aku mo minta tambah 'ilmu'nya boleh??.. hehe.. dari melihat fenomena yg lagi heboh ini, terbersit pertanyaan, apa itu 'jodoh'..?? sepengetahuan diri, jodoh itu, satu suami dan satu istri.. tapi ini mungkin salah..:) karena apa benar bisa??.. kemudian datang lagi jodoh yg lain untuk sang suami..:) jadi, bagaimana jodoh untuk sang istri yang pertama??.. apakah terhenti sampai disitu saja??.. ataukah ini yang dinamakan takdir??.. bukankah takdir adalah sesuatu hal/kejadian yang tidak dapat dihindari.. setelah upaya2 atau ikhtiar2 yang dilakukan??.. mungkinkah ini takdir bagi sang istri pertama karena dia tidak bisa menghindarinya??.. apakah sang suami dan istri barunya juga tidak dapat menghindarinya?? ikhtiar apa yang telah mereka lakukan sehingga 'terpaksa' mereka ini harus menyongsong takdir?? ..................... Maafkan daku mbak aku juga bingung masalah yang satu ini, Menurutku hidup kita masing-masing merupakan sebuah eksperimen jangka panjang yang unik Tidak ada yang sama persis, baik sebelumnya maupun sesudahnya Tapi ada suatu bandwidth yang menjadi batas kewajaran yang disebut norma Ternyata norma itupun bermacam-macam, norma agama, norma adat-istiadat dll. Yang sekarang lagi ngetrend adalah norma hak azasi manusia Yang penting adalah kita mengetahui sedang ada di mana dan mau ke mana Sehingga kita bisa mensukuri apa yang sudah menjadi takdir kita ........................ Poligami menurut Islam menurut pendapatku, harus mengutamakan keluarga dan masadepan anak-anak lebih daripada syahwat, jodoh dan cinta. Istilah jodoh atau soul mate harus diperluas merangkum juga isteri ke 2,ke 3 dan ke 4, bukan hanya suaminya tapi juga madunya harus dijadikan soulmates. Sehingga keluarga menjadi tempat yang nyaman untuk tumbuh dan berkembang Semuanya sekedar hypothesa saja mbak Karena masalah kesempatan dan masalah kompetensi Kebanyakan diantara kita harus puas dengan monogami Tapi paling tidak kalo sudah ngerti ilmunya, paling tidak kita bisa bertoleransi terhadap para penganutnya. Siapa tahu Allah memberikan kesempatan dan kompetensi Kita bisa berkontribusi membangun perdaban secara lebih rasional WaLahu a'lam, Samudjo
[Non-text portions of this message have been removed]