http://www.antara.co.id/arc/2008/3/11/wapres-indonesia-bukan-lagi-negara-miskin/
Wapres: Indonesia Bukan Lagi Negara Miskin


 Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla     
 mengatakan Indonesia tidak lagi masuk sebagai negara berkembang yang 
 miskin melainkan negara berkembang menengah, dengan tingkat pendapatan per 
 kapita 2.000 dolar AS atau lebih tinggi dibanding 10 tahun silam yang tercatat 
 1.000 dolar AS.

 "Pencapaian pendapatan per kapita sebesar 2.000 dolar AS itu naik 
 empat kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah krisis," katanya 
 di kampus Universitas Indonesia, Depok, Selasa.


 Wapres mengatakan hal itu saat memberikan ceramah dalam seminar bertajuk 
 "Mencari Identitas Politik Luar Negeri Indonesia" yang diselenggarakan dalam 
lomba ilmiah mahasiswa sosial politik di FISIP-UI.

Ia mengatakan, dengan GDP sebesar Rp4.000 triliun serta pendapatan per kapita 
2.000 dolar menandakan Indonesia saat ini bukan lagi negara berkembang miskin, 
tetapi negara berkembang menengah.

Pihaknya mengakui, meski begitu Indonesia masih harus menghadapi kenaikan 
sejumlah harga bahan pokok seperti minyak goreng, tepung terigu dan kedelai.

"Namun, itu terjadi sebagai dampak ekonomi global dimana harga minyak mentah 
dunia naik, harga kedelai naik dan sebagainya dan kenaikan komoditas itu hanya 
merupakan satu setengah persen dari total konsumsi nasional," tuturnya.

Selain itu, tambah Wapres, meski terjadi kenaikan pada tiga komoditas, yakni 
minyak goreng, kedelai dan tepung, tidak disertai dengan kenaikan harga beras, 
gula dan minyak tanah.

"Akibatnya, pemerintah juga tidak bisa sertamerta melakukan pembangunan secara 
besar-besaran seperti pembangunan jalan tol berpuluh-puluh kilometer dan 
tambahan daya listrik hingga 2.000 Mw per tahun," ucapnya.

Itu dikarenakan, setiap anggaran yang telah disetujui parlemen sebagian besar 
atau sekitar 40 persen dialokasikan untuk membayar utang luar negeri, bunga 
utang dan subsidi.

"Itu menghabiskan sekitar Rp300 triliun per tahun. Itu tidak bisa dihindari 
karena kita juga tidak ingin ekonomi kita terlalu susah," ujar Wapres.

"Saya yakin, apabila tidak terjadi lonjakan harga minyak tanah dunia, 
pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai delapan persen per tahun," ujarnya.

Wapres menegaskan, suatu bangsa akan dihargai secara internasional jika 
didukung oleh sistem ekonomi yang kuat. 

"Saat ini, banyak negara yang membutuhkan kita, baik untuk sawit, gas dan 
sebagainya. Posisinya kita unggul. Berbeda dengan dulu. Sejak saya menjalankan 
pemerintahan ini bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tidak pernah kami 
jalan-jalan ke luar negeri untuk minta bantuan," kata Jusuf Kalla


      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke