*http://www.media-indonesia.com/**
Pemerintah Bertekad 2008 Swasembada Beras **Penulis: Mahfud** SUBANG--MIOL: *Pemerintah bertekad tahun depan Indonesia sudah swasembada beras dengan penggunaan benih yang baik, perbaikan irigasi, dan penyaluran kredit kepada petani. "Harus ada tekad tahun depan tidak ada impor. Saya 100 persen optimistis, kita cuma butuh tambahan 5 persen produksi saja untuk swasembada," tegas Wapres Jusuf kalla kepada wartawan usai memberikan sambutan saat open house Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (19/6). Dalam acara tersebut juga hadir Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Gubernur Bank Indonesia Burhanudin Abdullah, dan Dirut BNI Sigit Pramono. Menurut Wapres, dalam setahun Indonesia mengimpor beras hanya 1,5 juta ton. Produksi domestik sendiri mencapai 33 juta ton sehingga dengan peningkatan produksi 5 persen, Indonesia sudah swasembada karena tidak memerlukan impor beras lagi. "Ya swasembada harus, dan itu yakin tercapai kalau semua bibit terbagi, pendidikan, sosialisasi dan kredit ke petani dijalankan. Saluran pengairan juga diperbaiki, anggaran perbaikan sudah ditingkatkan," tambah Wapres Saat memberikan sambutan dalam open house Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Wapres menuturkan dua pekan lalu dia berkunjung ke China dan bertemu dengan menteri pertanian China dan ahli-ahli pertanian negeri itu. Kalla mengaku kagum dengan China yang sudah lama swasembada beras meski jumlah penduduk sangat banyak, mencapai 1,3 miliar jiwa. "Saya kagum, meski tanpa lihat fasilitas pertanian mereka, 1,3 miliar penduduk China tidak ada yang antre beras. Di China tidak pernah ada demo karena kurang beras," tuturnya. Wapres, yang sesaat sebelumnya meninjau berbagai fasilitas Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, menilai fasilitas penelitian dan pengembangan yang dimiliki Indonesia sudah sangat baik. Namun, kehebatan penelitian tersebut tidak bisa dibuktikan. Di lapangan yang ditunjukkan Indonesia selalu impor beras. Dengan berkelakar, Wapres menyatakan akan mengganti Menteri Pertanian Anton Apriantono yang lulusan IPB kalau gagal mewujudkan Indonesia swasembada beras, karena potensi untuk mencapai keberhasilan itu sangat besar. "Kalau sampai gagal nanti diganti dari Unhas," canda Wapres. Wapres menyatakan berbagai kendala tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mencapai swasembada beras. Alasan belum adanya bibit unggul untuk sementara waktu bisa diatasi dengan impor bibit yang berkualitas. Wapres juga menyambut baik menguatnya peranan swasta yang menghasilkan bibit berkualitas. Benih hibrida misalnya, sanggup menghasilkan padi sebanyak 8 ton per hektare dari sebelumnya yang hanya 5 ton per hektare. Setelah menguraikan panjang lebar, dengan gaya kampanye, Kalla mengajak masyarakat, peneliti padi, pejabat dan kalangan swasta untuk sama-sama berjuang mewujudkan swasembada beras. "Tahun depan kita harus memenuhi segala kebutuhan pangan, setuju?," teriak Wapres seraya mengacungkan tangan kanannya. Lebih lanjut Wapres mengaku sejak dia sekolah dulu sudah diajarkan bahwa ekstensifikasi dan intensifikasi adalah cara untuk meningkatkan produksi beras. Namun melihat situasi Indonesia dan pengalaman pembukaan lahan pertanian di Kalimantan, intensifikasi harusnya yang jadi prioritas pertama, katanya. "Di Jawa jangan harap dikembangkan lahan, malah berkurang, maka ekstensifikasi bukan pilihan Prioroitas pertama adalah intensifikasi," cetusnya. Wapres mengajak semua pihak mengingat keberhasilan Indonesia pada era 1960-an dan mempraktikkan kembali cara-cara yang pernah diterapkan. Dengan program Bimas dan Inmas, pemerintah saat itu bisa melipatduakan produksi beras dari semula hanya 2 ton. Sementara itu, Elda Adiningrat, Ketua Asosiasi Benih Indonesia, dalam kesempatan yang sama juga menyatakan optimisme Indonesia bisa secepatnya meraih swasembada beras. "Kalau semua pihak mendukung dan adanya ketersediaan sarana seperti perbaikan saluran irigasi, peranan bank bagi petani dan juga Bulog, swasembada bukan hal sulit diraih tahun depan," katanya. Elda juga memuji petani Indonesia sebenarnya lebih baik dari petani negara lain. Pasalnya dengan benih yang kurang produktif, produksi Indonesia sudah mencapai 33 juta ton. "Dengan menggunakan benih yang lebih produktif, produksi beras Indonesia akan meningkat pesat," tuturnya. (Fud/Ol-03) [Non-text portions of this message have been removed]