Pada tanggal 09/06/07, RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
menulis:
>
>   Mungkin, lepas dari soal pantul memantul proyektil, harus dianalisa,
> apakah penggunaan senjata api dalam menangani masalah seperti ini
> (bukan menghadapi serangan militer atau menghadapi masalah
> kriminal), sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.
>
> Ini akan menjadi pembelajaran bagi penjagaan obyek obyek militer
> lainnya di tanah Air, seperti pangkalan udara, pangkalan angkatan
> laut, tangsi tentara, dll.
>
> Salah menyalahkan dalam stadium kini tak membawa hasil yang
> produktif.
>

Maaf pak, untuk kasus seperti ini walau bagaimanapun yang bersenjatakan
lengkap tetap salah, masalahnya yang mereka hadapi itu bukan militer atau
orang bersenjata...
Mereka telah menghilangkan nyawa orang lain, hak atas hidup dan mereka yang
seharusnya memberikan rasa aman kepada rakyatnya eh...malah sebaliknya. Saya
khawatir, militer akan gede kepala jika ada pembenaran untuk kasus ini.



   Salam
>
> danardono
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>, "Yap Hong
> Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=295977&kat_id=23
> >
> > umat, 08 Juni 2007 19:57:00
> > Komandan Marinir: Tembakan Pantulan dan Langsung Sama-sama
> Mematikan
> >
> >
> > Jakarta-RoL-- Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono
> > mengatakan, efek tembakan pantulan dan tembakan langsung yang
> diarahkan pada
> > sasaran, sama-sama mematikan.
> >
> > "Peluru yang ditembakkan ke tanah bahkan lempung sekalipun, akan
> tetap
> > memantul dan efeknya sama dengan tembakan langsung," katanya dalam
> demo
> > tembakan menggunakan senapan serbu (SS) 1 dengan peluru berkaliber
> 5,56 mm
> > di Markas Brigif-2 Marinir Cilandak di Jakarta, Jumat.
> >
> > Dalam demo itu, tembakan diarahkan ketiga media sasaran berbeda
> yakni tanah
> > (sasaran lunak), paving blok (sasaran setengah lunak), batu
> (sasaran keras)
> > dan tembakan langsung. Tembakan dilakukan dari jarak 25-30 meter
> dari
> > sasaran.
> >
> > Hasil tembakan ke tanah dan paving blok, peluru memantul dengan
> sudut
> > kemiringan 40 derajat dan menghasilkan delapan lubang peluru di
> papan
> > triplek berketebalan dua sentimeter yang berjarak dua meter dari
> sasaran
> > tembak.
> >
> > Sedangkan tembakan ke sasaran keras yakni batu, peluru memantul dan
> > menimbulkan 47 lubang tembakan yang berpencar.
> > Sedangkan hasil tembakan langsung hanya menghasilkan lubang kecil
> yang
> > cenderung berkumpul di satu titik atau tidak berpencar.
> >
> > "Peluru tidak bergerak lurus ketika ditembakkan, melainkan berputar
> > berpilin, hingga dia menyentuh benda dan memantul, bahkan jika
> tembakan itu
> > diarahkan ke air, tetap akan memantul," tutur Nono.
> >
> > Ia menekankan, dengan ujung peluru terbuat dari baja yang
> dibungkus tembaga
> > dan kuningan dan runcing, dengan sudut datang 40 bahkan 45 derajat
> sekalipun
> > peluru akan memantul ke atas.
> >
> > Tentang laporan Kontras yang menyatakan marinir kerap melakukan
> intimidasi
> > sejak setahun silam pada penduduk Desa Alastlogo, Pasuruan, Nono
> mengatakan
> > pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada hasil penyelidikan Polisi
> Militer
> > Angkatan Laut (Pomal).
> >
> > "Silakan saja dia (kontras) menyatakan itu, tetapi biarlah hukum
> yang
> > menentukan. Kita ikuti saja proses hukum yang ada," katanya.
> >
> > Pada kesempatan itu Nono juga menegaskan bahwa demo tembakan yang
> dilakukan
> > tersebut sekadar melengkapi proses penyelidikan yang tengah
> berjalan
> > sekaligus memberikan pemahaman bagi masyarakat dan pihak terkait
> tentang
> > tembakan pantulan.
> >
> > "Tidak ada maksud lain, apalagi membangun opini bahwa marinir
> tidak salah
> > tetapi hanya memberikan pembelajaran kepada masyarakat dan pihak
> terkait.
> > Bahkan tidak menutup kemungkinan demo tadi akan ditampilkan di DPR
> saat
> > meminta keterangan pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut
> (Kasal),"
> > ujarnya. antara
> >
> > mim
> > (c) 2006 Hak Cipta oleh Republika Online
> >
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to