_____  

 

 

Baca juga sampe' selesai, seru buanget dech...


KUMIS NASRUDIN
<http://djodiismanto.blogspot.com/2007/04/kumis-nasrudin.html>  



Tersebutlah seorang pria bernama Nasrudin. Ia bersahabat karib dengan
raja. Suatu hari dengan tergopoh-gopoh Nasrudin berlari ke istana
menjumpai sahabatnya. Sesampainya di sana, dengan napas tersengal-sengal
ia melapor, "Celaka Baginda ... celaka... celaka..."

"Ada apa Nasrudin, pagi-pagi kok sudah panik? Kenapa wajahmu pias
begitu, seolah dunia mau kiamat?"

"Yah, memang dunia mau kiamat, Baginda. Tuhan sedang murka kepada dunia,
Tuhan akan membinasakan kita semua!"

"Lho, kok berkesimpulan begitu?" tanya raja.

"Baginda, begitu bangun dari tidur, aku merasa dunia sangat bau. Di
mana-mana tercium bau busuk. Di kamar, bau. Kudekati istriku, bau juga.
Di kamar tamu, sama saja, semua bau. Aku keluar rumah, ternyata
sekelilingku juga bau. Pohon-pohon bau, rumput bau, pagar bau, tetangga
bau, semua membusuk. Celaka baginda, Tuhan mulai menghukum dunia, semua
akan kiamat!"

"Hmm ... tenang Nasrudin, tenang. Tarik nafasmu baik-baik. Minum dulu,"
raja menghibur seraya mengangsurkan segelas air.

Sesudah Nasrudin agak tenang, raja berkata lagi, "Sekarang, pergilah ke
kamar mandi dan bersihkan dirimu. Dan yang terpenting, bilas kumismu
yang lebat itu!"

Nasrudin pun menuju kamar mandi. Seluruh kepala dan wajahnya dia bilas
dengan sabun wangi. Dan aneh bin ajaib, tak ada lagi bau busuk. Dia
bingung, semuanya normal kembali. Bahkan, yang tercium sekarang cuma
semerbak wangi.

Nasrudin kembali menghadap raja, "Baginda, ini tak masuk akal, ke mana
bau busuk tadi?"

Raja tertawa terpingkal-pingkal. "Ha ha ha ... Nasrudin ... Nasrudin
...., sebenarnya tidak ada yang bau. Bau busuk yang kamu cium sejak
subuh tadi sebenarnya berasal dari kumismu. Coba ceritakan, semalam kamu
tidur di mana, tidur dengan siapa, sehingga kumismu bau begitu?"

Terperanjat, perlahan-lahan Nasrudin mulai ingat kejadian semalam.
Ketika hampir nyenyak, entah bagaimana asal mulanya, anak bungsunya yang
berumur sekitar 3 tahun memegang kotorannya sendiri, lalu
memoles-moleskannya ke kumis sang ayah. Itulah biang bau yang membuat
Nasrudin sangat panik.

Demikianlah Nasrudin kembali ke rumahnya dan yakin bahwa dunia tidak
sebusuk yang dia bayangkan.

* * *

Dear friends, kita sering melihat dunia ini kotor dan jorok, mencium
negeri ini busuk dan tengik, atau merasa bangsa ini kumuh dan kacau.
Mungkin itu benar, tapi mungkin juga tidak. Bisa jadi perasaan,
penglihatan, dan penciuman semacam itu cuma disebabkan 'kumis' kita
cemar.

Karena itu hendaklah kita rutin membersihkan kumis sendiri. Itu berarti
kita harus membebaskan diri, hati, dan pikiran kita dari
prasangka-prasangka negatif, konsep-konsep yang belum tentu benar,
teori-teori yang belum terbukti, atau kabar-kabar kabur sebelum kita
menilai dan menghakimi sesama, orang lain, dan dunia ini.

see other article on :http://djodiismanto.blogspot.com/
<http://djodiismanto.blogspot.com/> 


Regards,
>From nice city of Medan 

  

  _____  

.

 
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11318618/grpspId=1709195934/
msgId=25019/stime=1177556036/nc1=4438963/nc2=4430620/nc3=4507179> 
 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke