Saya kok belum baca tanggapan Ulil selanjutnya ya? Saya yang 
kelewatan dalam mengikuti thread ini di milis ini ato..emang gak ada 
yang postingin dimilis ini??

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Thesaints Now" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Setelah mengamati Polemik antara Amran - yang kelihatannya 
mengusung ide> Islam Neo-Konservatif -(HT, JI, Wahabi, IM/PKS cs.)  
dengan Ulil dari> JIL, ada satu Masalah Penting yang bisa dicermati 
terutama dari> tulisan-tulisan Amran.

Lina:
Saya juga mengamati polemik ini (kecuali jawaban terbarunya Ulil, 
kalo emang udah ada), tapi saya tidak mendapatkan kesan seperti yang 
sampeyan maksudkan. Saya tidak melihat Amran mengusung ide Islam Neo-
Konservatif (HT, JI, Wahabi, IM/PKS cs). Coba tunjukkan kepada saya 
tulisan Amran yang mana yang menyatakan demikian???

Saya hanya 'kenal' Amran sedikit. Dia bukan soerang politikus, cuma 
mantan seorang wartawan?? Jadi, saya kira dia gak punya ambisi apa-
apa selain ingin menyatakan bahwa Ulil mengusung liberal yang 
kebablasan. 

Saya tak kenal Amran maupun Ulil secara pribadi. Saya juga bukan 
dari kelompok Islam mana, karena saya sendiri gak tau Islam mana 
saya ini. Jadi, saya hanya memihak kepada suatu pemikiran yang saya 
anggap benar dan saya gak punya kepentingan apapun. Mungkin sedikit 
berbeda dengan sampeyan, seorang ahmadi yang tentunya harus 
mendukung liberisme yang bablas tsb untuk pembenaran keberadaan 
ahmadiyah.

***
> 
> Tulisan Amran yang cenderung melegitimasi Persekusi/Penganiayaan 
atas> Perbedaan Keyakinan oleh kelompok Mayoritas terhadap 
Minoritas, dikomentari> dan dikritik oleh Mas Ulil.

Lina: Tunjukkan pula tulisan Amran (postingan I dan II) yang mana 
yang menyatakan demikian. Kalau sampeyan tak bisa mengajukan disini, 
saya menganggap sampeyan telah memfitnah Amran disini.

***
> 
> Dalam tulisannya Ulil menambahkan beberapa informasi Membandingkan 
Dunia> Timur yang Majo Muslim dengan Dunia Barat yang Majo 
Kristen/Atheis.
> 
> Kemudian Amran membeberkan beberapa kekeliruan Ulil mengenai 
beberapa> informasi aktual dan kemudian Berkali-Kali membantah Ulil 
mengenai kebebasan> di Barat dengan mengemukakan beberapa Fakta 
sejarah adanya Diskriminasi dan> Penganiayaan terhadap Minoritas di 
Barat karena Masalah Perbedaan Keyakinan.
> 
> 
> Jawaban Ulil cukup melegakan, ia legowo untuk mengakui 
beberapa "salah> ketik" dan koreksi yang diberikan Amran pada 
beberapa Informasi seperti masa> jabatan Gubernur yang kebetulan 
tokoh Mormon. Meskipun demikian kekeliruan> soal fakta seperti itu 
sebenarnya sama sekali tidak menyentuh TOPIK MENDASAR
> yang dibicarakan mengenai Kebebasan Agama dan Berkeyakinan.

Lina:
Oooh itukah alasan Ulil..."salah ketik"???. Juga Ulil mengakui ada 
kesalahan dalam menentukan masa jabatan Gubernur??? Ceroboh sekali 
Ulil! Apa bukan kesalahan yang disengaja? Andai saja yang membaca 
tulisan Ulil adalah orang awam yang bodoh, apa hal tsb tdk punya 
pengaruh?? Gak sepantasnya orang sekaliber Ulil "salah ketik" ato 
gak tau masa jabatan seseorang Gubernur. Apakah iya masa jabatan 
yang salah tidak mempengaruhi suatu tulisan (sejarah)??? Saya merasa 
ini kok sangat fatal! Ini bisa menyentuh TOPIK MENDASAR ttg 
Kebebasan Agama dan Berkeyakinan karena faktanya (menurut Amran) di 
Barat juga gak bebas2 amat! Tetap ada batasan!

