13/11/08 11:57

Inggris Marah dan Ngeri Atas Tewasnya Bayi 17 Bulan Akibat Siksaan


London (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyatakan 
kegusarannya, Rabu, atas penyiksaan keji pada seorang bayi lelaki dan kegagalan 
pihak berwenang memergoki aksi brutal tersebut, saat kasus ini meluas menjadi 
pertikaian politik.

Bayi itu, yang hanya diidentifikasi sebagai Bayi P, berusia 17 bulan ketika 
tewas di atas pelbet berlumuran darah pada Agustus tahun lalu, setelah 
menghabiskan sebagian besar hidupnya digunakan sebagai sansak (bantalan untuk 
latihan bertinju).

Para pekerja sosial, polisi dan pakar kesehatan gagal menyelamatkan jiwanya, 
kendatipun terjadi 60 kunjungan dari mereka dalam delapan bulan, dimana selama 
itu ia mengalami lebih dari 50 luka.

"Saya berbicara kepada seluruh negeri bahwa semua orang bukan hanya terkejut 
dan sedih, namun merasa ngeri dan marah," kata Brown dalam perdebatan dengan 
pemimpin oposisi David Cameron dalam sidang dengar pendapat parlemen mingguan.

"Tragedi ini muncul karena aksi kekerasan dan penyiksaan terhadap anak-anak, 
dimana tiga orang telah dinyatakan bersalah, memunculkan pertanyaan serius yang 
harus kita tangani."

Pengkajian kembali atas pelayanan perlindungan anak telah diperintahkan di 
seluruh Inggris.

Dua hari sebelum Bayi P menghembuskan nafasnya yang terakhir, dokter tak mampu 
mendiagnosa kalau punggungnya patah, delapan tulang iganya retak dan ia 
menderita 
Bayi malang itu telah dipukul begitu keras sehingga giginya tanggal dan 
tertelan. Pukulan ini, yang menyebabkan luka di leher sehingga ia sukar 
bernafas, kemungkinan pukulan fatal, kata pejabat pengadilan.

Luka-luka yang diderita Bayi P antara lain kuping robek, ujung kuku dan ujung 
jarinya hilang dan bibirnya sobek.


Bebas dari tuduhan pembunuhan

Pasangan ibu si bayi yang berusia 32 tahun dinyatakan bersalah, Selasa, telah 
menyebabkan tewasnya seorang anak kecil.

Pria itu, yang menyimpan pisau dan memorabilia Nazi, dilukiskan di pengadilan 
sebagai manusia sadis dan tertarik pada hal-hal yang menyebabkan rasa sakit.

Demi alasan hukum, namanya tak boleh disebutkan.

Ia terbebas dari tuduhan pembunuhan, sehubungan para juri tak sepakat mengenai 
siapa yang menyebabkan semua luka itu.

Ibu si bayi yang berusia 27 tahun dan tak bisa disebutkan namanya serta 
digambarkan sebagai orang yang sembrono dan berusaha menutup-nutupi penyiksaan 
tersebut, mengaku bersalah telah menyebabkan atau membiarkan anaknya tersiksa 
dan menemui ajalnya. (*)

COPYRIGHT © 2008

 

http://antara.co.id/arc/2008/11/13/inggris-marah-dan-ngeri-atas-tewasnya-bayi-17-bulan-akibat-siksaan/



      

Kirim email ke