Kepemimpinan bukanlah dengan membuat semua orang senang.
Kepemimpinan adalah seni dan ketegasan menunjuk dan mencapai horizon.
penindasan tidak harus terjadi, juga pula tirani minoritas.
maka dari itu tidak ada kata demokrasi an sich dalam Pembukaan UUD
1945,karena

memang bukan itu yang dipilih untuk mencapai tujuan oleh founding
fathers.

Bung Karno dalam 1 Juni 1945 mengatakan,Fair Play!!
yang kecil hendaknya tidak menyandung, kalah menang itu hal yang
biasa.
Yang besar hendaknya tidak menindas, melainkan berdiri diatas semua
golongan.
Bukan yang 1 menolak yang 1000.Bukan yang 19 juta menjerembabkan yang
230 juta!

Fair play kata Bung karno...
Fair play berarti ada yang menang dan harus ada yang kalah.
yang menang menggenapi yang kalah menghormati!
Bulat air di pembuluh, bulat kata di mufakat, itu kata kami di dusun.

makanya demokrasi Indonesia bukan demokrasi yang 1 menindas yang 1000.
demokrasi kita adalah yang 1000 menggenapkan yang 1...
demokrasi kita adalah demokrasi yang membenarkan yang banyak....
demokrasi kita adalah demokrasi yang mencari kemenangan orang yang
banyak..
bukan demokrasi yang membuat yang banyak pecah terkoyak koyak oleh
yang kecil yang tidak menerima kalah itu sebagai hal yang "fair
play...!!!"

Fair play kata Bung Karno.
Baca lagi lebih jauh, maka Bung Karno menunjukkan fair play dalam hal
PERSENTASI...bukan KUALITATIF semata!
bukan pluralitas tapi bhinneka!!

Demokrasi kita makanya bukan demokrasi yang membenarkan tiranisme
minoritas.
Demokrasi bukan demokrasi yang bablas..yang 1 menjajah 1000.
Demokrasi kita lebih matang, karena ada kewajiban yang kalah memberi
kesempatan

yang menang untuk berbuat.
Demokrasi kita berarti yang kecil mengalah untuk hal yang lebih besar.
Ini seni memimpin.
Pemimpin menunjukkan kemana arah cakrawala, sementara para ketua
partai menentukan cara mencapainya.
Pemimpin mengatakan kata "MENGAPA", sementara para Ketua menentukan "
BAGAIMANA"...
Tiadalah tiap tiap rakyat orang seorang berhak menunjukan "mengapa
dan bagaimana"-nya seenak perutnya sendiri...
konsekuensi bernegara dan ber-demokrasiIndonesia adalah MENERIMA
MUFAKAT dan mengikuti kepemimpinan.


itu musyawarah untuk mufakat.
partisan yang kecil, turutlah pada kesepakatan yang lebih besar...
kau yang sedikit, jangan menghalangi tujuan bersama...

dan yang terpenting,
kau yang besar, pertimbangkanlah keadilan untuk yang semua...keadilan
untuk pihak yang besar terlebih dahulu...jangan ada yang kepentingan
golongan.

Maka itu, kalau harus mencari keadilan, carilah keadilan untuk yang
230 juta terutama sekali....

itu dia S O S I O D E M O K R A S I

Merdeka!!!


Yanri,-

Kirim email ke