***
> 
> Kalau kita mengacu pada Nilai-Nilai Universal yang sudah 
dicantumkan dalam> Piagam PBB maka seharusnya Kebebasan Setiap orang 
untuk memeluk AGAMA, untuk> Menjalankannya sesuai dengan 
Keyakinannya harus dijamin dan dilindungi di> setiap negara. Satu-
satunya ALASAN yang membebaskan Negara dari kewajiban> tsb adalah 
Jika Ideologi atau Ajaran AGAMA yang dianut merupakan tindakan
> KRIMINAL/Crime yang dengan mudah dapat diketahui.
> 
> Seluruh dunia sudah setuju mengenai hal itu (kecuali sebagian 
kecil).> Mengapa demikian? Karena Keimanan memang tidak bisa 
dipaksakan. Just so> simple.
> 
> Keimanan seseorang tidak akan mengganggu keimanan yang lain yang 
berbeda.> Keimanan seseorang tidak akan merugikan orang lain yang 
berbeda. Keimanan> seseorang tidak akan mengubah Keimanan yang lain.
> 
> Keimanan seseorang justru menjadi kejahatan/crime ketika Ia 
memaksakan> Keimanannya terhadap Orang lain. Jadi Kebebasan beragama 
sudah menjadi> Kebenaran Universal yang mau tidak mau harus diakui 
oleh setiap orang kalau> ia tidak ingin menjadi Musuh seluruh DUNIA 
dan ALAM semesta.
> 
> Jika masih ada Kelompok Muslim Majoritas yang melegitimasi 
Penganiayaan> terhadap Keyakinan Kelompok Minoritas Muslim lain yang 
berbeda maka Berarti> ia juga MENGIZINKAN jika suatu saat terjadi 
Penganiayaan terhadap Penduduk> Muslim oleh Umat NON-MUSLIM DUNIA 
karena Keyakinan yang BERBEDA. Ingat> Muslim masih Menjadi MINORITAS 
di DUNIA.Ia juga akan MENGIZINKAN> Penganiayaan SUNNI DI IRAN, 
Pengaiayaan atas SYIAH di SAUDI dan INDONESIA.> Dan hasilnya di Iraq 
yang kekuatannnya 40:60 Mengizinkan Pertarungan antara> SYIAH-SUNNI 
hingga siapa yang kuat dan Menang dialah yang berhak memerintah.

Lina: Setuju!

****
> 
> Sekarang kita kembali kepad Diskusi Amran - Ulil.
> 
> Secara singkat dibawah ini kami mencoba untuk mengikuti pola pikir 
Ulil dan> Amran.
> 
> Ulil mencoba untuk tetap fokus pada PRINSIP DASAR KEADILAN 
UNIVERSAL yang> seyogyanya juga diperjuangkan oleh kaum Muslimin 
jika memang mau memberikan> kontribusi bagi PERDAMAIAN DUNIA yang 
ABADI. Ia memang membuat beberapa> kekeliruan dan sudah dikoreksi. 
Namun saya masih melihat kekeliruan yang> dibuat Ulil bukanlah 
sesuatu yang BESAR, hanya pada beberapa data pendukung> kecil yang 
juga bisa dipahami karena ditulis secara Spontan di milis, bukan
> untuk suatu tulisan resmi.
> 
> Nah Fenomena Tulisan Amran cukup menarik, dan kami perhatikan 
banyak juga> dari kalangan Neo-Konservatif memiliki pola yang sama.
> 
> Pola itu adalah MEMBANDINGKAN KEBURUKAN MELEGALKAN KEJAHATAN.

Lina: Waduuuh! kok saya tidak melihat pola ini pada tulsian Amran. 
Saya tidak melihat adanya melegalkan kejahatan. Membandingkan 
keburukan dengan keburukan bukanlah masalah kalau nantinya untuk 
perbaikan. Yang masalah adalah membandingkan keburukan dengan 
kebaikan, karena bagaimanapun itu tidak pada sisi yang sama, jadi 
gak bakal ktemu.

****
> 
> Sudah sejak awal dari tulisan "Lembah Carmel"nya Amran, saya 
melihat ketidak> setujuan Amran dkk. terhadap Perbedaan Pemahaman 
dengan berlindung pada> TUDUHAN SESAT. Setiap yang berbeda 
yang "dianggap" "membahayakan" Ide-ide> perjuangan mereka dianggap 
SESAT bukan hanya berbeda.

Lina:
Sayapun tidak melihat hal tsb. Amran hanya ingin menunjukkan hal2 
spt ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara yang ngaku 
mbahnya HAM juga melakukan hal2 demikian. Sedangkan Ulil 'berguru' 
disana lalu Ulillah yang ingin membandingkan kebaikan (Barat) dengan 
keburukan (Timur). Ini kan Ulil yang gak fair!  Faktanya yang Ulil 
ajukan ternyata salah (Ulil mengakui), tentunya ini menjadi bukti 
bahwa fakta Ulil bohong dong??

