PENUTUP & HIMBAUAN   
  Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia) 
   
  Demikianlah telah digambarkan secara singkat makna dari upacara ibadah haji 
dengan pengharapan agar informasi tulisan ini dapat diterima dengan baik oleh 
para pembaca yang budiman. Di dalam hubungan ini ingin penyusun mengajak para 
pembaca untuk ikut merenungkan. 

Dari renungan hal-hal tersebut di atas itulah, maka dihimbau agar setiap 
pengikut agama bangsa Arab ini mempelajari dengan sungguh-sungguh isi daripada 
Al Qur'an dan Hadits-Hadits shahih yang ada, serta berdoa agar memperoteh 
hikmat pengetahuan tentang penyembahan Allah yang benar sehingga tidak berjalan 
ke arah yang keliru. 

Wassalammu'alaikum Wr. Wb. (hal. 84-86) 
  
---------------------------------
  
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) 

Sebenarnya itu bukan himbauan, melainkan penghinaan dan tantangan terbuka 
kepada seluruh umat Islam. 

Pada kata pengantar, Himar Amos menyebutkan bahwa buku 'Upacara Ibadah Haji' 
dimaksudkan sebagai tambahan informasi bagi semua orang beriman yang ingin 
mengetahui arti dan makna ibadah haji yang benar. Sementara itu dalam seluruh 
uraiannya dari Bab I sampai Bab V, semuanya tak pernah tidak melecehkan Islam 
dan umat Islam. Kini di bagian penutup, Amos berharap agar tambahan informasi 
bermuatan pelecehan itu dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. 

Kami teringat akan kasus Arswendo Atmowiloto dengan tabloid Monitor yang 
dipimpinnya. Hanya mendudukkan Nabi Muhammad pada ranking ke-11 di bawah nama 
dia sendiri, kok dia bisa diseret ke meja hijau, bahkan divonis penjara 
beberapa tahun. 

Dibandingkan kasus Drs. H. Amos ini, kasus Arswendo tersebut jauh tidak ada 
apa-apanya. Seharusnya, sanksi terhadap H. Amos ini juga jauh lebih berat 
daripada Arswendo. 

Maka kami menghimbau, seyogianya Himar Amos, penulis kitab tersebut diadili 
untuk mempertanggungjawabkan isi bukunya. Jika dia tidak bisa 
mempertanggungjawabkan, tentu sangat pantas untuk menerima resiko sesuai dengan 
hukum negara yang berlaku. Semuanya kami serahkan sepenuhnya kepada yang 
berwajib. 

Kami sekedar hanya bisa meluruskan semua kekeliruan yang dia tulis, agar umat 
Islam tidak terpancing dan tidak diperdayakan oleh pihak-pihak tidak 
bertanggung jawab yang sengaja menulis buku-buku penghujatan untuk 
mendangkalkan aqidah umat Islam, agar mau menerima ajaran Kristen. 

Menyikapi tantangan tersebut, maka sudah selayaknya apabila para tokoh Islam 
dari MUI, DDII, Muhammadiyah, NU, Al Irsyad Al Islamiyah, KISDI, Jam'iyatul 
Wasliyah dan para ulama lainnya merasa tertantang dan mengambil tindakan yang 
sesuai dengan jalur hukum yang berlaku. 

Kalau tidak mengambil tindakan antisipasi secepatnya, kami khawatir kalau-kalau 
umat Islam tidak bisa menahan emosi lalu melakukan pengadilan ilegal. 

Kepada pihak Kristen, kami ingatkan agar melaksanakan apa yang tertulis dalam 
kitab sucinya, termasuk dalam menghadapi Himar Amos, sesuai dengan ayat 
berikut: 

"Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan 
batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila 
ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mat!" (Imamat 24:16). 

Himbauan 

Kemudian, Himar Amos yang beragama Kristen menghimbau agar umat Islam 
mempelajari lagi Al Qur'an dan Hadits dengan sungguh-sungguh, serta minta 
petunjuk dengan berdoa, agar Allah memberi hikmat pengetahuan tentang 
penyembahan yang benar terhadap Allah. 

Menurut kami, isi himbauan Drs. Himar Amos tersebut ibarat pepatah yang 
mengatakan "menggarami air laut" atau "mengajari ikan barenang". Justru dialah 
yang harus belajar Islam lagi dari awal, supaya bisa membedakan zikir dengan 
azan, supaya tidak menyamakan kata mencium dengan menyembah, dan supaya tahu 
beda Tuhan Pencipta dengan benda dan makhluk yang diciptakan Tuhan. 

Bapak Amos yang terkasih, sebaiknya Bapak pensiun saja secepatnya dari 
aktivitas menulis berbagai buku yang menghujat Islam, sebab sama halnya Bapak 
membuka aib diri sendiri. Kalau hanya Amos yang rugi, itu masih tidak seberapa. 
Tapi Bapak harus ingat bahwa semua orang Kristen akan turut malu atas ulah 
Bapak tersebut. 

Oleh sebab itu, Bapak H. Amos yang terkasih, segeralah bertobat sebelum ajal 
tiba. Apabila ajal tiba sementara Bapak belum bertobat, Bapak akan menyesal. 

Bapak H. Amos mengira bahwa Yesus akan menebus dosa Bapak. Padahal sebaliknya, 
Yesus akan mengusir Bapak di sorga, sesuai dengan Injil Matius 7:22-23 berikut: 

"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah 
kami bernubuat demi namamu, dan mengusir setan demi namamu, dan mengadakan 
banyak mujizat demi nama-mu juga? Pada waktu itulah aku (Yesus) akan berterus 
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah 
daripadaku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 

Oleh sebab itu kami menghimbau agar Bapak Amos segera sadar, bertobat dan 
kembali ke jalan yang lurus. Sebab Allah dalam Islam itu Maha Pengampun, Maha 
Penyayang dan Maha menerima tobat. 

Asalkan Bapak Amos sungguh-sungguh bertobat, berjanji tidak akan mengulanginya 
dan mengerjakan amal sholeh untuk menutupi kesalahan-kesalahan masa lalu, Allah 
akan mengampuni segala dosa Bapak. Kecuali dosa syirik. Itulah ajaran Islam 
yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia, termasuk Bapak sendiri. Saat ini 
Bapak telah syirik kepada Allah, karena telah mempertuhankan manusia Yesus. 

Apabila Bapak sudah bertobat, maka titel 'Himar' untuk Bapak akan kami cabut. 
Kami tidak akan memanggil Bapak dengan sebutan 'Himar Amos' lagi. 

Bapak Amos yang terkasih, walaupun Bapak telah menghina agama dan nabi kami, 
namun dengan segala kerendahan hati, kami tetap tekun berdoa selalu, 
mudah-mudahan Bapak diberi hidayah oleh Allah Swt, menyadari segala kesalahan 
masa lalu dan kembali kepada jalan yang benar. 

Itulah ajaran 'kasih' yang hakiki dalam Islam. Karena ajaran 'kasih' itu sangat 
diutamakan dalam Islam, asal Bapak benar-benar mau mempelajari ajaran Islam 
yang sebenarnya. 

Terakhir, kami berdoa agar Allah mengaruniakan hidayah dan hikmat yang benar 
kepada Bapak. Jangan sia-siakan doa dan nasehat kami ini. 

Dengarkan dengan telinga, lihatlah dengan mata, bacalah dengan akal pikiran 
logis dan renungkan dengan kejujuran hati nurani, diiringi doa yang khusyu 
memohon agar Allah berkenan menurunkan hidayah-Nya. 

Selamat berdoa, semoga Bapak H. Amos bisa menemukan kembali 'mutiara yang 
hilang'. 
  
---------------------------------
    Sumber: H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) , PENDETA MENGHUJAT MUALLAF 
MERALAT . Penerbit: Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) .Cetakan 1, 
Juni 1999

       
---------------------------------
Get the name you always wanted with the new y7mail email address.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke