Terimakasih mas Radityo yang telah mengirim salin berita ini.
Pertama-tama patut di catat bahwa menurut berita mengenai kronologi kontak antara Joko Suprapto dkk dengan UGM sudah berlangsung antara tahun 2005/2006 artinya 1-2 tahun yang lalu, sebelum "kasus" ini ramai diberitakan di media massa. *** Dari awal, seperti hampir semua orang, saya merasa skeptis dengan klaim temuan mas Joko Suprapto (JS) dkk. ini. Aturan penalaran yang berlaku, baik di dunia ilmiah maupun dunia industri, suatu klaim temuan "baru" harus di anggap "tidak benar" sampai bisa dibuktikan sebaliknya oleh pihak peng-klaim: (1) dengan penjelasan teoritis yang bisa diterima nalar (2) dengan percobaan empirik yang meyakinkan. *** Okey-lah kalau temuan mas JS di atas di klaim sebagai sesuatu yang menggunakan prinsip yang sama sekali baru/belum dikenal di dalam sains dewasa ini, setidak-2 nya mereka bisa membuktikan dengan cara (2) percobaan empirik/ eksperimen yang meyakinkan dan "reproducible" ( jika di ulang, dengan 'set-up' alat dan kondisi yang sama, hasilnya +/- konsisten ). *** Sayang sekali, dari berita di bawah ini kurang begitu jelas "seperti apa" sebetulnya prinsip kerja alat Pembangkit Listrik jenis 'baru' yang ditemukan oleh mas JS dkk. Penjelasan pada alinea di bawah ini cukup membingungkan: ada baterai dan ada panel surya, jadi sebetulnya prinsip kerja yang "baru" dari alat ini bagian yg mana? >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> >> >> Purwanto, pembicara dari rombongan Joko >> Suprapto menjelaskan dan mendemokan "PLTX", >> dengan menggunakan 4 buah batu baterai kecil >> ABC, dan ada lampu (+/- 60 Watt) serta panel >> surya. >> >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Seharusnya cukup dengan melihat Demo nya ini, pihak tim UGM sudah bisa menilai ini "real" atau "hoax". Tapi (sayangnya) argumen yg digunakan tim UGM untuk menyanggah "kebenaran" dari klaim JS adalah justeru karena belum mampu-nya mas JS dkk menjelaskan dasar teorinya. Bukan kah banyak sekali contoh temuan teknologi di masa lalu, di mana dasar teorinya baru bisa dijabarkan kemudian? *** Ataukah pihak tim UGM yang disebutkan dalam berita di bawah ini sengaja tidak ingin membeberkan rincian teknis alat tsb. karena alasan etika. Ini bisa dimengerti kalau tim UGM tsb terikat perjanjian NDA (Non Disclosure Agreement) dengan pihak JS dkk. Tapi ini juga tidak disebutkan/tidak jelas. Yang bikin kita-kita sebagai orang teknik penasaran, kasus mengenai ini sudah riuh rendah beritakan di mana-mana, diperdebatkan, tetapi justeru informasi mengenai "rincian teknis" dari temuan yang diklaim sangat minim, sehingga sulit menilai di mana sebenarnya letak "kesalahan" nya. Supaya adil, tentu pihak JS dkk berhak untuk membela diri (dan menuntut balik, karena sudah dituduh secara hukum sebagai melakukan "penipuan"). Alangkah baiknya kalau pihak JS dkk bisa mendemokan temuan yang di klaimnya ke beberapa pihak lagi yang independent ( 1 universitas + LIPI, misalnya ), dengan menandatangni NDA di atas untuk melindungi HaKI mereka, ... jika mereka memang orang-orang yang benar. ---( ihsan hm )---------------------- 29/05/2008 detik.com Misteri Blue Energy -------------------------------------------- Kronologi Kunjungan Joko Suprapto cs ke UGM -------------------------------------------- Arifin Asydhad - detikcom Jakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) pernah didatangi oleh Joko Suprapto dan Purwanto cs untuk meminta pengakuan atas penemuan pembangkit listrik ajaib dan bahan bakar air. Namun, UGM tidak terkecoh. Pihak UGM melakukan diskusi dan menyimpulkan temuan mereka tak bisa dibuktikan secara ilmiah. Mereka juga telah berupaya menipu. Berikut kronologi kunjungan Joko Suprapto cs ke UGM sekitar tahun 2005/2006, yang ditulis oleh Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM Sudiartono. Redaksi detikcom mendapatkan kronologi ini pada Rabu (28/5/ 2008) kemarin. Kronologi berikut sesuai tulisan dalam kertas dua halaman itu: 1. Pada tahun 2005/2006, Joko Suprapto Cs (+/- 8 orang) datang ke UGM untuk memperlihatkan hasil temuannya dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga "X" (PLTX), dengan menggunakan +/- 2 mobil. 2. Rombongan diterima oleh Rektor UGM (Prof Sofyan Effendi) di rumah dinas rektor. Yang membawa rombongan adalah teman Prof Sofyan Effendi dari Magelang. 3. Dari pihak UGM hadir Sudiartono dan Kusnanto dari PSE UGM, Rektor UGM (Prof. Sofyan Effendi) dan Dr. Chairil Anwar (WR Bidang Kemahasiswaan). 4. Purwanto, pembicara dari rombongan Joko Suprapto menjelaskan dan mendemokan "PLTX" , dengan menggunakan 4 buah batu baterai kecil ABC, dan ada lampu (+/- 60 Watt) serta panel surya. 5. Kata Purwanto, PLTX yang diperlihatkan mempunyai kapasitas 25 KiloWatt, sehingga membuat Rektor UGM tertarik untuk membeli untuk keperluan listrik di perumahan UGM. 6. Dalam presentasi, saya tanya apakah di dalam ada accu dan inverter? Dia jawab tidak ada. Kemudian saya tanya lagi berapa jam lampu akan menyala, dia jawab selamanya (dari sini saya mulai tidak percaya, karena menyalahi hukum kekekalan tenaga). 7. Dari diskusi sederhana tersebut, kami sudah mulai curiga, apa maunya. Maunya adalah minta selembar surat MoU/pengakuan atas hasil ciptaannya dari UGM, syukur kalau UGM mau membantu membiayai riset untuk menyelesaikan PLTX kapasitas Megawatt pesanan dari PT Leces, Jawa Timur. Saat itu dia memperlihatkan surat pesanan dari PT Leces ke Rektor UGM. 8. Kemudian dia membagikan kartu nama PT Brahma ......, di bidang energi alternatif berteknologi Mata-Hati. Kemudian dilanjutkan makan siang, dan kemudian Rektor UGM meminta saya untuk mendiskusikan secara ilmiah di Pusat Studi Energi UGM pada hari berikutnya. 9. Sebagai catatan, selama presentasi di rumah dinas Rektor, sopir saya bertanya ke sopir-sopir mobil rombongan. Ternyata mobil yang digunakan adalah rental dari Surakarta. PADA HARI BERIKUTNYA 10. Di Pusat Studi Energi UGM, salah seorang dari kelompok Joko Suprapto, yaitu Purwanto datang di PSE-UGM dengan menggunakan taksi. Dari Pusat Studi Energi yang melayani untuk diskusi adalah Sudiartono (Fisika/Geofisika FMIPA-UGM) dan Kusnanto (Teknik Fisika UGM). 11. Sebelum diskusi, saya tanya latar belakang pendidikan dari Purwanto, dia mengaku jebolan dari Fisika IKIP Yogyakarta (yang sekarang UNY). Dan di kartu nama hanya tertulis nama Purwanto, tidak ada gelar Drs. Dan Joko Suprapto lulusan/jebolan Teknik Elektro UGM. (Tetapi sebagai catatan, saat ini Purwanto sudah menggunakan gelar Drs, yang akhir-akhir ini mencoba mengelabui UMY dengan PLTX dan Banyugeni-nya). 12. Dari hasil diskusi seputar PLTX, yang katanya tidak ada accu-nya, beliau mulai kesulitan menjawab hukum kekekalan tenaga, dengan mengatakan dan menceritakan perputaran elektron di orbit suatu atom serta tenaga eksitasi elektron yang pindah orbit, dll, dll, yang intinya menceritakan table atom di kuliah Kimia Dasar (Kalau dia dari Fisika memang akan mendapat materi tersebut). 13. Didalam cerita, beliau mempu menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari kapasitas GigaWatt, dengan cara melobangi Ozon. Dan dari sini kami mulai sudah tidak menanggapi lagi, karena sudah kelihatan penipuannya. Dan mulai melontarkan Bahan Bakar Air, dan kami tidak menanggapi. 14. Karena kesulitan menjawab berbagai pertanyaan seputar Pembangkit Listrik, akhirnya saya tebak apakah kotak ajaib yang didemokan merupakan PLTJ (Pembangkit Listrik Tenaga Jin), dan dia jawab tidak. Kemudian saya tanya tempat workshop kotak ajaib, dia jawab di Surakarta Jalan Serengan sesuai dengan alamat kartu nama. 15. Pada hari Sabtu, saya ke Surakarta untuk mencari alamat yang dimaksud, dan setelah ketemu ternyata alamat tersebut adalah alamat Direktur PDAM Surakarta dan orang sekitar tidak tahu nama Purwanto dan PT Brahma ... yang ada di kartu nama. Di kartu nama ada nomor fax dengan kode wilayah klaten (0272), nomor tersebut saya kontak yang menerima anak kecil perempuan. Dan nomor tersebut berada diwilayak Pakis-Delanggu. 16. Dan saat itu juga, saya telepon no. HP Purwanto, dan saat saya telepon katanya posisi di Magelang. Dan saya katakan, anda penipu, alamat workshop yang ditunjukkan adalah rumah Direktur PDAM Surakarta. Dan saya katakan putus komunikasi, karena anda penipu. 17. Hanya yang kami sayangkan, saat di rumah dinas rektor UGM waktu itu, dia mengambil foto-foto Rektor dan yang lain. Yang kami khawatirkan, dengan foto-foto tersebut mungkin akan digunakan untuk mencari mangsa di tempat lain. 18. Berkaitan dengan PT Leces, saya menyuruh staf PSE untuk melacak ke Jawa Timur by phone kebenaran surat pemesanan itu Demikain sekilas informasi tentang kelompok Joko Suprapto di UGM. Ini semua karena kepanikan masyarakat dan para pimpinan pemerintahan berkaitan krisis energi. Sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan dan popularitas. Pihak Perguruan Tinggi (UGM/ITB) perlu tanggap dengan hal tersebut, tidak perlu menyalahkan siapa pun, semua salah. Dan mari kita di UGM kita jalin kebersamaan dan keterbukaan baik keilmuan maupun yang lain untuk melakukan riset berbasis produk nyata yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis energi dan krisis segalanya. Yogyakarta, 28 Mei 2008 Pusat Studi Energi UGM Kepala SUDIARTONO ( asy / nrl ) http://www.detiknews.com/indexfr.php? url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik\ .read/tahun/2008/bulan/05/tgl/29/time/152904/idnews/947175/idkanal/10