****
> 
> Menanggapi tulisan Ulil  ketika menceritakan kehidupan Di Barat 
saat ini> yang memberikan Kebebasan Beragama untuk setiap orang dan 
membandingkannya> dengan Dunia Muslim, langsung dikritik Amran 
dengan membeberkan sejarah> Gelap Barat memperlakukan Kaum Minoritas 
Agama yang semua orang juga tahu.
> 
> Perbandingan yang dikemukakan Amran sesungguhnya tidak menyentuh 
masalah> yang paling mendasar. Pengakuan terhadap Kebebasan Manusia 
untuk Beragama> dan Berkeyakinan.

Lina: Lah apakah contoh/perbandingan yang diberikan Ulil menyentuh 
masalah?? Toh Amran hanya mencounter contoh/perbandingan yang 
diberikan Ulil???

****
> 
> Amran berusaha menunjukkan Kebobrokan Barat Masa silam (yang sudah 
jauh> ditinggalkan) untuk membantah Ulil yang sebenarnya sedang 
membahas TOPIK> UTAMA yang sangat penting sekali.

Lina: Kalau sampeyan cermat membaca, Amran telah mengatakan bhw apa 
yang dikatakan Ulil yang normatif bhw "seseorang tak bisa dipaksa 
memeluk suatu keyakinan dan agama yang tak sesuai dengan kata hati" 
adalah benar, tapi bukan itu masalahnya pada kasus Moshadeq. [Saya 
seringkali menemukan suatu alasan benar-normatif- dipakai untuk atau 
disandingkan dengan suatu tindakan yang salah, pada tulisan2 JIL. 
Ini juga yang saya maksudkan dgn membandingkan 'yang dianggap baik' 
disatu pihak dengan 'yang dianggap salah' di pihak lain, gak 
nyambung!]

Apakah betul kebobrokan masa silam telah ditinggalkan oleh Barat? 
Amranpun telah mengakui memang ada perubahan dengan dibuatnya macam-
macam perundang-undangan. Namun NYATANYA Undang2 ttg Blesphemy 
itupun hanya berlaku untuk melindungi agama Kristen saja, toh?? 
Ketika Agama Islam di hinakan, apa kata mereka ? Mereka pakai 
beralasan Kebebasan Berpendapat. Tapi, ketika Agama Kristen 
dihinakan, akan dibawa ke pengadilan dgn pasal 'blesphemy'. Itu yang 
ingin diutarakan oleh Amran.

Makanya saya yakin, sebaik apapun system (termasuk hukum)..kalo 
ditangan orang2 bobrok yg gak fair...system itu akan menjadi 
berpihak. Toh ia hanya benda mati. System menjadi hidup ketika 
berada ditangan orang2 hidup.

****
> 
> Pola yang bisa diamati adalah Membela Keburukan di Timur dengan 
Menunjukkan> Keburukan yang "pernah" dilakukan Barat. Padahal 
seharusnya Keburukan> tersebut yang sudah jauh ditinggalkan Barat 
jangan lagi diterapkan di Timur.

Lina: Bukan keburukan di Timur yang ingin dibela oleh Amran, bukan?

***
> 
> Mudah - Mudahan Amran tidak bermaksud MELEGALKAN PEMAKSAAN 
Keagamaan di> Indonesia dengan Membandingkan Keburukan Kelakuan 
Barat zaman silam.
> 
> "Kita BOLEH TINDAS MINORITAS yang berbeda KEYAKINAN karena di 
BARAT juga> pernah dilakukan PENINDASAN atas NAMA AGAMA."
> 
> Apakah itu pesan utama yang ingin disampaikan oleh AMRAN? Mudah-
mudahan> bukan.........

Lina: Memang BUKAN!
Ia hanya ingin supaya kita fair menilai antara Barat dan Timur dalam 
hal pemaksaan agama. Keburukan telah terjadi dimana-mana. Bukannya 
di Timur saja, seperti yang selalu ingin dibuktikan oleh Ulil.

Saya juga berharap, semoga sampeyan tidak menggunakan kesempatan 
yang "romantis" ini untuk mendapat bela kasihan sehingga orang akan 
mengatakan yang sesat menjadi tidak sesat (hanya karena kasihan). 
Ini mengingatkan saya pada Holocaustnya Yahudi.

wassalam,



Kirim email ke