Menjelang peralihan tahun, perkataan yang paling ngetop ditulis maupun
diucapkan adalah kata "Happy = bahagia/gembira", hanya sayangnya jarang yang
mengerti makna yang sebenarnya. Terlebih lagi yang dapat merasakannya.
Cobalah tanya sama diri sendiri: "How happy are you?" saya yakin sebagian
besar jawabannya adalah "I’m not Happy!” 

Kadang-kadang saya merasakan, bahwa orang tua kita yang hidup dijaman
baheula; yang hidup tanpa mobil dan TV, ternyata mereka bisa hidup jauh
lebih bahagia daripada kita yang boleh dibilang telah memiliki
segala-galanya, dari komputer, DVD player, HP, Playtation dan
kemewahan-kemewahan lainnya termasuk liburan keluar negeri ataupun setiap
weekend keluar kota.

Mungkin karena otak kita sekarang ini telah diracuni oleh berbagai macam
film-film sinetron yang menceritakan tentang keluarga atau pasangan yang
ideal, harmonis dan kaya raya, belum lagi di indoktrinasi dengan
program-progam ala Oprah Winfrey Show.

Freud pernah menulis bahwa Allah menciptakan manusia dengan satu kekurangan
ialah rasa bahagia yang permanen, sebab rasa bahagia itu sebenarnya hanya
bisa dinikmati sejenak atau sesaat saja. Manusia baru bisa mendapatkan
perasaan bahagia yang abadi, apabila ia sudah berada di sorga, sebelumnya
itu kita harus berburu terus-menerus tiada akhirnya. Rasa bahagia itu tidak
akan pernah bisa bertahan lebih dari tiga hari.

Sebagai contoh kita merasa bahagia setelah bisa beli motor, tetapi beberapa
hari kemudian kita sudah ingin punya mobil dan pada saat kita mendambakan
hal yang baru lagi, berakhir pulalah rasa bahagia itu, karena setelah impian
atau cita-cita yang satu terkabulkan pasti akan disusul oleh keinginan atau
cita-cita yang berikutnya dan ini tiada akhirnya.

Dari enam perasaan emosi yang kita miliki, empat adalah emosi yang bersifat
negatif: benci, sedih, takut dan marah. Hanya satu saja yang bersifat
positif: gembira = happy, sedangkan emosi yang ke enam adalah emosi yang
bersifat netral: terkejut.

Dari semua perasaan tersebut diatas kita mengharapkan terjadinya perubahan,
hanya pada saat kita "happy" atau bergembira saja, kita ingin tetap bertahan
terus dan tidak mau beranjak lagi dari situ.

Happy: dalam bahasa Jerman = Gluecklich, perkataan gluecklich ini diserap
dari suku kata Glueck = hokie, dalam bahasa Latin = Fortuna dari kata inilah
perkataan "fortune" dalam bahasa Inggris diserap. Cuma ini sebenarnya
ngawur, sebab sudah terbuktikan belum tentu orang yang memiliki hokie itu
bahagia, begitu juga kebalikannya belum tentu orang yang bahagia itu
memiliki hokie, jadi hokie dan bahagia itu tidak identis.

Begitu juga berdasarkan jajak pendapat, dari 100 orang orang yang merasa
dirinya puas (satisfaction/ contentment) hanya lima persen saja yang
merasakan dirinya bahagia. Jadi orang yang merasa dirinya puas itu belum
tentu orang bahagia.

Banyak orang yang beranggapan, bahwa mereka bisa hidup bahagia, apabila
telah memiliki kekayaan ala Bill Gates, kekuasaan, kemashuran, kesehatan,
umur panjang, kesenangan bahkan memiliki penampilan cantik. Untuk dapat
meraih dan mewujudkan cita-citanya ini, mereka mereka bersedia untuk
melakukan apa saja mulai dari pergi ke dukun, sampai jadi maling. Bahkan
mereka yang mendambakan wajah cantik bukan saja ikhlas berkorban dengan
uang, tetapi mereka juga ikhlas untuk menderita mulai dari suntik botok s/d
operasi plastik, tetapi tanyalah apakah setelah itu mereka bisa hidup
bahagia ? Tidak ! Kagak percaya lihat saja Michael Jackson.

Banyak orang pergi berziarah atau kerumah ibadah, berdoa, bahkan sampai
melakukan puasa berhari-hari, hanya dengan satu tujuan saja supaya mereka
bisa hidup bahagia, dimana semua kebutuhan materialis dan jasmaniah mereka
dapat tepenuhi, sebab kalau kita jujur untuk bisa hidup bahagia, sebenarnya
kita tidak membutuhkan Allah. Kita membutuhkan Allah di dunia ini sebenarnya
hanya sebagai pelengkap penderita saja, atau sebagai leveransir kita, agar
semua keinginan dan harapan kita dapat terkabulkan sehingga kita bisa hidup
bahagia di dunia maupun di sorga, sebab kerajaan Allah adalah satu-satunya
Toserba atau Mall yang memiliki segala-galanya, semua yang kita butuhkan ada
disana.

Padahal apabila direnungkan benar-benar, tanpa Allah jangan harap Anda bisa
bahagia, sebab ini sama seperti juga "air" yang sangat dibutuhkan apabila
Anda ingin mengadakan perjalanan jauh melalui padang pasir yang luas. Tanpa
adanya air; Anda pasti akan mati, tetapi kebalikannya tanpa emas dan harta
Anda akan tetap bisa hidup terus.

Mungkin Anda tidak 100% sepaham dengan saya, tetapi cobalah renungkan oleh
Anda, kenapa para biarawan-biarawan Fransiskan yang berikrar hidup miskin,
tidak memilih harta, bahkan kebalikannya mereka memilih ingin hidup kere,
karena bagi mereka justeru menjadi miskin inilah yang "menyenangkan" dan
dapat membahagiakan mereka. Mereka ingin "bahagia" dalam "kemiskinan" yang
"tidak menyenangkan" itu !

Profesor Martin Seligman seorang pakar dalam masalah kebahagiaan dan juga
pengarang buku best seller yang berjudul "Authentic Happiness", memberikan
suatu saran yang sederhana; ialah dekatlah dengan Tuhan. "Yang kami temukan
secara empiris adalah orang-orang yang religius lebih optimistis dan tidak
terlalu tertekan dibanding mereka yang tidak religius," itulah katanya, oleh
sebab itulah menurut mang Ucup; kaul yang paling baik dan paling tokcer
untuk bisa hidup bahagia di tahun mendatang ini ialah lebih mendekatkan diri
kita kepada Allah !

Sedang bagi mereka yang belum mengetahui jawabannya "How happy are you?"
bisa mencarinya sendiri dengan melakukan test yang ada di situs:

http://quiz.ivillage.co.uk/uk_relationships/tests/happy.htm

Happy New Year 2007

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage : www.mangucup.net

-- 
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.432 / Virus Database: 268.15.24/592 - Release Date: 18-12-2006
13:45
 




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to