memang sangat memalukan perilaku mereka, semoga mereka dilaknat Allah, karena menghisap darah saudaranya se Iman. mereka ternyata buta hati buta pikiran! mereka tidak layak dikatakan sebagai Muslim, mereka lebih kuffar dari yang kuffar! Munafikun sejati! sFe
Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=319000 Jumat, 28 Des 2007, Kunjungan ke Israel yang Memalukan oleh Khalid Amayreh Pada 8 Desember 2007, media Israel menurunkan laporan tentang kunjungan delegasi muslim Indonesia (di antaranya Syafiq A. Mughni dan Abdul Ala) ke tanah yang terjajah, Palestina, atas undangan sang penjajah, Presiden Israel Shimon Peres. Menurut laporan tersebut, ulama-ulama Indonesia itu mengklaim mewakili 70 juta muslim dari negeri mayoritas muslim. Kepada Peres, delegasi tersebut menyatakan ingin menampilkan "wajah Islam moderat" yang ingin membangun perdamaian dengan negara dan agama lain serta menolak muslim ekstrem. Dalam laporan yang sama, Peres menyebutkan, sesungguhnya musuh Israel sama sekali bukanlah Islam. Musuh Israel adalah teror. Ungkapan itu merupakan sebuah sindiran Peres agar tidak menyebut mereka yang melawan Israel sebagai "pejuang". Sungguh pun perilaku Israel sudah sama dengan Nazi, memerkosa tanah Palestina dan bertindak brutal terhadap rakyat Palestina. "Masyarakat internasional harus menolak penggunaan alasan agama untuk teror dan pertumpahan darah," ujar Peres. Peres, seperti halnya pemimpin Zionis lainnya, adalah sosok yang tidak layak mengajarkan kepada dunia, terutama kepada umat Islam, tentang apa itu teror dan apa itu agama. Peres, bagi yang belum tahu, saya akan memberi informasi, dia adalah sosok penjahat perang dengan dosa yang sangat besar. Tangannya berlumuran darah manusia-manusia tak berdosa. Sebagai catatan, pertengahan 1996, saat menjabat PM menggantikan Yitzhak Rabin yang dibunuh seorang Yahudi garis keras, dia pernah memerintahkan penyerangan terhadap markas PBB di Qana, sebuah desa di Selatan Lebanon. Ratusan perempuan dan anak-anak menjadi korban serangan bom Israel tersebut. Dunia masih mencatat, 106 perempuan dan anak-anak tak berdosa terbunuh seketika. Tubuh mereka yang hancur ditayangkan di layar kaca dan disiarkan ke seluruh penjuru dunia. Tentu, orang masih mengingatnya! Serangan itu atas sepengetahuan pemerintah Israel dan dilakukan secara sengaja. Sementara, pembantaian yang lain, baru terjadi pada 2006, yakni angkatan udara Israel menghujani Lebanon Selatan dengan cluster bomb yang mematikan. Tapi, menariknya, Peres adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian. Hal tersebut menjadi fenomena yang mengenaskan, betapa seorang penjahat perang paling berdosa justru diterima seluruh dunia. Bahkan, mereka menyebutnya sebagai the true man of peace! Karena itu, amat disayangkan, ulama Indonesia datang ke Israel justru ketika negara penjajah tersebut sedang melakukan pembantaian masal secara pelan-pelan terhadap 1,5 juta penduduk Gaza, baik muslim maupun Kristen. Akses bantuan internasional, makanan, dan obat-obatan sejak lama dihalangi masuk ke Palestina oleh Israel. Itu terjadi karena rakyat Palestina memilih pemerintahan yang tidak disetujui Israel melalui cara yang demokratis, pemilu. Israel menyatakan, semua itu terjadi sebagai balasan tindakan atas roket-roket Al-Qassam yang diluncurkan ke wilayah-wilayah koloni Yahudi. Tak satu pun rakyat sipil Israel terbunuh oleh roket-roket primitif yang sama sekali tidak efektif. Tapi, hitung saja, selama tiga bulan terakhir, tentara Zionis Israel telah membunuh lebih dari 200 rakyat sipil Palestina. Kenyataannya, kita sedang membahas pembantaian masal yang dilakukan secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang di Palestina. Laporan HAM Internasional menyebutkan, "Rakyat Palestina menderita justru karena memilih dan menjadi satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah." Karena itu pula, jalur bantuan obat-obatan dan perawatan medis dihentikan. Listrik dan suplai bahan makanan juga dimatikan di Jalur Gaza. Pertanyaannya, apa dosa mereka? Mengapa Israel sampai hati membuat mereka mati kelaparan dan menyiksanya? Apakah Israel sudah menjelma menjadi neraka dan ladang pembantaian bagi rakyat Palestina? Pertanyaan ini kami ajukan untuk saudara-saudara muslimin Indonesia yang terhormat, yang telah mengunjungi negara yang menjajah dan melukai rakyat Palestina. Pertanyaan ini untuk mereka yang telah berkunjung dan berjabat tangan dengan manusia-manusia paling pembohong di dunia. Rakyat Palestina bukanlah orang-orang yang menolak nilai-nilai luhur dan perdamaian, baik antar sesama muslim maupun dengan umat lain, seperti Nasrani dan Yahudi, atau agama apa pun. Tapi, bagaimanapun, mengunjungi negara dengan pemimpin-pemimpin yang selalu mengirimkan tentaranya dengan gembira untuk membunuh anak-anak sekolah, petani, dan pekerja adalah sebuah kesalahan. Hal itu akan menjadi propaganda yang cabul. Propaganda yang akan mengubah putih menjadi hitam, atau sebaliknya. Apakah tentara Israel adalah tentara dengan moral paling mulia di seluruh dunia? Tak diragukan lagi, kunjungan delegasi muslim Indonesia ke Israel melukai umat Islam seluruhnya, melukai rakyat Palestina, dan menodai kesucian Masjid Al-Aqsha. Sebab, sama saja artinya, delegasi tersebut memberikan persetujuan kepada mereka dengan segala kebijakan keji Israel yang telah seperti Nazi baru pada zaman ini. Hasil kunjungan Anda akan membuat kekejian Israel lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Mereka akan berkata kepada para kritikus nonmuslim yang selama ini gigih menentang kebijakan keji Israel. Shimon Peres, Ehud Olmert, dan para pemimpin Zionis lainnya akan dengan lantang berkata, "Apakah kamu merasa menjadi muslim, lebih dari orang-orang Islam sendiri?" Sungguh, kunjungan Anda sangat memalukan! Khalid Amayreh, jurnalis Palestina yang tinggal bersama keluarganya di Dura, kawasan Palestina yang terjajah; sarjana jurnalistik University of Oklahoma, AS. Tulisan ini diterbitkan kali pertama oleh Palestinian Information Center. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]