30-Des-2007, 06:45:30 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - Menjelang Tahun Baru, banyak orang merenungkan dan
mencari jalan bagaimana mereka bisa memperbaiki nasib mereka pada
tahun yang akan datang ini, agar mereka bisa mendapatkan lebih banyak
hokie atau rezeki daripada tahun-tahun sebelumnya. Mulai melalui
tukang ramal, sampai pergi ketempat berziarah yang jauh umpamanya ke
Gunung Kawi ataupun pergi kekuburan para leluhur. Bermacam buku
ramalan pun menjadi best seller.

Dari semua tradisi perayaan tahun baru di dunia, walaupun tata caranya
berlainan dan unik, tetapi mereka semua merayakan suatu harapan yang
sama, yaitu harapan untuk bisa mendapatkan hokie lebih besar di tahun
yang akan datang.

Upamanya Bangsa Austria percaya, jika kita menyentuh seekor babi hidup
di malam tahun baru, keberuntungan akan tiba di tahun yang akan
datang. Maklum babi bagi bangsa Jerman & Austria adalah lambang hokie.
Orang yang merasa mendapat hokie di Jerman/Austria selalu mengucapkan
perkataan "Schwein gehabt" alias telah mendapatkan babi.

Sedangkan menurut orang Yunani buah delima melambangkan kesuburan dan
kesuksesan oleh sebab itu setiap tanggal satu Januari, mereka ,
menebarkan biji buah delima ke arah pintu rumah, toko atau perkantoran
untuk bisa dapat hokie lebih besar di tahun mendatang.

Di Inggris, ada tradisi "First Footing". Laki-laki pertama yang datang
berkunjung ke sebuah rumah setelah lewat tengah malam dipercaya akan
mendatangkan keberuntungan. Biasanya orang tersebut membawa hadiah
seperti uang, roti, atau pakaian dengan harapan keluarga yang
dikunjungi akan berlimpah barang tersebut sepanjang tahun. Orang itu
tidak boleh berambut pirang atau merah, karena dianggap bisa
mendatangkan kesialan.

Di Jerman, pada malam tahun baru, masyarakat biasa melakukan suatu
tradisi unik yaitu meneteskan timah cair ke air dingin untuk melihat
peruntungan masa depan dari bentuk yang terjadi. Bila timah membentuk
cincin atau hati maka akan berarti pernikahan, bila berbentuk kapal
artinya akan melakukan perjalanan dan bila berbentuk babi, itu berarti
akan berlimpah makanan di tahun yang akan datang.

Untuk bisa mendapatkan hokie baru di Napoli (Italy), mereka mempunyai
tradisi untuk melemparkan barang-barang rombengan atau tidak terpakai
lagi ke luar jendela tepat pada pukul 24:00 di tanggal 31 Desember.
Sehingga apabila Anda berjalan-jalan di Napoli pada tanggal satu
Januari, jangan heran apabila banyak peralatan dapur, lemari es dan
barang-barang rongsokan lainnya tersebar di jalanan.

Menurut tradisi Tiong Hoa pada tahun baru Imlek sebaiknya memberikan
hadiah berupa jeruk mandarin, sebab jika ditulis secara Hanyu Pinyin
adalah Gan. Lafal jeruk mandarin dalam dialek sub-etnis tersebut
memiliki bunyi yang sama dengan lafal emas, yang jika ditulis secara
Hanyu Pinyin adalah Jin. Jadi memberikan jeruk mandarin diibaratkan
memberikan emas.

Lebih baik lagi memberikan jeruk yang masih ada daunnya yang
melambangkan agar emas ini bisa tumbuh terus. Dan sebanyak dua buah
karena terdapat sebuah pepatah Tionghoa terkenal yang berbunyi "Hao
Shi Cheng Shuang", yang secara harafiah dapat diartikan "Semua yang
baik harus datang secara berpasangan".

Sedangkan di Indonesia banyak orang rela mengorbankan waktu maupun
uang dalam jumlah yang tidak sedikit, untuk membeli batu pusaka, keris
dsb-nya.

