Baca juga di
http://www.lmnd-online.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=9

EKSEKUTIF NASIONAL
LIGA MAHASISWA NASIONAL untuk DEMOKRASI
EN LMND
Kantor: Jl. Tebet Dalam II.G No.1, Tebet, Jakarta Selatan,
Telp.021-8354513, E-mail: [EMAIL PROTECTED], Website:www.lmnd-online.org

No      : 013/B/EN-LMND/Maret/2008
Hal     : Pernyataan Sikap
Lamp    : Kronologi 

USUT TUNTAS KASUS KENDARI, COPOT PEJABAT YANG TERLIBAT

Tindak kekerasan oleh Kepolisian kembali terulang. Pada Kamis, 27
Maret 2008, aparat kepolisian menyerbu dan menduduki disertai tindak
penganiayaan terhadap anggota civitas academica Universitas Haluoelo
(Unhalu) Kendari. Penyerbuan ini terkait bentrokan sehari sebelumnya
antara massa Aliansi Rakyat Tolak Penggusuran Kendari yang menolak
kebijakan Walikota Kendari Asrun dengan massa preman dan PNS yang
mendukung kebijakan Sang Wali Kota.

Kekerasan di Kendari semakin menambah daftar hitam perilaku buruk
kepolisian kita. Pada Oktober 2007 misalnya, seorang mahasiswa menjadi
korban penembakan anggota Polri di Yogyakarta, kemudian penembakan
terhadap Tri Joko Kuncoro, Sekretaris DPD II Partai Persatuan
Pembebasan Nasional (Papernas) Madiun (17 Januari 2008) serta
penganiayaan hingga tewas Tubagus Noviarwan, mahasiswa Universitas
Indoglobal Mandiri, Palembang (12 Februari 2008). 

Memang kasus kekerasan oleh aparat keamanan terhadap rakyat sudah
begitu umum terjadi di Indonesia. Menurut Komnas HAM, pada tahun
2007-2008 terjadi 180 kasus kekerasan aparat keamanan, dimana polisi
berada di urutan pertama. Urutan kedua, dilakukan oleh aparat TNI
sebanyak 18 kasus. Rinciannya, 4 kasus oleh AL, 12 kasus dilakukan
aparat AD, dan 2 kasus dilakukan aparat AU.

Berbagai tindak kekerasan tersebut menunjukkan bahwa aparat kepolisian
telah melupakan tugas pokoknya yaitu to protect and to serve 
(melindungi dan melayani) rakyat. Hal ini sungguh berbahaya bagi
rakyat, terutama dalam kaitannya dengan jaminan atas keamanannya.
Menindaklanjuti situasi tersebut dan menanggapi kekerasan yang terjadi
di Kendari, kami, Eksekutif Nasional-Liga Mahasiswa Nasional untuk
Demokrasi (Eknas-LMND) menyatakan:
1.      Menuntut Kapolri agar mencopot jabatan Kapolda Sulawesi Tenggara
dan dan Kapolresta Kendari sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
tindak kekerasan dan ketidakprofesionalan aparat kepolisian dalam
penanganan hak kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara
bebas yang terjadi di Kendari
2.      Menuntut Komnas HAM agar segera melakukan penyelidikan atas tindak
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh aparat Polresta
Kendari yang didukung pula anggota Polda Sultra. 
3.      Menolak intervensi aparat keamanan di sekolah-sekolah dan kampus
yang notabene adalah tempat tempat mengasah ilmu dan kritisisme
pelajar/mahasiswa.
4.      Menuntut agar institusi Polri secara konsisten menerapkan Hak Asasi
Manusia (HAM) sejak dari perekrutan, pendidikan hingga tugas
sehari-harinya.
5.      Menyerukan kepada DPR dan Pemerintah agar mengesahkan aturan dimana
prajurit memiliki hak demokratik menolak perintah atasan atau pimpinan
yang melanggar konstitusi atau aturan hukum yang berlaku.
6.      Menuntut agar Walikota Kendari mundur dari jabatannya sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas tindak provokasi yang dilakukan preman
pendukungnya dan pegawai Pemkot Kendari.
Demikian pernyataan sikap ini kami buat.
 Jakarta, 28 Maret 2008
 
Pendidikan Gratis, Ilmiah dan Demokratis
Bangun Dewan Mahasiswa Rebut Demokrasi Sejati!

 
Eksekutif Nasional-Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
(Eknas-LMND)
 
 
Lalu Hilman Afriandi                               Agus Priyanto
                         -------------------------                   
       ---------------------
                              Ketua Umum                             
     Pjs. Sekretaris Jenderal
 

Lampiran:
Kronologi
Penyerangan Terhadap Peserta Deklarasi dan Konferensi
Wilayah Ormas Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Sulawesi
Tenggara di Kota Kendari

Aliansi Rakyat Tolak Penggusuran Kendari

Hari I:
Rabu, 26/3/2008
Jam 09.00-09.45
Sekitar 800 orang massa aksi peserta Deklarasi dan Konfrensi Wilayah I
Sarekat Hijau Indonesia (SHI) berkumpul di lapangan Eks MTQ Kendari di
Jalan Balaikota (depan kantor Walikota Kendari dan DPRD Propinsi
Sultra). Massa berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Sulawesi
Tenggara, di antaranya; Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe
Selatan, Kab. Konawe Utara, Kab. Muna, dan Kab. Bombana. Terdiri dari
komunitas dan serikat-serikat rakyat dari elemen gerakan perempuan,
buruh, petani, kaum miskin perkotaan, pedagang kaki lima (PKL),
mahasiswa serta LSM. Selain itu, undangan Deklarasi dari organisasi
nasional seperti: WALHI, KPA dan Pengurus Pusat SHI (PP SHI) hadir
bergabung dengan massa aksi.

09.45 – 10.00
Panitia memandu jalannya acara Deklarasi dengan menjelaskan maksud dan
tujuan diadakannya kegiatan Deklarasi Ormas SHI Sultra.

10.00-12.00
Dipandu oleh MC, pimpinan-pimpinan organisasi nasional menyampaikan
orasi dan pesan solidaritas terkait dengan kegiatan Deklarasi. Orasi
pertama disampaikan oleh Usep Setiawan (Sekjend Konsorsium Pembaruan
Agraria). Orasi kedua oleh Charilsyah (Ketua Majelis Perwakilan SHI).
Selanjutnya, Andreas Iswinarto (Sekjend Pimpinan Pusat SHI). Dan yang
terakhir orasi politik oleh Chalid Muhammad (Direktur Eksekutif
Nasional WALHI).

12.00-12.05
Panitia menyampaikan kepada massa aksi bahwa kegiatan Deklarasi akan
diakhiri dengan reli menuju kantor Wlikota Kendari. Tujuannya untuk
menyampaikan solidaritas kepada para PKL korban penggusuran oleh
Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari. Sebagai informasi, sudah sekitar 2
minggu sebelum acara Deklarasi, Komite Persiapan SHI (KP SHI) Sultra
secara rutin menggelar aksi-aksi massa bersama aliansi PKL dan gerakan
mahasiswa menentang penggusuran PKL di Kota Kendari. Aksi ditujukan di
kantor DPRD Kota Kendari maupun
kantor Walikota. Jarak lokasi dengan kantor Walikota sekitar 500 meter.

12.05-12.20
Massa bersiap-siap mengatur barisan aksi reli. Sementara mobil komando
dan sound system disiapkan.

12.20-12.25
Massa star dari lokasi Deklarasi menuju jalan raya Balai Kota.

12.25-12.40
Massa aksi tiba di depan pintu gerbang kantor Walikota. Terjadi aksi
dorong-dorongan dengan aparat egawai Pemkot Kendari yang menghalangi
massa aksi masuk ke halaman kantor Walikota. Situasi sedikit memanas.
Korlap aksi menenangkan massa aksi. Terlihat sekitar 50-an orang
kelompok preman yang selama ini diidentifikasi menjadi massa bayaran
oleh Walikota Kendari untuk menghadapi aksi-aksi PKL bersama mahasiswa
dan gerakan sosial lainnya. Kelompok ini bergabung menghalang-halangi
massa aksi masuk dalam gedung. Setelah negosiasi, akhirnya massa aksi
dipersilahkan masuk ke halaman kantor Walikota
Kendari.

12.40-12.50
Massa aksi tiba di depan pintu masuk utama kantor Walikota. Korlap dan
Wakorlap aksi menyampaikan orasi dan pesan solidaritas terkait dengan
kebijakan Pemkot menggusur PKL Kota Kendari (khususnya di wilayah
Pasar Andonohu, Pasar Baru Wua-Wua, Pasar Sentral Kota, Pasar Baruga,
PKL Kadia, serta PKL di emperan-emperan toko di sepanjang jalan utama
kota)

12.50-13.00
Massa aksi meninggalkan halaman kantor Walikota. Korlap aksi
menyampaikan agar massa aksi tetap berbaris secara damai saat keluar
dari halaman kantor. Massa mengikuti dengan tertib dan damai sembari
terus meneriakkan yel-yel: Rakyat Bersatu Tolak Penggusuran;
Bersama Bersatu Lawan Penindasan; Tanah untuk Rakyat; Bersatu,
Bersarikat, Berlawan Tolak Kekerasan.

13.00-13.15
Massa aksi keluar meninggalkan kantor Walikota dikawal oleh sekitar
30-an aparat polisi berpakaian dinas maupun anggota Intelkam Polresta
Kendari. Tiba-tiba salah satu peserta aksi yang berbaris dibagian
belakang, Sdr. Mastri Susilo Direktur Eksekutif LePMIL Sultra (33)
dipukul dan dikeroyok oleh sekitar 5 orang dari kelompok preman.
Selain itu, mereka  juga mengeroyok Sdr. Andreas Iswinarto, Sekjend PP
SHI (42) yang berada di depan Sdr. Mastri Susilo. Andreas dipukul
karena mencoba melerai dan menolong Sdr. Mastri. Andreas dan Mastri
mengalami luka-luka berupa memar dan lebam dibagian wajah dan tubuh
akibat ditendang dan dipukul.  Korban lainnya, Sari (13) masyarakat
petani dari kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Murhum Kota Kendari,
luka dibagian kepala terkena lemparan batu. Akibat lemparan kepala
korban mengalami pendarahan.

13.15-13.35
Melihat Mastri dan Andreas dikeroyok, massa aksi spontan berbalik arah
dan membantu keduanya. Sementara, sekitar seratusan pegawai dan preman
bayaran berhamburan keluar kantor Walikota. Mereka membantu menyerang
massa aksi dengan melempar batu ke arah massa aksi. Batu ini diduga
telah disiapkan sebelumnya. Sebab, di lokasi tak ada batu seperti yang
digunakan para penyerang. Lalu para penyerang mengejar massa aksi
dengan menghunus senjata tajam (sajam) berupa parang dan pisau
(badik). Ada sekitar 15 orang yang terlihat memegang senjata tajam.
Karena dilempar batu dan dikejar dengan menggunakan sajam, massa aksi
berlarian menuju lapangan Eks MTQ. Para penyerang terus mengejar massa
aksi. Peserta aksi yang mayoritas ibu-ibu dan mahasiswi banyak yang
terjatuh dan terinjak-injak para penyerang. Terdengar tembakan yang
dikeluarkan oleh puluhan anggota polisi di tengah penyerangan. Korban
lainnya, Sdr. Alimuddin Direktur Eksekutif SWAMI Muna (38) juga
dikeroyok oleh sekitar 10 orang penyerang. 1 orang yang
teridentifikasi adalah Kepala Dinas Kebersihan Pemkot Kendari, Sdr.
Agus Salim. Alimuddin dianiaya hingga terjatuh di
aspal. Penyerang terus mengejar massa aksi hingga di lapangan Eks MTQ.

13.35-14.00
Massa aksi kembali merapikan barisan di lapangan Eks MTQ. Tim evakuasi
aksi membawa para korban yang dikeroyok maupun yang terinjak-injak ke
Rumah Sakit KOREM Wirabuana Kendari yang berjarak 500 meter dari
lapangan Eks MTQ.

14.00-14.20
Delegasi massa aksi terdiri dari wakil-wakil setiap organ peserta
Deklarasi yang berjumlah 10 orang kembali mendatangi kantor Walikota
untuk memprotes tindakan kekerasan, serta menanyakan kawan-kawan
peserta aksi yang masih terkurung dalam area kantor Walikota. Di
belakang delegasi, menyusul barisan massa mahasiswa dari Fakultas
Teknik Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari. Jumlahnya sekitar 50-an
orang. Massa mahasiswa dan delegasi kembali bersitegang dengan aparat
polisi, pegawai Pemkot, dan petugas Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota
Kendari yang menghadang massa aksi di depan gerbang kantor Walikota. 

Terjadi aksi saling dorong antara massa mahasiswa dan aparat polisi,
pegawai Pemkot dan Pol PP. Mahasiswa menyampaikan protes keras, sebab
banyak kawan-kawan mahasiswa dan peserta Deklarasi yang terkena
lemparan batu dan pukulan hingga masuk Rumah Sakit.

14.20-14.40
Pimpinan-pimpinan massa aksi  melakukan konfrensi pers bersama
mengecam keras atas tindakan penyerangan dan penyerbuan. Selain
menyerukan agar supaya massa tetap solid dan tidak terpengaruh dengan
aksi penyerangan.

14.40-15.00
Massa aksi meninggalkan arena Deklarasi. Peserta dari luar Kota
Kendari kembali ke daerah masing-masing. Sementara sekitar 200 peserta
Konfrensi Wilayah I SHI Sultra menuju arena Konfrensi di Gedung LPMP
Kota Kendari.

22.00-23.00
Hasil rapat bersama elemen-elemen gerakan mahasiswa Kendari bersepakat
untuk menggelar aksi damai pada hari Kamis (27/3) sebagai bentuk
protes atas tindakan penyerangan.



Hari II:
Kamis, 27/3/2008
09.00-09.30
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoelo (Unhalu) berkumpul di
Kampus Lama Kemaraya Kendari. Jumlahnya sekitar 100 orang. Massa
menuju lapangan Eks MTQ Kendari.

09.30-10.00
Sekitar 400-an mahasiswa dari berbagai Fakultas di Unhalu berkumpul di
depan Gerbang Kampus Baru Unhalu di Jalan HEA. Mokodompit, Kambu Kota
Kendari. Mereka lalu longmarch menuju lapangan Eks MTQ di Jalan 
Balaikota. Bergabung dengan massa mahasiswa Fakultas Teknik.

10.00-10.10
Mahasiwa melakukan diskusi singkat dan pengarahan terkait rencana
strategi aksi.

10.10-10.25
Massa mahasiswa melakukan longmarch menuju kantor Walikota. Jaraknya
sekitar 500 meter dari lapangan Eks MTQ Kendari.

10.25-10.35
Massa mahasiswa di depan pintu gerbang kantor Walikota saat hendak
masuk. Massa dihalangi oleh aparat polisi dari Polresta Kendari.
Jumlah aparat sekitar 30 orang. Terlihat sejumlah aparat polisi dari
Intelkam Polresta Kendari. Jumlahnya sekitar 15 orang berada di
sekitar massa mahasiswa.

10.35-10.45
Di depan pintu gerbang terjadi negoisasi antara pimpinan-pimpinan
mahasiswa dengan Kasat Intelkam Polresta, AKP Bambang. Mahasiswa
meminta dipertemukan untuk dialog dengan Walikota Kendari. Kasat
Intelkam setuju. Massa mahasiswa mempersiapkan diri.

10.45-10.50
Saat massa mahasiswa hendak masuk ke dalam halaman kantor Waalikota
untuk dialog, tiba-tiba ada provokasi terhadap massa aksi berupa
lemparan batu oleh orang tak kenal kearah aparat polisi yang berjaga
di depan pintu gerbang. Provokasi ini menyebabkan aparat polisi mulai
melakukan pemukulan terhadap massa mahasiswa yang berada di baris
terdepan. Massa mahasiswa mundur dan bertahan dengan alat-alat
perlengkapan aksi yang dibawa (tiang bendera dan spanduk).

10.50-12.30
Aparat polisi mengejar massa mahasiswa dan terus memukul dengan
menggunakan tongkat. Mahasiswa berlarian mundur sembari tetap
merapikan barisan aksi di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
Sultra yang berjarak sekitar 350 meter dari pintu gerbang kantor
Walikota. Polisi melepaskan gas air mata serta tembakan ke udara
berkali-kali untuk membubarkan massa mahasiswa. Polisi terus mengejar
massa mahasiswa.

Mahasiswa mundur hingga ke belakang lapangan Eks MTQ. Beberapa
mahasiswa yang berlarian di sekitar kantor Walikota (terlepas dari
massa aksi) dipukuli oleh pegawai Pemkot Kendari. 7 orang mahasiswa
ditangkap dalam pengejaran ini lalu di tahan di Mapolsekta Mandonga.
Beberapa saat kemudian ketujuh mahasiswa di pindahkan di Mapolresta
Kendari. Kedelapan mahasiswa tersebut adalah:

1. Aswan (20) Fakultas Hukum angkatan 2007
2. Radjab (23) FISIPOL angkatan 2002
3. Oko (21) Fakultas Teknik angkatan 2007
4. Irwan (23) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
angkatan 2004
5. Larompo Awal (23) FISIPOL angkatan 2004
6. Lafirman (21) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
angkatan 2006
7. Al Abzhar (27) Fakultas Pertanian angkatan 1999
8. Kubais (24) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
angkatan 2001

Rata-rata kedelapan mahasiswa mengalami penganiayaan saat ditangkap.
Pada bagian wajah lebam dan berdarah. Sementara di bagian dada dan
punggung terdapat bekas-bekas pukulan dan tendangan. Khusus korban Al
Abzhar, mengalami bocor di bagian kepala dan memar di sekujur tubuh.
Dia dirawat di Poliklinik Polresta Kendari.

12.30-13.00
Massa mahasiswa yang kocar-kacir dikejar aparat polisidan pegawai
Pemkot lalu naik menumpang truk dan angkutan umum yang lewat di
belakang lapangan Eks MTQ, Jalan Supu Yusuf. Di kampus mahasiswa
melakukan konsolidasi kembali.

13.00-14.00
Ratusan mahasiswa melakukan orasi-orasi dan penggalangan solidaritas
atas aksi represif aparat polisi dan pegawai Pemkot Kendari
sebelumnya. Aksi dipusatkan di depan gerbang I Kampus Baru Unhalu.

14.00-14.15
Sebagian massa mahasiswa masuk ke dalam kampus dan berkumpul di
halaman gedung Rektorat yang digunakan sebagai Posko informasi bersama.

14.15-14.30
Sekitar 20-an anggota Buru Sergap (Buser) Polresta Kendari masuk ke
dalam kampus dan langsung menyerang mahasiswa yang terkonsentrasi di
gedung Rektorat. Mereka membawa senjata tajam (sajam) berupa parang
dan pisau (badik); benda tumpul linggis dan ba lok kayu;
serta membawa senjata api (senpi) jenis pistol colt. Berkali-kali
mereka menembak mahasiswa yang membuat banyak mahasiswa kaget dan
berhamburan menyelamatkan diri. Pasukan BUSER menguasai gedung
Rektorat. Saat kejadian Rektor Unhalu, Prof. Mahmud Hamundu, MSc 
tidak berada ditempat.

14.30-16.15
Mahasiswa yang hendak menuju gedung Rektorat yang umumnya tidak
terkait dengan aksi di kantor Walikota, serta yang mau mengurus
kebutuhan akademik dikejar dan dipukuli oleh BUSER. Banyak yang
luka-luka. Melihat kondisi itu, puluhan mahasiswa berusaha mengambil
alih kembali gedung Rektorat. Terjadi aksi saling melempar antara
BUSER dan mahasiswa. Terdengar berkali-kali suara tembakan yang
dilepaskan ke atas dan kearah kerumunan mahasiswa. Satu orang
mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Unhalu (nama belum diketahui) terkena
tembakan peluru tajam pada bagian paha atas. Korban dilarikan ke RSUD
Propinsi Sultra oleh mahasiswa. Mengetahui ada mahasiswa tertembak,
BUSER meninggalkan gedung Rektorat menuju pintu I kampus.

16.15-16.45
Mahasiswa berhasil menguasai gedung Rektorat.

16.45-17.40
Datang aparat polisi gabungan dari Satuan Pengendali Massa (Dalmas);
BRIMOB dan BUSER serta Intelkam. Mereka menggunakan 3 unit truk
Dalmas, 2 unit mobil patroli pickup; 2 unit mobil patroli jenis
Kijang; 20 unit motor patroli jenis trail; serta 1 unit mobil
watercanon. Mereka langsung masuk mengepung dan melakukan teror di
dalam kampus. Di dalam kampus, aparat gabungan ini melakukan tindakan
kekerasan berupa:
1. Memukul siapa saja mahasiswa dan staf Rektorat yang
ditemui berada di sekitar gedung Rektorat.
2. Menghancurkan kaca-kaca di gedung Rektorat
3. Merusak kendaraan motor dan mobil mahasiswa maupun
staf Rektorat yang diparkir di halaman gedung Rektorat
4. Melepaskan tembakan berkali-kali

Tindakan di atas membuat mahasiswa yang berada di dalam kampus,
khususnya yang berada di gedung Rektorat menjadi panik dan berhamburan
menyelamatkan diri. Setidaknya 30-an mahasiswa mengalami luka serius
(kepala bocor, wajah bengkak dan lebam), serta luka ringan. Salah satu
korban yang mengalami luka serius, Zuhdi Mulkian Presiden Mahasiswa
Unhalu.

Adapun nama-nama korban yang teridentifikasi hingga hari Jumat (28/3)
pukul 03.00 Wita yaitu:
1. Herman (26) Fakulltas Ekonomi angkatan 2000
2. Muhammad Fahri (22) Fakultas Teknik angkatan 2003
3. La Sara La Indi (23) Fakultas Teknik angkatan 2006
4. Wahid (26) Fakultas Ekonomi angkatan 2000
5. Hairil (19) AMIK Yapennas angkatan 2006
6. Ali (19) Fakultas Teknik angkatan 2007
7. M. As'ad (20) Fakultas Teknik angkatan 2007

Dan lain-lain yang masih tersebar di beberapa Rumah Sakit yang ada di
Kota Kendari di antaranya RSUD. Propinsi SULTRA, RS. Bhayangkara, RS.
Korem, dan RS. Prayoga.

17.40-18.00
Aparat gabungan bergerak meninggalkan kampus. Di depan kampus mereka
melakukan sweeping dan pemukulan pada siapa saja mahasiswa yang ditemui.

18.00-24.00
Suasana masih sangat mencekam. Aparat melakukan sweeping dan pencarian
terhadap beberapa pimpinan lembaga kemahasiswaan yang dianggap
terlibat aksi di depan Kantor Walikota pada siang hari tadi (selesai).

Nomor Fax Penting:
1. Gubernur Sultra Nur Alam, SE: 0401-391603
2. Kapolda Sultra Brigjend Djoko Satrio: 0401-390047
HP: 0811-401975
3. Kapolresta Kendari: 0401-396521
4. Walikota Kendari Ir. Asrun M.Eng: 0401-323593

Lembaga yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tolak
Penggusuran Kendari:
WALHI Sultra, FITRA SIJAR Sultra, LEPMIL, HMI
Perjuangan Cab.Kendari,  SULUH Indonesia, UPLINK, KPI,
ALPEN, LMND, YPSHK, KBM-UNHALU, KOMDES, SRMK, SHI
SULTRA, JKPPR, FMPR, SUWAKA, Yasinta



Kirim email ke