Khusus untuk orang-orang seperti Radityo, ayah ibu dan anak 
turunannya, istilah yang tepat memang bukan adu domba tapi adu 
bagong, karena dia memang keturunan bagong.



--- In ppiindia@yahoogroups.com, mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ini sungguh lelucon yang tidak lucu. Umat Islam itu bukan domba, 
kok diadu?
>    
>   Kenapa tidak sekalian pakai istilah adu onta saja?
>    
>   Dan kenyataannya, tanpa diadu pun antar umat Islam sudah dari 
sononya suka berantem satu sama lain sekadar memperebutkan tempat 
duduk agar lebih dekat dengan kursinya Allah.
>    
>    
>   wass,
>    
>   radityo
>   
> 
> Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Kiriman dari teman..
> 
> ------------ ---------
> 
>  
> 
> (CIVIL DEMOCRATIC SILAM , PARTERS ,RESOURCES, AND STRATEGIES; 
Cheryl Benard)
> 
> 
> Adanya politik adu domba di balik insiden Monas semakin menguat. 
Pernyataan Ketua Umum PBNU
> Hasyim Muzadi mengingatkan pihak-pihak tertentu untuk tidak 
melibatkan
> NU menyusul insiden Monas 1 Juni. "NU akan memberikan sanksi kepada
> siapa pun yang melakukan provokasi," tegasnya.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Hasyim menyesalkan penggunaan dan pelibatan nama NU dan kelompok NU 
dalam masalah ini. "Karena
> relevansinya tidak ada antara NU dan Monas, NU dan FPI. Tapi, kenapa
> lalu ditulis korban itu adalah orang NU?" ujar Ketua PBNU Hasyim 
Muzadi
> dalam pernyataan tertulis pada detikcom, Selasa (3/6/2008).
> 
> KH
> Hasyim Muzadi juga mengingatkan pelibatan orang-orang NU yang
> menjadikan NU sebagai pihak yang juga terlibat dalam bentrok fisik 
itu.
> "Ini tidak boleh terjadi dan harus dicegah. Bentrok fisik sangat
> merugikan. Kita ingin menyelesaikan masalah Monas, bukan memperluas
> masalah itu," tegasnya.
> 
> Upaya
> mengadu domba antara NU dan ormas Islam lain seperti FPI memang 
sangat
> terasa. Tampak dari reaksi warga NU diberbagai daerah yang 
mendatangi
> markas FPI. Konflik horizontal pun dikhawatirkan meluas di
> daerah-daerah.
> 
>  
> 
> Tidak
> hanya itu , perluasan insiden Monas juga tampak dari upaya membangun
> opini seakan-akan lasyar Islam menyerang kelompok memperingati hari 
kesaktian Pancasila.
> Serangan ini dianggap ancaman terhadap Pancasila, ideologi negara, 
dan
> pada gilirannya dianggap merupakan ancaman terhadap negara.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  Upaya
> adu domba yang konflik horisontal ini tidak bisa dilepaskan dari
> grand-strategi negara-negara Imperialis untuk menghancurkan umat 
Islam
> dan kekuatan Islam. Untuk itu, negara-negara Imperialis seperti AS
> memanfaatkan LSM-LSM komprador yang menjadi kaki tangannya untuk
> memprovokasi konflik.
> 
> Campur tangan asing tampak dari kecaman kedubes AS terhadap insiden 
Monas. Kedubes
> AS di Indonesia mengeluarkan siaran pers yang mengutuk aksi 
kekerasan
> oleh FPI. AS menilai, aksi itu berdampak serius bagi kebebasan 
beragama
> dan dapat menimbulkan masalah keamanan. Namun, pernyataan Kedubes AS
> itu dinilai anggota Fraksi PKS di DPR, Soeripto, sebagai bentuk 
campur
> tangan AS dalam masalah dalam negeri. "Itu tidak etis. Bahasa 
kasarnya intervensi. Seakan-akan pemerintah kita yang lemah," 
katanya. 
> 
>  
> 
> Grands
> strategi ini bisa terlihat dengan jelas dari rekomendasi Rand
> Corporation yang merupakan think-thank neo-conservative AS yang 
banyak
> mendukung kebijakan Gedung Putih.  Dalam rekomendasi Cheryl Benard 
dari
> Rand Corporation yang berjudul CIVIL DEMOCRATIC SILAM , PARTERS
> ,RESOURCES, AND STRATEGIES) secara detik diungkap upaya untuk 
memecah
> belah umat Islam. 
> 
>  
> 
> STRATEGI  : PECAH BELAH KELOMPOK ISLAM 
> 
> Langkah
> pertama melakukan klasifikasi terhadap umat Islam berdasarkan
> kecendrungan dan sikap politik mereka terhadap Barat dan nilai-
nilai Demokrasi.
> 
> Pertama : Kelompok Fundamentalis
> : menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat kontemporer.
> Mereka menginginkan sebuah negara otoriter yang puritan yang akan 
dapat
> menerapkan  Hukum Islam yang ekstrem dan moralitas. Mereka bersedia
> memakai penemuan dan teknologi    modern untuk mencapai tujuan 
mereka.
> 
> Kedua : Kelompok Tradisionalis:  ingin suatu masyarakat yang 
konservatif. Mereka mencurigai modernitas, inovasi, dan perubahan.
> 
> Ketiga : Kelompok  Modernis :  ingin
> Dunia Islam menjadi bagian modernitas global. Mereka ingin 
memodernkan
> dan mereformasi Islam dan menyesuaikannya dengan zaman.
> 
> Keempat : Kelompok Sekularis
> : ingin Dunia Islam untuk dapat menerima pemisahan antara agama dan
> negaradengan cara seperti yang dilakukan negara-negara demokrasi
> industri Barat, dengan agama dibatasi pada lingkup pribadi.
> 
>  
> 
> STRATEGI BELAH BAMBU DAN ADU DOMBA
> 
> Setelah
> membagi-bagi umat Islam atas empat kelompok itu, langkah berikutnya
> yang penting yang direkomendasi Rand Corporation adalah politik 
belah
> bambu. Mendukung satu pihak dan menjatuhkan pihak lain, berikutnya
> membentrokkan antar kelompok tersebut. Upaya itu tampak jelas dari
> upaya membentrokkan antara NU yang dikenal tradisionalis dengan 
ormas
> Islam yang Barat sering disebut Fundamentalis seperti FPI, HTI, atau
> MMI  dsb.
> 
> Hal ini dirancang sangat detil. Berikut langkah-langkahnya : 
> 
> Pertama : Support the modernists first  (mendukung kelompok 
Modernis) 
> 
> ·                                
> Menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang 
disubsidi. 
> 
> ·                                
> Mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum 
muda. 
> 
> ·                                
> Memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum 
pendidikan Islam. 
> 
> ·                                
> Memberikan mereka suatu platform publik 
> 
> ·                                
> Menyediakan
> bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanya an yang
> fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam
> persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang
> memiliki Web sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan
> pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolah-sekolah,
> lembaga-lembaga, dan sarana yang lainnya. 
> 
> ·                                
> Memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah  
pilihan "counterculture" bagi kaum muda Islam yang tidak puas. 
> 
> ·                                
> Memfasilitasi
> dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan
> budayannya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang 
relevan. 
> 
> ·                                
> Membantu dalam membangun organisasi-organisa si sipil yang 
independent, untuk 
> 
> ·                                
> Mempromosikan
> kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat 
biasa
> untuk mendidik diri mereka sendiri mengenai proses politik dan
> mengutarakan pandangan-pandangan mereka.
> 
>  
> 
> Kedua, Support the traditionalists against the fundamentalists: 
Mendukung kaum tradisionalis dalam menentang kaum fundamentalis. 
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain : 
> 
> ·                                
> Menerbitkan
> kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang
> dilakukan kaum fundamentalis; mendorong perbedaan antara kaum
> tradisionalis dan fundamentalis. 
> 
> ·                                
> Mencegah aliansi antara kaum tradisionalis dan kaum fundamentalis. 
> 
> ·                                
> Mendorong kerja sama antara kaum modernis dan kaum tradisionalis 
yang lebih dekat dengan 
> 
> ·                                
> Kaum modernis. 
> 
> ·                                
> Jika memungkinkan, didik kaum tradisionalis untuk mempersiapkan 
diri mereka 
> 
> ·                                
> untuk mampu melakukan debat dengan kaum fundamentalis. Kaum 
fundamentalis 
> 
> ·                                
> secara
> retorika seringkali lebih superior, sementara kaum tradisionalis
> melakukan praktek politik „Islam pinggiran" yang kabur . Di
> tempat-tempat seperti di Asia Tengah, mereka mungkin perlu untuk
> dididik dan dilatih dalam Islam ortodoks untuk mampu mempertahankan 
pandangan mereka. 
> 
> ·                                
> Menambah kehadiran dan profil kaum modernis pada lembaga-lembaga 
tradisionalis. 
> 
> ·                                
> Melakukan
> diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme yang berbeda.
> Mendorong orang-orang dengan ketertarikan yang lebih besar atas
> modernisme, seperti pada Mazhab Hanafi, lawan yang lainnya. 
Mendorong
> mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu
> untuk memperlemah otoritas dari penguasa yang terinspirasi oleh 
paham
> Wahhabi yang terbelakang. Hal ini berkaitan dengan  pendanaan. Uang
> dari Wahhabi diberikan untuk mendukung Mazhab Hambali yang 
konservatif.
> Hal ini juga berkaitan dengan pengetahuan. Bagian dari Dunia Islam 
yang
> lebih terbelakang tidak sadar akan kemajuan penerapan dan tafsir 
dari
> Hukum Islam. 
> 
> ·                                
> Mendorong popularitas dan penerimaan atas Sufisme
> 
> Ketiga, Confront and oppose the fundamentalists: Mengkonfrontir dan 
menentang kaum fundamentalis. Langkah-langkahnya antara lain : 
> 
> ·                                
> Menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak 
akuratannya. 
> 
> ·                                
> Mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan 
aktivitas-aktiviats illegal. 
> 
> ·                                
> Mengumumkan konsekuensi dari tindakan kekerasan yang mereka 
lakukan. 
> 
> ·                                
> Menunjukkan
> ketidak mampuan mereka untuk memerintah, untuk mendapatkan 
perkembangan
> positif atas negara-negara mereka dan komunitas-komunitas mereka. 
> 
> ·                                
> Mengamanatkan
> pesan-pesan ini kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang 
alim,
> kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita. 
> 
> ·                                
> Mencegah
> menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan dari 
kaum
> Fundamentalis, ekstrimis dan teroris. Kucilkan mereka sebagai
> pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan. 
> 
> ·                             
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
>        
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke