Membangun Masyarakat (5)
Pilar-Pilar Masyarakat Islami.

Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa masyarakat adalah
kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam
ikatan kerjasama, dan mematuhi peraturan yang disepakati bersama.
Masyarakat yang ideal adalah yang meski mereka memiliki sub jati diri
yang berbeda-beda tetapi mereka menyatu dalam satu identitas
masyarakat, mematuhi peraturan yang disepakati bersama dan
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Sepintas pemikiran ini
sejalan dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ruh
terbangunnya bangsa Indonesia. Tujuan bersama masayarakat adalah
membangun kesejahteraan sosial dimana setiap indifidu terlindungi hak-
haknya oleh sistem sosial. Sistem sosial akan kuat jika didukung
oleh sub sistem yang menjadi pilarnya.

Harus dibedakan antara nama masyarakat Islam dan masyarakat Islami.
Masyarakat Islam adalah kumpulan masyarakat yang beragama Islam dan
memberlakukan nilai-nilai Islam, sedangkan masyarakat Islami adalah
masyarakat yang didalamnya berlaku nilai-nilai Islam, meski mereka
menganut berbagai agama.

Jika suatu masyarakat terbangun sesuai dengan konsep tersebut diatas
maka tatanan masyarakat itu akan sangat indah, apa yang oleh Nabi
disebut sebagai taman (bustan). Dunia manusia (masyarakat) itu
berpeluang menjadi taman yang indah (bustan) jika didukung oleh pilar-
pilar yang kuat. Ad dunya bustanun tuzuyinat bikhamsati asy ya'.
Menurut Nabi ada enam pilar yang diperlukan bagi terbangunnya taman
manusia, yaitu (1) ilmunya ulama, (2) keadilan penguasa, (3)
kejujuran para pengusaha (4) kemurahan hati orang kaya, (5) doa orang
miskin dan (6) disiplin para pekerja (7) ibadahnya para hamba.

Pilar pertama ; ilmunya ulama
Yang dimaksud ulama dalam konteks ini adalah para ahli, ilmuwan tidak
terbatas pada ahli ilmu agama. Yang dimaksud ilmunya ulama sebagai
pilar masyarakat adalah konsep ilmiyah. Suatu tatanan masyarakat
harus berdiri diatas konsep ilmiyah. Undang-undang, peraturan,
Struktur organisasi dan program-program harus teruji secara ilmiah.
Sebuah konsep harus didasari oleh filosofi ya\ng benar dan struktur
pemikiran yang logis. Dengan konsep yang logis maka dinamika
masyarakat bisa direkayasa (sosial engeenering) dan diprediksi. Pada
tataran masyarakat manapun ulama (ilmuwan) menempati kedudukan yang
terhormat.

Pilar Kedua; Keadilan Penguasa (Umara)
Ketika sebuah konsep diaplikasikan maka ia harus dipatuhi secara
konsisten dan proporsional menyangkut tertib, sistem, kadar dan
peruntukan. Sebaik apapun suatu konsep jika ketika diterapkan tidak
dipatuhi maka hasilnya tidak akan optimal atau bahkan gagal. Yang
berwenang mengawasi agar suatu peraturan berlangsung sebagaimana
mestinya adalah Pemerintah atau Penguasa (Umara) dalam semua
tingkatanya. Jika Pemerintah menjalankan secara benar maka ia disebut
adil. Jika dalam menjalankan peraturan itu banyak penyimpangan,
distorsi dan korupsi maka ia disebut zalim. Keadilan Penguasa
merupakan pilar kedua yang menjamin terbangunnya masyarakat sebagai
taman inah.

Pilar Ketiga ; Kejujuran Para Pengusaha
Dalam tatanan masyarakat manapun ada kelompok pengusaha, yakni mereka
yang bekerja mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya yang dengan itu
masyarakat merasa nyaman dalam hidupnya karena segala kebutuhannya
mudah dijangkau. Untuk jasa mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya
pengusaha atau pedagang boleh mengambil keuntungan.

Jika dunia usaha tumbuh dengan sehat maka kehidupan masyarakat akan
dinamis dan semarak. Tetapi pengusaha juga punya peluang untuk
memeras masyarakat dan menghancurkan tatanannya, yaitu jika para
pengusaha tidak jujur atau tidak amanah. Pengusaha dapat memark up
harga, kongkalingkong dengan penguasa, manipulasi kualitas,
manipulasi pajak dan sebagainya yang bisa berdampak pada hilangnya
rasa kepercayaan (trust) masyarakat. Jika kepercayaan sudah hilang,
maka hidup di tengah masyarakat seperti itu sama sekali tidak
nyaman. Kejujuran pengusaha dikontrol oleh Pemerintah dan
masyarakat, jika aparat Pemerintah (umara) berhasil disuap oleh
pengusaha sehinga keuangan negara dibobol, kualitas produk dipalsu
maka yang dirugikan adalah masyarakat dan negara. Disinilah perlunya
aparat yang kuat mental sehingga mereka tetap bertindak adil

Pilar Ke Empat : Kemurahan Hati Orang Kaya
Pada tataran masyarakat manapun ada kelompok orang kaya dan kelompok
orang miskin. Secara sosiologis orang kaya biasanya dekat dengan
penguasa, dan bahkan ada masyarakat dimana penguasa dikendalikan oleh
pengusaha. Dalam dunia modern seringkali terjadi yang kaya bertambah
kaya dan yang miskin bertambah miskin. Akibatnya kecemburuan sosial
terjadi, orang miskin membenci orang kaya, orang kaya mempersempit
ruang gerak orang miskin. Dalam praktek sering terjadi pengusaha
diperalat oleh orang kaya justeru untk menindas orang msikin
sekaligus melindungi orang kaya.

Orang kaya akan menjadi pilar masyarakat apabila mereka memiliki
sifat murah hati. Mereka berfikir positip terhadap lapisan orang
miskin, sehingga dengan segala cara melakukan usaha bagaimana
meningkatkan kesejahteraan orang miskin. Harus diakui bahwa orang
kaya biasanya lebih kreatip dibanding orang miskin. Orang kaya yang
murah hati biasanya dicintai dan dibela oleh orang miskin, dan ini
memberi kontribusi yang sangat besar pada stabilitas sosial, karena
kecemburuan sosial justeru sangat rentan terhadap munculnya perilaku
anarkis orang miskin terhadap orang kaya.

Pilar Kelima : Doa orang miskin
Orang-orang miskin secara ekonomi adalah kaum lemah yang terkadang
menjadi beban Pemerintah. Secara sosiologis psikologis kelompok
miskin (proletar menurut term komunis) bisa berubah menjadi bara
panas yang bisa mengguncangkan tatanan sosial. Di negeri-negeri
Komunis lapisan orang miskin dijadikan ikon perjuangan politik
melawan orang kaya (borjuis). Di Jakarta ada kelompok kecil yang
menjadikan orang miskin perkotaan sebagai ikon perjuangan politik
melawan kemapanan, meski kecil tetapi sangat efektip untuk
mengguncang-guncang ibu kota. Kemiskinan adalah musuh, tetapi apa
persepsi musuh bisa berbeda-beda.

Untuk memadamkan bara api kemiskinan dapat dilakukan dengan
pemberlakuan pola hidup sederhana, yakni meski orang kaya tetapi pola
konsumsi tetap sederhana, sekedar meme nuhi kebutuhan obyektip. Pamer
kemewahan dari kelompok orang kaya akan mudah sekali menumbuhkan
kecumburuan sosial yang bisa dipropokasi untuk menjadi anarki. Tetapi
jika lapisan orang miskin tidak cemburu kepada orang kaya, apalagi
jika merasa terbuka peluang obyektipnya untuk berjuang, dan merasakan
kehangatan dari kemurahan hati orang kaya, maka orang-orang miskin
akan selalu mendoakan secara berjamaah, berdoa untuk pemimpinnya dan
berdoa untuk orang-orang baik.

Nah doa orang miskin mempunyai peran signifikan dalam membangun rasa
tenteram masyarakat. Orang miskin yang sabar pada umumnya didalam
jiwanya penuh dengan rasa kasih sayang yang oleh karena itu sangat
terdorong untuk berdoa, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain,
sementara orang msikin yang merasa teraniaya pada umumnya dipenuhi
rasa marah dan dendam yang mudah sekali dipropokasi untuk melakukan
tindak anarkis.

Pilar keenam; Disiplin Para Pekerja
Dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat ada yang disebut
`amilin, yakni orang-orang yang bekerja mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat. Maknanya setiap program, pekerjaan dan usaha
pasti ada elemen pekerja atau buruh, dan mereka adalah bagian dari
produksi yang berhak menerima upah. Tanpa pekerja pabrik tak akan
jalan, tanpa pegawai Pemerintah tak akan jalan, tanpa karyawan
institusi usaha tak kan jalan. Jadi pekerja adalah bagian dari
produksi yang juga sangat menentukan tingkat produktiftas sebuah
lembaga. Buruh adalah orang yang menggantungkan hidupnya dari upah
kerja, dimana modalnya bukan uang tetapi tenaga dan kepandaian. Oleh
karena itu agama menganjurkan agar upah kerja dibayarkan segera
sebelum "keringatnya" kering.

Maknanya karena buruh hidupnya sangat bergantung kepada gaji maka
pembayaran gaji tidak boleh ditunda, sesuai dengan sistemnya, harian,
mingguan, bulanan atau borongan. Di negara industeri kaum buruh
sangat besar peranannya hingga mereka bisa mengontrol pemerintahan
dengan mendirkan Partai Buruh . Gerakan buruh yang kompak juga bisa
mengguncangkan sendi-sendi pemerintahan. Oleh karena itu perlu ada
sistem perburuhan yang menjamin kesejahteraan kaum pekerja, dan
disiplin kaum pekerja akan menjadi pilar dari keindahan taman dunia.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com





Kirim email ke