http://www.media-indonesia.com/

Jum'at, 08 Juni 2007 15:37 WIB
POLKAM  ยป  Hankam
Usulan Embargo Senjata tidak Khawatirkan Pemerintah


JAKARTA--MIOL: Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengisyaratkan
pemerintah tidak mengkhawatirkan adanya usulan LSM lokal agar AS mengembargo
 alat persenjataan ke Indonesia terkait insiden Pasuruan.

"Masalah embargo ini sudah saya dengar terutama setelah berkomunikasi dengan
sejumlah kedutaan bahwa ada upaya embargo dari Kongres AS, namun kita tunggu
perkembangannya," kata Djoko di Istana Negara, Jumat seusai rapat dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal pengembangan BUMN industri strategis.

Dalam rapat itu presiden didampingi sejumlah menteri yaitu, Menko
Perekonomian Boediono, Meneg BUMN Sofyan Jalil, Mensesneg Hatta Radjasa,
Menhan Juwono Sudarsono, Menlu Hassan Wirayuda juga menerima mantan Presiden
BJ Habibie.

Panglima menjelaskan, selama ini pengadaan alat utama sistem senjata
(alutsista) Indonesia sudah dialokasikan ke sejumlah negara.

Indonesia, kata Djoko, juga memiliki potensi untuk lebih mandiri di bidang
peralatan militer, mulai dari pesawat angkut ringan, kapal patroli hingga
senjata.

"Kita memiliki industri strategis yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar peralatan militer seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT
PAL," katanya merujuk isi pembahasan dalam pertemuan dengan Presiden
Yudhoyono, yaitu revitalisasi industri strategis tersebut.

Dia mengakui, pesawat tempur canggih memang masih belum dapat diproduksi.
Namun untuk keperluan dasar, dirinya meyakini masih dapat disediakan dari
BUMN BUMN tersebut.

"Insinyur kita juga bayak yang bekerja di perusahaan strategis di luar
negeri dan mereka berjanji akan kembali ke Indonesia jika pemerintah sudah
benar-benar kembali membangkitkan BUMN penyedia peralatan strategis itu,"
katanya.

Dengan demikian, menurut Djoko, usulan embargo oleh LSM itu juga harus
dijawab dengan komitmen bahwa Indonesia telah melakukan proses demookrasi.

"Kondisi saat ini sudah tidak seperti dulu, sehingga mereka (pihak pengusul
embargo-red) bisa memantau sendiri kondisi dan masalah yang ada di
Indonesia," kata Panglima. (Ant/OL-06)


Kirim email ke