Masihkan DPR Mewakili
Rakyat..?<http://erwin-informasi.blogspot.com/2008/06/masihkan-dpr-mewakili-rakyat.html>

<http://bp3.blogger.com/_YQYm-M7Kc0s/SEN7fnrAaDI/AAAAAAAAAXo/vu522V80J-8/s1600-h/untitled.bmp>
Membahas tentang anggota DPR memang tidak akan selesai, terlalu banyak kasus
buruk yang ada pada anggota parlemen kita. sampai saat ini banyaknya anggota
DPR dan DPRD yang tidak bermutu dan tidak memiliki moral yang seharusnya
menjadi syarat utama sebagai anggota DPR. banyak kasus yang seharusnya tidak
terjadi.

Seperti Hilangnya Moral Anggota DPR dengan terbongkarnya pelecehan sex
anggota DPR Max moein dari frasi PDI perjuangan terhadap Sekretaris
pribadinya, dan foto syur max dapat kita lihat di internet begitu
bertebaran. ada juga anggota yang di tangkap basah KPK karena di duga kuat
menerima suap dalam bentuk uang tunai dan yang lebih menghebohkan lagi plus
bonus wanita cantik yang aduhai bin semlohai. atau kasus Yahya Zaini yang
heboh beradegan panas dengan artis maria Eva. Sungguh Masih pantaskan DPR
menyandang Sebagai Dewan terhormat, bila ternyata akhlak mereka sangat
bejat...?

DPR tidak hanya kasus seks, tapi ada beberapa hal yang mencedrai keadilan
dari rakyat, DPR selama ini sangat "getol" melaksanakan studi banding,Sudah
bukan rahasia umum lagi jika agenda studi banding ke luar negeri yang
dilakukan oleh anggota DPR sesungguhnya cuma merupakan akal-akalan para
anggota terhormat untuk bisa melancong gratis ke luar negeri, mereka Studi
banding pakai uang rakyat, yang sekarang banyak yang bunuh diri gara-gara
himpitan kemiskinan dan kemelaratan hidup yang kian hari kian sulit
dibayarkan oleh rakyat.

Situs Kompas (16/5) berjudul "Anggota DPR Bawa Keluarga Plesir ke Argentina"
menulis, "Anggota DPR melakukan kunjungan kerja dengan uang saku 500 dollar
AS atau Rp 4, 6 juta per hari per orang. Ada 12 anggota DPR yang mendapat
uang saku sebesar 500 dollar AS per hari per orang atau setara dengan Rp 4,
6 juta. Total menghabiskan uang negara 6.000 dollar per hari atau 48.000
dollar atau senilai Rp 441 juta dalam delapan hari. Tidak termasuk biaya
untuk 10 staf."

inilah ke 13 anggota yang ikut pelesiran ke argentina Sedangkan daftar
nama-nama anggota dPR yang plesir ke Argentina adalah:Yasonna Hamonangan
Laoly (PDIP),Andi Yuliani Paris (PAN), Tumbu Saraswati (PDIP),Jacobus
Mayongpadang (PDIP),Emmy Rerung Rante (isteri Jacobus Mayongpadang),Hasril
Azwar (PPP),nani Muliani (isteri Hasril Azwar),Patrialis Akbar (PAN),Putra
Jaya (PAN),Saifullah Mas'hum (PKB),Badriyah Fayumi (PKB),Abu Bakar (suami
Badriyah),Jazuli Juwaini (PKS),Saut Marasal Hasibuan (PDS),Rahmat Budiaji
(staf),Andie Widianto (staf),Novianto Murti Hartono (staf),Sudarsono
(staf),Evi Adiningrum (isteri Sudarsono),Jajang Abdullah (staf),Karim
Mustari (staf),Robert Simbolon (staf),Suwarno Putra Raharjo (staf),Gunawan
Suswantoro (staf), Agung Mulyana Saleh (staf),Desmalili Mariati (staf). (
http://www.eramuslim.com/berita/tha/8519070109-inilah-jadwal-dan-nama-anggota-dpr-ke-argentina.htm
)

itu baru satu kali studi banding yang dilakukan anggota DPR, Belum kelakuan
DPR/DPRD yang melakukan kunjungan-kunjungan ke daerah atau instasi dalam
negeri mereka hanya bertujuan untuk menghamburkan anggaran, Ujung-ujungnya
tandatangan dari sPJ (surat perjalanan dinas), yang anehnya setiap studi
banding tidak pernah ada laporan hasil studi banding, kecuali mungkin
oleh-oleh yang dibawa buat keluarganya.

DPR kita sangat bermental calo, karena disana banyak "Kompas - Praktik
percaloan di Dewan Perwakilan Rakyat secara sadar telah merekayasa dan
merampas bantuan yang menjadi hak masyarakat yang menjadi korban bencana
alam. Karena itu, tidak ada kata lebih pantas untuk dinyatakan perampasan
kolektif semacam ini merupakan kejahatan kemanusiaan." sungguh ironi DPR
kita ini

DPR kerjanya hanya mengurus yang tidak penting, ketika Slank mendendangkan
Lagu gosip jalanan mereka seperti kebakaran jenggot, padahal hal ini
seharusnya ditanggapi wajar oleh anggota DPR. ketika sampai saat ini banyak
warga yang menjerit tentang kenaikan BBM, tetapi apa yang terjadi DPR
seperti Bisu, tak bernyali, tak bersuara untuk mengajukan hak interpelasi
kepada pemerintah, lalu kemana anggota DPR tersebut?, apakah mereka sibuk
mengumpat di ketiak para gundiknya?, atau sibuk pelesiran dengan dalih Studi
banding?

DPR adaalh Sentra Kejahatan Korupsi di Indonesia, Korupsi yang dilakukan
oknum-oknum anggota DPR dan DPRD umumnya terjadi saat membahas anggaran
untuk departemen/instansi dan unit kerja hingga
pengesahannya dalam APBN atau APBD, anggaran departemen/instansi yang
dibahas di lembaga wakil rakyat tidak akan disahkan jika tidak menyiapkan
dana untuk oknum-oknum anggota DPRD pada komisi yang menangani anggaran itu.
Jadi, mereka anggota DPR/DPRD yang memulai dan mengajak pejabat instansi
melakukan perbuatan tercela seperti itu hanya untuk kepentingan pribadi
sementara rakyat miskin bertambah dan tidak diperhatikan lagi.

Dan Kebobrokan moral anggota DPR dapat kita lihat dari beberapa anggota DPR
yang ditahan KPK,KPK telah menahan empat orang anggota DPR, yaitu Hamka
Yandhu, Saleh Djasit, Al Amin Nur Nasution, dan Sarjan Taher. Hal ini juga
terjadi pada kasus BLBI yang menjadikan Gubernur Bank Indonesia, juga
mengindikasikan adanya kordinasi dengan oknum DPR. dan hal ini tidak menutup
kemungkinan bertambahnya anggota DPR yang korupsi.

Hal ini diperburuk dengan adanya rencana anggota DPR untuk membubarkan KPK,
"Kalau perlu dibubarkan saja," kata Ahmad Fauzi (anggota DPR). lembaga yang
dipimpin Antasari Azhar,dengan alasan KPK telah menjadi lembaga yang terlalu
kuat ("superbody") karena berhak memeriksa semua pihak termasuk anggota DPR.
seharusnya seluruh wakil rakyat di DPR menunjukkan bahwa mereka mendukung
pemberantasan korupsi, bukan melakukan korupsi. kenapa pak takut ya, atau
memang anda sedang korupsi ya?

Saat pemilu yang katanya adalah pesta demokrasi rakyat, walau sebenarnya
rakyat hanya mendapat rempah-rempah dari pesta yang diadakan tersebut,
rakyat hanya mendapat uang receh, dan baju butut, untuk memilih calon
anggota Dewan yang akan menjadi anggota DPR. "Rakyat ku sayang saat ku butuh
dukungan, Rakyat ku tendang saat aku jadi Anggota dewan" itulah prinsip yang
dipakai anggota DPR saat ini. mereka saat pemilu rela merogoh kocek
dalam-dalam untuk menjadikan diri mereka menjadi anggota DPR, dan "Akan
balas dendam " saat menjabat, mereka bermuka manis saat kampanye, dan mereka
bermuka garang saat mereka menjabat.

Saya termaksud orang yang mempertanyakan legalitas anggota DPR/DPRD saat
ini.. mengapa, saat pemilu saya hanya diberi pilihan untuk memilih partai,
dan tidak diberi penjelasan yang jelas tentang siapa calon yang dipilihkan
jika partai yang saya pilihkan menang. saat ini pemilihan anggota DPR tidak
melalui Fit and proper test, yang terjadi adalah siapa yang berani
menyumbang dana ke partai paling besar dialah yang akan menjadi wakil
rakyat, dan mengenai pengaturan wilayah yang diwakilkan, ditentukan secara
tertutup oleh partai tersebut. hal ini dapat kita lihat dari anggota DPR
yang merupakakan ikatan satu keluarga.

Mengenai keterwakilan dalam DPR, saya mempertanyakan mengapa anggota DPR itu
selalu orang yang sama, apakah bangsa ini telah kehabisan stok orang yang
kompeten? maksud dari kompeten bukan seorang yang mampu dan pintar, tetapi
orang yang mau dan peduli kepada Rakyat, mau dalam arti kata mau membela
rakyat, mau merasakan kesengsaraan rakyat. Tidak seperti sekarang, cukup
banyak anggota DPR dan DPRD yang sama sekali tidak mengerti dengan
tugas-tugas yang diembannya. Tidak hanya itu, tidak sedikit wakil rakyat
yang hanya memperhatikan kepentingan sendiri atau kelompoknya saja. sungguh
ironi, dan menyedihkan sekali.

Setiap lembaga negara, termaksud presiden setiap akhir periode menjabat
selalu memberi laporan pertanggung jawaban, termaksud Presiden yang memberi
laporan pertanggung jawaban, entah hasilnya di tolak atau diterima, Saya pun
bertanya, kepada siapa DPR memberi pertanggung jawaban? kepada rakyat kah..
atau kepada parpol..? mungkin jawaban yang diberiakan adalah kepada rakyat..
lalu apa bentuk pertanggung jawaban DPR Kepada Rakyat? jawabanya adalah DPR
tidak pernah memberi petanggung jawaban kepada rakayt. Jadi masih kah saya
harus memilih pada saat pemilu untuk memilih wakil rakyat? kalau hanya saya
melegalkan kejahatan yang dilakukan oleh wakil yang saya tunjuk, serta tidak
tahu apa hasil yang dari keterwakilan saya pada wakil saya yang duduk di
Kursi DPR? mungkin lebih baik saya menjadi partisan partai GOLPUT, karena
saya tidak harus bertanggung jawab terhadap pilihan yang saya lakukan,
karena telah beberapa kali mengharap perubahan pada setiap pemilu dengan
memilih beberpa partai yang berbeda, entah itu partai yang mengaku mengemban
amanat nasional, atau partai yang bisa memberi kebangkitan bangsa, atau
partai yang berjuang untuk wong cilik, atau partai yang memberi keadilan dan
kesejahteraan, atau partai orang-orang yang berkarya, atau partai lainya..
pada akhirnya hasilnya akan tetap sama. kami rakyat kecil tidak pernah
benar-benar terwakilkan oleh DPR yang katanya Elit dan Terhormat, walau
kelakuan meraka adalah Bejat.

Masihkah ada partai yang dapat dipercaya? Masihkah DPR diperlukan atau
sebaiknya dibubarkan saja ya? Karena kami tidak perlu janji-janji, kami
butuh tindakan untuk hidup kami yang memang sangat berat, tidak seperti yang
katanya wakil kami yang hidup bergelimangan Harta, dan wanita.

Seorang Rakyat Indonesia
2 juni 2008
http://erwin-informasi.blogspot.com/2008/06/masihkan-dpr-mewakili-rakyat.html

-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke