Rukun Islam 5.1 : Dihalalkan Mencuri dan Korupsi untuk Haji   
  Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia) 
  Maka tidak heranlah jika orang-orang miskin yang tidak mampu pun 
berlomba-lomba mencari uang untuk biaya metaksanakan upacara ibadah haji ini. 

Untuk mencari dana atau uang untuk biaya ibadah haji ini orang tidak 
segan-segan menjual seluruh harta bendanya yang jumlahnya sudah terbatas. 

Bahkan ada orang yang sampai melakukan penipuan demi memperoleh uang untuk 
biaya melakukan upacara ibadah haji tersebut. Ada sementara orang bahkan 
mencuri atau berkorupsi agar memperoleh uang untuk biaya upacara ibadah haji. 
(hal. 52) 

  
---------------------------------
    
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) 

Tuduhan itu sama sekali tidak benar, hanya mengada-ada saja. Fitnah!! Tidak 
mungkin ada orang Islam yang mau menipu, mencuri dan korupsi demi untuk bisa 
menunaikan ibadah haji. Sebab ibadah haji hanya diwajibkan bagi orang yang 
mampu saja. 

Kalau konsekwen dengan ajaran Islam, tidak mungkin ada orang yang menjadi 
penipu, maling dan koruptor, dengan alasan apapun. Sebab Al Qur'an melarang 
dengan tegas segala tindak kriminal tersebut, lengkap dengan sangsi yang cukup 
berat dunia dan akhirat. 

a. Allah mewajibkan umat manusia untuk berlaku adil dan amanat (Qs. An Nisaa 58 
dan Al Anfaal 27). b. Allah melarang keras perbuatan curang dan korupsi (Qs. Al 
Muthaffifiin 1). c. Allah melarang keras tindakan dusta dan tipuan (Qs. Al 
Muthaffifiin 10). d. Seorang yang terbukti melakukan pencurian dihukum potong 
tangan/qishash (Qs. Al Maa-idah 38). e. Dan lain-lain. 

Jangan-jangan Himar Amos pernah melakukan korupsi dan penipuan untuk biaya 
hajinya tahun 1983, kalau benar bahwa dia itu sudah haji. 

Dengan memahami dan mengamalkan ayat-ayat Al Qur'an tersebut, mustahil ada umat 
Islam yang menjadi penipu, pencuri dan koruptor seperti yang dituduhkan oleh 
Himar Amos. 

Justru, orang akan menjadi penipu super kawakan apabila mau mengamalkan ajaran 
Bibel. Sebab masalah tipu menipu, dusta dan kebohongan sudah menjadi tradisi 
yang diyakini dapat mendatangkan berkat dan rahmat Tuhan. Perhatikan ayat-ayat 
berikut: 

a. Rasul Paulus mengajarkan bahwa semakin dosa berlimpah, maka karunia Tuhan 
semakin melimpah ruah. 

"Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi 
berlimpah-limpah" (Roma 5:20). 

"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, 
mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" (Roma 3:7). 

b. Yakub diberkati Tuhan setelah menipu ayahnya dan merampas hak milik kakak 
kandungnya sendiri. 

Dalam Bibel kitab Kejadian 27: 1-40 diceritakan bahwa Ishak, putra Ibrahim yang 
kedua mempunyai seorang Istri (Ribkah) dan dua orang putra yaitu Esau dan 
Yakub. 

Ribkah yang adalah menantu Ibrahim itu pilih kasih kepada anaknya. Dia lebih 
mengasihi Yakub daripada Esau, anak sulungnya. 

Karena Ishak sudah tua dan sudah tidak bisa melihat, maka sesuai dengan tradisi 
turun-temurun, dia harus memberkati anaknya yang sulung, yaitu Esau. Tetapi, 
dengan sangat liciknya Ribkah dan Yakub menyusun rekayasa jahat agar yang 
diberkati oleh Ishak adalah Yakub itu. 

Maka dengan satu tipuan ulung, Yakub dapat mengelabui Ishak yang sudah buta, 
sehingga dia dianggap sebagai Esau, akhirnya Yakublah yang diberkati oleh Ishak 
sebagai anak sulung yang istimewa, leluhur bangsa Yahudi, nenek moyang Yesus. 

Penipuan anak kepada bapaknya dan pengkianatan ibu terhadap anak kandungnya dan 
sentimen adik kepada kakak kandungnya itu diceritakan dengan jelas tanpa 
malu-malu dalam Bibel (ingat, bukan datam Al Qur'an). 

Yang lebih tidak tahu malu lagi adalah para ahli tafsir Bibel LAI yang dengan 
bangganya menyebut perikop ayat tersebut dengan judul 'Yakub diberkati Ishak 
sebagai Anak Sulung". Padahal, judul yang lebih tepat adalah: 

- Ishak ditipu oleh anak dan istrinya, - Esau dikhianati oleh adik dan ibu 
kandungnya, - Anak dan ibu yang durhaka kepada ayah dan adiknya, - Pemberkatan 
yang salah alamat kepada penipu, pengkianat dan durhaka. 

Demikianlah sekilas info teladan perbuatan tipu-tipu dalam Bibel. Supaya Himar 
Amos menyadari bahwa ajaran tipuan tidak ada dalam Al Qur'an, justru yang ada 
adalah dalam Bibel. 
  
---------------------------------
    Sumber: H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) , PENDETA MENGHUJAT MUALLAF 
MERALAT . Penerbit: Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) .Cetakan 1, 
Juni 1999


 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke