Mas Radityo, anda terlalu berlebihan menilai saya. Kalau saya dinilai 
sopan-santun, saya bersyukur, karena saya sudah berhasil  memasuki tahapan 
belajar menempatkan diri. Saya tidak tahu pasti, apakah kesopanan itu dibentuk 
oleh agama atau budaya, atau mungkin karena self-conciousness.

Terkadang saya juga heran, banyak orang atheis di eropa, justru perilakunya 
lebih santun dibanding yang agamis. Seorang kenalan saya, Mark Eberhart, 
seorang atheis di Bremen, di luar dugaan, selain punya kepribadian yang 
comfortable, toto kromo kata orang jawa, ternyata ia mempunyai yayasan 
sosial-kemanusian dan aktif memperjuangkan hak-hak orang cacat. Saya sering 
merenung, mengapa orang yang tidak beragama ini justru mempunyai tanggung jawab 
moral dibandingkan orang yang beragama.

Beberapa orang Irlandia yang saya kenal, malah bersikap agak kasar, padahal 
mereka terkungkung dalam religiousity-life yang kuat.
Jadi bagaimana menurut mas Radityo, siapa yang membentuk perilaku (behavior) 
yang sopan itu? agamakah, budayakah, atau kesadaran intelektual? Idealnya, 
memang agama! Tapi ternyata suku sikh di india yang amat fanatik dalam beragama 
malah berperilaku vandalis. Rohaniwan gereja abad 12-15 seringkali keji dan 
kejam terhadap orang-orang yang tidak patuh pada ajaran gereja, termasuk 
korbannya galileo galilei, copernicus, william tyndalle. dll. Peristiwa perang 
salib mengobarkan semangat kebencian antar agama, hati nurani mereka tenggelam 
dan terasa sulit diangkat dari dasar samudra!

Salam,
Lukas Kristanto

mediacare wrote: 
>             Mas Lukas, maaf saya ingin memberikan secuil penilaian walau baru 
> kenal di milis. Sepertinya Anda orangnya penuh sopan santun dan sabar serta 
> runut dalam memberikan penjelasan. Kalau boleh tahu, apakah memang 
> kepribadian asli Anda seperti itu atau diajarkan oleh agama yang Anda anut? 
> Maaf banyak bertanya 
> salam, 
> rd 
> ----- Original Message ----- 
>   From: Lukas Kristanto 
>   To: [EMAIL PROTECTED] tempo.co. id 
>   Cc: [EMAIL PROTECTED] s.com 
>   Sent: Thursday, January 03, 2008 7:11 PM 
>   Subject: RE: [ppiindia] Tanya aliran Unitarian 
> Pak Nugroho, memang selama paradigma mayoritas-minoritas tetap bersemayam 
> dalam cara berpikir kita, sebenarnya demokrasi itu tidak ada. Tetap saja ada 
> yang namanya marginalisasi kaum minoritas, atau ekstrimnya TIRANI MAYORITAS 
> TERHADAP MINORITAS. 
> Kebenaran berdasarkan mayoritas (truth by majority) merupakan fatalisme 
> terselubung yang sering bersentuhan dengan otoritarian dan hegemonian. Bangsa 
> ini mewarisi paradigma semacam itu, terbiasa dengan homogenitas dan belum 
> siap memasuki dunia yang berbeda-beda (heterogenitas) . Warisan istilah 
> single-majority tidak saja berdimensi politis, tetapi merambah ke kawasan 
> agama.. 
> Kaum minoritas menjadi korban istilah ini dan memasuki kawasan interaksi 
> sosial yang bersifat central-peripheral, yang mayoritas menjadi sentral dalam 
> segala hal, sedangkan yang minoritas dalam posisi pinggiran. 
> 3,5 tahun saya di Frankfurt, tidak merasa dipinggirkan oleh komunitas kristen 
> lainnya. Demikian juga kehidupan yang saya nikmati di Lousiana beberapa tahun 
> yang lalu. Masyarakat barat bukan fixed in enchantment, tidak terpaku dengan 
> eksklusivitas agama. Tetapi kalau marginalisasi itu harus menimpa juga, tidak 
> perlu dipersepsikan sebagai nasib buruk, inilah sebenarnya makna lain dari 
> struggle for life agar kita semakin gigih melakukan fight for freedom. 
> Terima kasih komentarnya, membangun semangat.... .! 
> Salam, 
>   Lukas Kristanto 
> Nugroho Dewanto wrote: 
>   > pak lukas, senang sekali berkenalan dengan seorang unitarian. 
>   > anda benar, memang seperti itulah paradigma otoritas agama: 
>   > pgi atau mui ya sama saja.. 
>   > di amerika, kaum anda berkembang bebas. seperti juga di negara-negara 
>   > eropa, kaum ahmadiyah bisa bertumbuh pesat. 
>   > kawan muslim saya yang tinggal di amerika senang sekali bisa 
>   > sholat di gereja unitarian. sedangkan yang tinggal di negara-negara 
>   > eropa biasa sholat di mesjid ahmadiyah yang bertebaran dimana-mana. 
>   > memang di negara-negara itu, berkat sekularisme dengan sistem demokrasi 
>   > dan hukum yang sudah mapan, ham --termasuk kebebasan beragama-- 
>   > bisa dijunjung tinggi. 
>   > dengan sekularisme, bukan cuma negara diselamatkan dari agama. 
>   > tapi sebaliknya agama juga diselamatkan dari negara. 
>   > At 04:53 PM 1/3/2008 +0800, you wrote: 
>   >>Bukan soal diserang atau tidak oleh kaum kristen (protestan/katolik) , 
>   >>tetapi soal legitimasi terhadap kaum unitarian. Orang yang berfaham 
>   >>unitarian, akan susah mendirikan tempat ibadah, karena harus mendapatkan 
>   >>rekomendasi dulu dari PGI, sementara PGI menganggap unitarian bukan 
>   >>denominasi PGI dan bahkan dianggap sesat. Apalagi yang berhubungan dengan 
>   >>legalitas pernikahan kaum unitarian! 
>   >>HAM berarti belum dijunjung tinggi oleh PGI, kerangka berpikir PGI juga 
>   >>tidak ada bedanya dengan MUI, menggunakan paradigma sesat atau tidak 
>   >>sesat, murni atau bidat, like and dislike. 
>   >> 
>   >>Tetapi kami kaum unitarian tidak mempermasalahkannya , karena ini masalah 
>   >>esensi iman (faith essence). Esensi iman tidak membutuhkan pengakuan 
>   >>birokratis (bureaucracy recognition) , tidak pula membutuhkan pengakuan 
>   >>sosial (social recognition) , hanya bersandar pada pengakuan historis 
>   >>(historical recognition) . 
>   >> 
>   >>Mohon dipelajari kembali istilah kristen secara historis. Kata kristen 
>   >>berasal dari bhs. yunani Khristianos (Inggris=christian) , berakar dari 
>   >>kata Khristos. Khristianos artinya pengikut atau murid Kristus. Makna 
>   >>implementatifnya adalah semua orang yang mengikuti ajaran-ajaran kristus. 
>   >>Dalam PB kata ini pertama kali dipakai di Antiokhia (Kisah Rasul 11:26). 
>   >>Kata kristen pada ayat ini bukan bersifat menamakan diri sendiri 
>   >>(self-naming) oleh murid-murid pada saat itu, tetapi penamaan itu 
>   >>dilakukan pihak lain. Menurut Xavier Leon-Dufour, guru besar theologi 
>   >>Lyon-Fourviere, penamaan itu diberikan oleh pemerintah roma. Sifat 
> kalimat 
>   >>pada ayat tersebut berbentuk pasif (pasive sentence), yang berarti orang 
>   >>ketiga-lah yang memberi nama itu. 
>   >> 
>   >>Masyarakat kristen di antiokhia pada saat itu belum mempunyai formasi 
>   >>theologi yang jelas, belum ada doktrin trinitas, inkarnasi, kenosis, 
>   >>penebusan dosa, dan lain-lain. Kata kristen masih terkait dengan 
>   >>murid-murid yang setia menjalankan ajaran-ajaran rabinik yesus, khususnya 
>   >>ajaran-ajaran moral Kotbah Yesus di bukit (Matius 5-7), dan ajaran 
> keesaan 
>   >>Allah, karena sejak bangsa yahudi berserakan (yahudi diaspora) ajaran 
>   >>sinkretisme bercampur dalam keimanan yahudi. 
>   >> 
>   >>Jadi secara etimologi dan secara biblikal, tidak ayat dalam bible yang 
>   >>dengan lugas mengatakan bahwa percaya pada kristus yang disalib sebagai 
>   >>juru selamat disebut kristen, itu hanya pengakuan gereja yang 
> dilembagakan 
>   >>dan akhirnya menjadi dogma. 
>   >> 
>   >>Kaum unitarian percaya Yesus mengajarkan keesaan Tuhan (Tuhan), dan kami 
>   >>menganggap diri kami khristianos (kristen), pengikut ajaran yesus. 
>   >> 
>   >>Salam 
>   >>Lukas Kristanto 
>   > __._,_..___ 
>   > Messages in this topic ( 10 ) 
>   > Reply (via web post) 
>   > | 
>   > Start a new topic 
>   > Messages 
>   > | Links 
>   > | Database 
>   > ************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* 
> ********* 
>   > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups. yahoo.com/ 
> group/ppiindia 
>   > ************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* 
> ********* 
>   > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ 
>   > Mohon Perhatian: 
>   > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
> otokritik) 
>   > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 
>   > 3. Reading only, http://ppi-india. blogspot. com 
>   > 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@ yahoogroups. com 
>   > 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@ yahoogroups. com 
>   > 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@ yahoogroups. com 
>   > MARKETPLACE 
>   > Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, 
> BS, MS degree - College-Finder. net. 
>   > Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
>   > Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch 
> format to Traditional 
>   > Visit Your Group 
>   > | 
>   > Yahoo! Groups Terms of Use | 
>   > Unsubscribe 
>   > Recent Activity 
>   >   11 
>   > New Members 
>   >   1 
>   > New Links 
>   > Visit Your Group 
>   > Y! Messenger 
>   > Instant smiles 
>   > Share photos while 
>   > you IM friends. 
>   > Search Ads 
>   > Get new customers. 
>   > List your web site 
>   > in Yahoo! Search. 
>   > Parenting Zone 
>   > on Yahoo! Groups 
>   > Your one stop for 
>   > parenting groups. 
>   > . 
>   > 
> Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the 
> boot with the All-new Yahoo! Mail. Click on Options in Mail and switch to New 
> Mail today or register for free at http://mail. yahoo.ca 
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- - 
> No virus found in this incoming message. 
>   Checked by AVG Free Edition. 
>   Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.13/1207 - Release Date: 
> 02/01/2008 11:29 
> [Non-text portions of this message have been removed] 
>      



      Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to 
Yahoo! Answers and share what you know at http://ca.answers.yahoo.com

Kirim email ke