--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@> wrote:
> >
> > > 
> > Boleh jadi kita jadi orang miskin harta, tapi jangan miskin hati.
> > Lapar didunia, menikmati surga nantinya...jauh lebih baik dari 
pada 
> > lapar didunia menikmati neraka pula' walaupun yang idealnya 
adalah 
> > cukup didunia dan menikmati surga kmdn. Didunia ini cuma 
sebentar, 
> > jadi laparnya sebentar. Tapi di Surga dan neraka itu 
abadi...tooh?
> > 
> > Ini bagi orang yang percaya Hari Akhir, yang bukan matre jadi 
> > tujuannya. 
> > 
> 
> Bagaimana mbak, kalo kita bahagia didunia dan akherat, slamet 
didunia 
> akherat, kecukupan didunia akherat? mau ikut mbak? Monggo...
> 
> kenapa kita harus melarat di akherat kalau kecukupan didunia, 
apalagi 
> kalo hidup jujur, berbuat baik, kaya amal, menolong orang yang 
miskin? 
> (kalo menolong orang miskin, gak perlu langsung mengawininya mbak 
ha ha 
> ha).. nolong ya nolong ajeee.
> 
> Setuju mbak?
> 
> salam bahagia dunia akherat
> 
> danardono
>

Mbah,
Kalo itu sih bukan PILIHAN, tapi emang MAUNYA manusia begitu.
Allah mencoba manusia dengan diberi PILIHAN bukan diberi semua apa 
yang manusia MAU.

Betul menolong orang miskin, tak perlu mengawininya karena Islam 
punya konsep Zakat Infaq Sedekah. Tapi kalau ada laki2 yang 
mengawini orang miskin karena mau menolong, he..he..lebih baik dari 
pada mengawini orang kaya mau mendombleng (cowo matre'). Jadi, semua 
bergantung niat bukan? Sedang niat hanya Allah dan diri sendiri yang 
tau.
 
Saya lagi mau curhat soal cowo matre'. Orang masih berfikir lumrah 
kalo cewe matre', tapi kalo udah cowo'...naudzubillaah...

Teman kuliah saya, cewe, cantik, anak seorang...(rahasia) pokoke 
tajir deh, tinggi, putih, menikah dengan kekasihnya seorang lulusan 
tehnik UI. Saya pikir saat itu, ini pasangan ideal, meski si co nya 
bukan anak tajir. Setelah menikah, mereka ke Jerman krn suaminya 
melanjutkan kuliah disana. Setelah berpuluh2 tahun gak ktemu...eh 
ktemu2 sama temenku itu dia udah cerai karena suaminya kedapetan 
selingkuh di apartemen milik temenku. Selingkuhnya dengan 
sekertarisnya sendiri. Suaminya itu memegang jabatan tertinggi di 
perusahaan tsb. Perusahaan itu sebetulnya milik istrinya. Setelah 
perceraian itu, temenku betul2 menendang ex suaminya keluar dari 
rumah, apartemen, dan perusahaannya...sehingga menjadi kembali kere'.

Nah kalo berdasarkan kisah tsb dan postingan Mbah soal 'Pentingnya 
Menghargai Istri' tsb, adalah hal memalukan bagi para suami yang 
mendombleng. Udah mendombleng gak tau diri pulak! Laki2 spt itu 
suruh nyebur kelaut aja, ya mbah!

Cerita2 yang mengakibatkan perceraian spt itu sangat buanyak didunia 
ini. Ini artinya cinta itu dapat berbagi. 

wass.,


Kirim email ke