Dear Rekans,

Yang sudah menggunakan lampu hemat energi (non bohlam) bertahun" saja
banyak yang tidak pamer.. Di Indonesia memang banyak yang begitu.. baru
(berencana) berhemat sedikit saja sudah bekoar" dan membangga"kan..
ya di media massa, ya di milis (contoh di beberapa milis)..

Sementara yang sudah bertahun" menjalaninya, karena tidak pernah cerita",
seolah" dianggap tidak ada (baca: boros semua).. dan belum berani cerita
(mungkin) karena menganggap apa yang dilakukannya itu sangatlah kecil
sumbangsihnya bagi negara..

IMHO, yang paling besar pengaruhnya adalah yang diputuskan pemerintah..
karena dapat berdampak pada semua orang.. Jadi, yang namanya 3M itu
mustinya dicontohkan dari penguasa. bukan inisiatif masyarakat/publik saja..

Mereka yang berkuasalah yang harusnya memberi teladan dan konsisten
(terus menerus), diikuti dengan sukarela oleh publik..  Jangan mau
dimanfaatkan
dan diputar-balikkan logikanya.. :D

Bukan seperti sekarang.. publik dimanfaatkan penguasa (lewat tokoh
terkenal),
bahwa publik yang harus berperan.. dan diharapkan kalau semua rakyat
mengikuti langkah itu, maka negara akan beres.. sementara penguasanya
sendiri santai saja.. berleha" selama bertahun".. contohnya ya soal lampu
hemat energi yang baru dimulai itu belum lama ini - di istana wapres..

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com/

---------
Pada 7 Agustus 2008 07:01, Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]>menulis:

>   Pemerintah ?? ..lh listrikpenerang jalanan aja masih seriinghidup
> sampai siang hari
>
> istana wapres aja baru diumumkan oleh wapres pakai bohlam hemat
> energi bulan lalu ( lha kau aja sdh lebih dr setahun lalu.., ) ..
> dan lampu luar rumahku di lengkapi otomatis, yg kalau matahari terbit
> .. bahkan bila saya lupa matiin akan mati sendiri.
>
> capeee deee
>
> HS
>
> At 09:12 PM 06-08-08, you wrote:
>Saya sangat setuju dengan pendapat pak Rahardi Ramelan. Kalau
>pemerintah punya niat yang kuat untuk penghematan listrik dan
>mengatasi krisis energi ini, perlu ada regulasi yang medukung.
>Dukungan yang lebih besar dari pemerintah akan dapat mendongkrang
>perekonomian Indonesia di tengah keterpurukannya ini. Seperti Brazil
>dengan bio etanolnya, yang dari industri tersebut mereika bisa
>mendongkrang perekonomian negara dan mengembangkan industri lainnya
>termasuk otomotif di brazil.
>
>Ada beberapa bentuk regulasi yang bisa diterapkan di Indonesia,
>Misalnya, semua industri periklanan diwajibkan menggunakan
>fotovoltaic untuk memenuhi 50% atau bahkan 75 % listriknya. Insentif
>pajak pada inustri yang mau mengembangkan energi alternatif lainnya,
>seperti bio etanol, green energy atau apalah namanya itu. Satu lagi,
>perinngan atau bahkan bebaskan pajak masuk bagi pengusaha yang
>mengimport alat produksi energi alternatif.
>
>Edukasi masyrakat di daerah agar bisa mengembangkan energi
>alternatif dengan tidak tergantung pada pasokan listrik dari PLN.
>Energy listrik yang dihasilkan dari micro hydro misalnya, untuk
>beberapa daerah ini sangat bisa dikembangkan, mini boiler dari batu
>bara atau dari sampah domestik dapat dijadikan altermatif penghasil
>energy di tengah krisis.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke