Fitrah Anak

sumber, http://agussyafii.blogspot.com


Kalau Hana lagi berbicara selalu saja mata indahnya berbinar-binar.
Seperti tadi Pagi, hana ke rumah neneknya. "nenek mau pergi ke pasar,
hana mau minta dibeliin apa?" tanya neneknya. "Donat." kata Hana.
"berapa?" "dua.."jawab hana. Itulah jawaban anak, terasa polos dan apa
adanya.Fitrah anak pada dasar suci, persepsi orang tua berperan
menjadikan masa depan anaknya.


Benar bahwa sebagaimana dikatakan oleh hadis Nabi setiap bayi lahir,
ia dalam keadaan fitrah (kullu mauludin yuladu `ala al fithrah) ,
yakni memiliki kapasitas potensi psikologis yang standard; bisa
membedakan yang buruk dari yang baik, memiliki dorongan untuk mencari
Tuhan dan memiliki peluang yang sama untuk menjadi apa dan siapa,
bergantung kepada perjalanan hidupnya kemudian. 

Anak seorang kyai saleh tidak serta merta dijamin pasti akan menjadi
kyai saleh seperti bapaknya, sebagaimana juga anak seorang koruptor
tidak otomatis pasti akan menjadi koruptor juga. 

Ada dua faktor yang membentuk manusia, yaitu faktor hereditas (gen)
dan faktor lingkungan. Mana yang paling dominan dalam membentuk
manusia, pandangan psikologi juga berbeda-beda. Ada teori
Behaviourisme yang memandang manusia sebagai mesin, homo mechanicus,
yang perilakunya mutlak bergantung kepada lingkungan obyektifnya,
yakni seperti kondisi mesin dan bahan bakarnya. 

Menurut teori ini manusia tak ubahnya selembar kertas putih yang
isinya tergantung siapa yang menulis. Manusia bisa dibentuk menjadi
"tikus", "harimau" atau "kucing", bisa dibentuk menjadi pejuang , bisa
juga dibentuk menjadi pecundang, bergantung kepada siapa yang
membentuk dan bagaimana proses pembentukannya. Tetapi teori lain
memandang faktor hereditas justeru lebih dominan dalam membentuk apa
dan siapa. Genetika orang tua sangat dominan dalam membentuk manusia,
bukan saja rupa fisiknya tetapi juga karakteristik kejiwaannya. 

Anak tentara sejak kecil sudah senang main perang-perangan, anak guru
senang pegang kapur atau spidol, anak penyanyi sejak kecil sudah
berani manggung,  anak guru ngaji sejak kecil sudah hafal banyak
surat-surat al Qur'an. Pandangan inilah yang menjadi dasar perlunya
pra natalia education, yakni pendidikan kepada anak sebelum
dilahirkan. Dalam perspektif ini bukan hanya gizi ibu yang berpengaruh
kepada janin, tetapi kondisi psikologis ibu dan pola perilaku bapaknya
ikut membentuk perilaku si jabang bayi. 

sumber, http://agussyafii.blogspot.com


Salam Cinta,
agussyafii

===
Andalah Sang Cahaya, sudah saatnya menerangi kehidupan. Mari kita
lakukan sesuatu untuk kemanusiaan, sampaikan komentar anda di 0888 176
48 72 atau http://agussyafii.blogspot.com







Kirim email ke