana mau maju
ilmuwan di lembaga negara sesuai opini koran
ibarat POHON PISANG sekali berarti...lunglai busuk.
hihihi
(kompensasinya ya macam-macam dan aneh-aneh itu tadilah)
tidak percaya, cek sendiri di lembaga riset dan akademis
survei oleh pihak independen deh
dan menristek kita mesti tengok lapangan tanggungjawabmu ya
(sori, teman sesekolah sih!)
hehe kita lihat saja juntrungannya....



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> **** Banyak orang di Tanah Air, yang hakkul yakin, bahwa membangun 
> bangsa yang amburadul ini, adalah hanya melalui satu jalan: 
mengubah 
> negara ini menjadi negara agama (nanti, bluggg, rakhmat jatuh dari 
> langit!)
> 
> Taiwan, sebuah negara Timur yang sadar budaya, tak pernah mengekor 
> atau menjilat bangsa adidaya dalam membangun dirinya, namun 
memilih 
> kerja keras dan pengerahan daya inovasi dan kekuatan nalar. Azas 
> sekularisme telah memungkinkan bangsa ini melompat kemuka..
> 
> Selamat membaca.
> 
> Salam
> 
> Danardono
> 
> 
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY
> ---------------------------------
> Industrialisasi, Tulang Punggung Ekonomi Taiwan 
> 
> "Nano Technology Research Center", yang berada di kawasan Hsinchu 
> Science-based Industrial Park, menjadi pusat penelitian teknologi 
> nano yang menjadi kebanggaan masyarakat Taiwan. (Pembaruan/Elly 
> Burhaini Faizal)
> 
> Dari sebuah negara agrikultural, Taiwan berkembang menjadi negara 
> maju yang ditopang kekuatan ekonomi industrialnya. 
> 
> Wajah industrial Taiwan bisa terlihat dari banyaknya produk
> unggulan negara itu yang membanjiri pasar global. D-Link, salah 
satu 
> merek terkemuka untuk produk-produk internet networking seperti 
WLAN 
> (Wireless Local Area Network), broadband, VOIP, digital home, LAN 
> Switch, hingga IP Camera, misalnya, jadi salah satu produk Taiwan 
> yang dapat bersaing secara sehat dipasar global. Setelah dibangun 
> selama lebih dari dua dekade, industri semikonduktor Taiwan 
berhasil 
> pula menguasai pasar global. 
> 
> Hingga 2003, nilai produksi industri semikonduktor Taiwan mencapai 
> US$ 23,79 miliar atau berkisar 70,8 persen output total dunia. Dua 
> perusahaan semikonduktor, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing 
> Company Ltd (TSMC) dan United Microelectronics Corporation (UMC), 
> kini menjadi perusahaan semikonduktor terbesar nomor satu dan dua 
di 
> dunia. 
> 
> Kedahsyatan potensi industri Taiwan memang sangat menakjubkan. 
> Padahal, secara geografis, Taiwan menduduki area hanya seluas 
36.006 
> kilometer persegi, atau kira-kira sama luasnya dengan Belanda. 
Tiga 
> perempat lahannya pun hanya berupa pegunungan yang berselimutkan 
> hutan lebat dan terbentang dari utara Taipei dan Keelung di ujung 
> teratas pulau, hingga ke Pingtung di wilayah selatan. Hutan itu 
pun 
> jarang dieksploitasi, akibat akses yang terbatas serta dibayangi 
> kekhawatiran rusaknya lingkungan. Jadi, bisa dibayangkan betapa
> sempitnya lahan produktif di Taiwan. Tetapi, alam industrial 
Taiwan 
> bisa seketika dirasakan begitu kita menapakkan kaki di republik 
yang 
> didirikan pada tahun 1912 oleh Dr Sun Yat Sen tersebut. 
> 
> Pabrik dan kawasan industri tersebar di mana-mana. Kecanggihan 
> teknologi sudah jadi bagian pula kehidupan sehari-hari warga 
> Taiwan. "Masyarakat Taiwan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan 
ilmu 
> pengetahuan dan teknologi," ungkap Thomas M F Yeh, Wakil Ketua 
> Council for Economic Planning & Development (CEPD) Taiwan, saat 
> ditemui Pembaruan di Taipei baru-baru ini. Diungkapkan, akibat 
> keterbatasan dari sisi luas wilayah maupun ketersediaan sumber 
daya 
> alam dan manusia, suka atau tidak suka hal ini menyebabkan Taiwan 
> harus bergerak dari negara agrikultural ke arah negara industri 
yang 
> ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
> 
> Jika awalnya pekerjaan agrikultural pada 1970 meraup porsi sebesar 
> 36,7 persen dari total pekerjaan, maka pada 2005 jumlahnya menjadi 
> hanya sekitar 6 persen saja.
> Sedangkan pekerjaan di sektor industri yang semula hanya 28 
persen, 
> pernah mencapai puncaknya yakni 42,8 persen pada tahun 1987, 
sebelum 
> akhirnya merosot ke titik 35,8 persen pada 2005. Bangkitnya
> industri padat karya pada awal era 1960-an di Taiwan yang semula 
> adalah negara agrikultural, ditandai dengan berdirinya berbagai 
> kawasan industri dan pusat penelitian teknologi industri. Pada 
1961-
> 1980, untuk mendukung industri padat karya di Taiwan yang tengah 
> berkembang pesat, didirikan beberapa pusat penelitian industrial, 
> antara lain Industrial Technology Research Institute (1973), 
> Institute for Information Industry (1979), serta Development 
Center 
> for Biotechnology (1984). Beberapa zona ekspor secara berturut-
turut 
> juga dibangun di beberapa wilayah, seperti di Kaohsiung (1966), 
Nan-
> tzu (1971) dan Taichung (1971) dengan tujuan menggenjot laju 
ekspor. 
> Setelah sukses melampaui tahapan industri padat karya, 
> industri "high-tech" secara bertahap mengokohkan diri jadi
> industri unggulan Taiwan sejak kebangkitannya pada satu dekade 
> pertama, yakni 1981-1990. Pada kurun waktu tersebut, Hsinchu 
Science-
> based Industrial Park didirikan (1981). 
> 
> Sejumlah kebijakan liberalisasi ekonomi juga ditempuh oleh 
> pemerintah Taiwan, seperti dilakukannya pencabutan kontrol foreign-
> exchange, serta diizinkan beroperasinya bank-bank swasta,
> perusahaan asuransi dan perusahaan sekuritas. Ekspansi ekspor 
> industri "high-tech" Taiwan pun terus berkembang pada satu dekade 
> berikutnya. Seiring diluncurkannya Rencana Pembangunan Ekonomi 
> Berbasiskan Ilmu Pengetahuan (2000), sejumlah taman sains dibangun 
> oleh pemerintah Taiwan, seperti Southern Taiwan Science Park yang 
> mencakupi pula Tainan TFT-LCD Park (2001) dan Kaohsiung
> Biotechnology Park (2004). Untuk mendukung pengembangan biomedis, 
> Hsinchu  Biomedical Science Park dibangun pada 2003. Sedangkan 
untuk 
> memenuhi permintaan dari industri permesinan dan TFT-LCD, dibangun 
> Central Taiwan Science Park.
> 
> 
> Kiblat TI Industrialisasi yang terjadi secara pesat di Taiwan itu 
> sendiri terjadi bersamaan ketika perdagangan internasional tengah 
> booming. Dunia ketika itu tengah bergerak secara cepat ke arah 
> perdagangan bebas.Harga energi dan bahan-bahan baku lainnya yang 
> rendah, ikut membantu menjaga biaya produksi agar tetap rendah. 
> Tidak heran apabila harga produk-produk ekspor Taiwan terbilang 
> sangat kompetitif. Dengan kondisi semacam itu, terobosan bisa 
> dilakukan Taiwan untuk mendobrak pasar di dalam negerinya
> yang memang sangat terbatas, sekaligus secara substansial 
> mendongkrak ekspor Taiwan ke negara lain. 
> 
> Dari berbagai industri yang ada, industri teknologi informasi (TI) 
> adalah yang terbilang paling menonjol. Selama lebih dari 20
> tahun, TI Taiwan telah berperan penting di pasar TI seluruh dunia. 
> Taiwan, misalnya, telah menjadi pemasok terbesar di dunia selama 
> bertahun-tahun untuk beberapa produk TI, seperti komputer 
notebook, 
> motherboard, dan Liquid Crystal Display (LCD). Tren ini tampaknya 
> tidak akan berubah dalam waktu dekat ini.
> 
> 
> Mengacu Taiwan Yearbook 2005, pada 2003 saja manufaktur TI Taiwan 
> telah mengirimkan produk hardware senilai US$ 54,48 miliar ke 
> seluruh dunia.
> Pada 2004, jumlah tersebut meningkat menjadi US$ 67,24 miliar. 
> Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 23 persen dalam satu 
> tahun berjalan. Sembilan produk hardware TI utama, yakni notebook, 
> desktop PC, motherboard, server, kamera digital, optical disk 
drive, 
> Color Display Tube (CDT), monitor LCD, dan proyektor, menguasai 
> nyaris 90 persen total nilai pengiriman hardware TI Taiwan
> pada tahun 2003. Sedangkan pasar soft-ware Taiwan mencapai US$ 
4,36 
> miliar pada 2003, meningkat 5 persen dibandingkan tahun 2002. 
Angka 
> ini terus berkembang pada 2004 menjadi US$ 4,58 miliar, atau 
> meningkat 5,1 persen. 
> 
> 
> Kendati canggih secara teknologi, produk TI Taiwan secara umum 
> dirancang agar "gampang digunakan" (very-easy-to-use). Pasalnya, 
> produk TI tersebut dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di 
era 
> globalisasi agar dapat berkomunikasi secara lebih mudah di dunia 
> yang kian tanpa batas (borderless world). Prinsip itu salah 
satunya 
> tercermin pada misi perusahaan D-Link, merek unggulan dunia untuk 
> SMB dan home networking, untuk membangun jaringan bagi 
> masyarakat. "Kami menciptakan segala sesuatu yang terkait dengan 
> internet, baik untuk masyarakat yang berada di rumah, kantor, 
> jalanan, dan di mana saja," ungkap Lilian Tseng, Direktur Senior 
> Divisi Bisnis Internasional D-Link, saat ditemui di Kantor D-Link 
> Corporation, Taipei, beberapa waktu lalu. Secanggih dan seinovatif 
> apa pun teknologi yang dirancang D-Link, produk-produk TI
> buatannya dibikin sedemikian rupa agar terjangkau, berkualitas 
> bagus, trendi, dan sangat gampang digunakan. "Kebutuhan pelanggan 
> sangat kami junjung tinggi," kata Lilian. 
> 
> Distribusi Kesejahteraan Di tengah ketegangan politik
> China-Taiwan, kerja sama ekonomi, investasi dan perdagangan dua 
> negara itu tampaknya tidak terlampau terpengaruh. Taiwan punya 
> investasi sangat besar di China, yang sedikitnya berjumlah US$100 
> miliar dan tidak tertutup kemungkinan jumlah riilnya di lapangan 
> lebih besar daripada itu.
> 
> Produk-produk TI dari Taiwan pun pada praktiknya banyak yang 
dibuat 
> di pabrik-pabriknya yang berada di China, contohnya produk chip 
> buatan Sunplus. "Mayoritas produk chip kami diproduksi di China, 
dan 
> ada juga yang di India. Di sini, kami hanya mengembangkan 
> teknologinya," ungkap Wayne Shen, Asisten Khusus sekaligus 
> Jurubicara Kantor CEO Sunplus yang punya misi untuk jadi perusahaan
> Multimedia SoC Provider terkemuka di dunia. Sunplus kini menempati 
> posisi ke-4 deretan Fabless IC Company terkemuka di Taiwan setelah 
> Media Tek, Novatek, dan VIA, serta posisi ke-13 di seluruh dunia. 
Di 
> sini ada sedikit gambaran, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan 
> teknologi yang berhasil dikembangkan Taiwan disadari pula oleh 
> pemerintahnya untuk dapat semaksimal mungkin dimanfaatkan
> bagi kemajuan bersama, khususnya di negara-negara berkembang. Hal 
> itu diakui oleh Thomas Yeh, yang mengatakan, "Dalam 50 tahun 
> terakhir, upaya kerja sama secara terkombinasi antara pemerintah 
dan 
> masyarakat Taiwan telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang 
> pesat, terciptanya stabilitas serta terdistribusikannya 
> kesejahteraan secara merata dan terus-menerus ke luar wilayah 
> Taiwan," Thomas menandaskan. Menurutnya, pengalaman pembangunan 
> ekonomi secara pesat Taiwan yang dikenal dengan istilah
> "Taiwan Experience" tidak seharusnya dinikmati sendiri oleh 
> masyarakat Taiwan, tetapi dimanfaatkan pula sebagai panduan 
> bermanfaat untuk membantu negara-negara berkembang untuk mencapai 
> kesejahteraan yang serupa. Alasan ini pula yang mendorong Taiwan 
> untuk menggiatkan investasinya ke luar, termasuk Indonesia dan
> beberapa negara lain di Asia Tenggara yang memang menjadi tujuan 
> investasi terbesar Taiwan saat ini. 
> 
> Pembaruan/Elly Burhaini Faizal
> ---------------------------------
> Last modified: 23/11/06
>


Kirim email ke