Caranya pun ber-macam2 yang satu melakukan puasa atau pantangan ini
dan itu, yang lain membeli batu pusaka atau jimat sedangkan yang
satunya lagi merombak rumahnya, karena menurut peraturan Feng Shui
posisi pintu rumahnya salah dipasang yang seyogianya di kanan jadi di
kiri sehingga hokienya tak kujung datang, sedangkan yang satunya
membeli ikan emas arwana, ataupun memelihara tuyul. Tinggal pilih saja
yang cocok untuk selera maupun kocek uang Anda.

Bahkan ada orang yang khusus mengganti istrinya, karena istri yang
pertama ternyata tidak bisa memberikan hokie seperti yang diharapkan,
jadi bermacam cara mereka lakukan khusus untuk mengejar dan
mendapatkan hokie atau rezeki yang lebih besar lagi.

Mereka yang berlumba mengejar hokie ini bukannya dari kalangan
masyarakat kelas bawah saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat mulai
dari yang kelas teri sampai dengan para konglomerat kelas kakap, mulai
dari orang yang tidak berpendidikan sampai dengan para orang bertitel.

Yang menjadi pertanyaan apakah dengan bertambah istri mang Ucup bisa
mendapatkan hokie yang bertambah. Hal inilah yang menggerakkan mang
Ucup untuk buruan kawin lagi, maklum mang Ucup yakin haqul yakin kalau
istrinya empat berarti hokienya bisa bertambah empat kali lipat. Kagak
percaya cobalah sendiri, sebab kita baru bisa membuktikan benar atau
salahnya satu teori apabila kita sudah mempraktekannya sendiri.

Sebenarnya hokie itu adalah "berkat", kalau kita mendapatkan berkat
dari Tuhan pasti usaha kita akan berhasil. Nah kalau kita sudah tahu
bahwa hokie itu artinya berkat, kenapa kita harus mencari jauh-jauh ke
Gunung Kawi, bukannya berdoa saja kepada Tuhan untuk memohonnya.
Apakah kalau kita menggeser dan memindahkan pintu rumah kita dari
kanan ke kiri Tuhan akan memberikan kepada kita berkat lebih banyak?
Apakah kalau anaknya diberi nama Lucky ia akan mendapatkan berkat
extra lebih besar? Apakah berkat kita akan berkurang apabila rumah
kita kebenaran letaknya di ujung tombak jalan?

Banyak orang yang bersedia mengganti Tuhan kita dengan ikan ataupun
batu. Karena ia yakin dan percaya bahwa Ikan Emas Arwana akan "bisa"
memberikan hokie (berkat), jadi kepercayaannya di alihkan kepada ikan
bukannya kepada Tuhan lagi. Atau karena ia yakin batu cincin yang
dipakainya bisa membawa hokie, jadi mulai saat itu batu akik yang dia
pakai menjadi Tuhan nya. Apakah ini bukan berarti kita menyembah
berhala?

Kalau direnungkan dengan baik, dimana otak dan IQ kita, kalau kita
yakin dan percaya bahwa batu atau ikan bisa memberikan berkat kepada
kita? Yang paling penting dari segala-galanya ialah bahwa kita harus
sadar, bahwa hokie dan rezeki itu tidak lain dan tidak bukan adalah
"berkat" dari Allah!

Apabila kita sadar akan hal ini, baru mata dan otak kita akan terbuka
bahwa hokie atau berkat ini hanya bisa di dapatkan dari Allah seorang
saja, bukannya dari batu ataupun ikan. Tetapi kenapa, acap kali
terjadi juga orang yang memelihara ikan arwana hokienya menjadi
bertambah, atau yang memiliki batu pusaka usahanya menjadi lebih maju,
ini adalah pekerjaannya si iblis. Si iblis tahu apabila kalau kita
mulai percaya dan yakin, bahwa batu dan ikan itu adalah penyebab dari
hokie kita ini, otomatis kita akan menjauhi Tuhan Allah kita.

Hanya kenyataannya usaha mereka itu, kebanyakan maju hanya untuk
sementara waktu saja dan yang sudah bisa dipastikan 100% dalam hal ini
si penjual ikan arwana dan si penjual batu lah yang mendapatkan hokie,
karena barang dagangannya jadi laku.

Ingat: Allah kita ada jauh lebih berkuasa dan Ia mampu memberikan
berkat yang berlimpah-limpah kepada semua orang yang memohon
kepada-Nya.

Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com

Kirim email ke