Semangat tempur yang tinggi merupakan sesuatu yang sangat membanggakan. Akan
lebih lengkap jika TNI juga disegani sistem persenjataannya, seperti atau
melebihi jamannya Presiden Soekarno.

-------------------------------------------

http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=8557

*ANGGOTA DPR: TNI DISEGANI KARENA SEMANGAT TEMPURNYA*


Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H
Pareira, menilai, Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih disegani oleh dunia
militer terutama di Asia, karena semangat tempurnya.

"Padahal, persenjataannya sangat memprihatinkan. Belum lagi kesejahteraan
prajuritnya," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin, sehubungan dengan
suksesnya Indonesia menggelar Pameran Pertahanan Indonesia 2008 di Kompleks
Bandara Halim Perdanakusuma pekan lalu.

Untuk itu, kata Andreas Pareira, Komisi I DPR RI mendesak perlu adanya
perubahan paradigma anggaran pertahanan karena selama ini TNI masih disegani
karena semangat tempurnya, bukan karena persenjataan itu.

"Hanya mimpi kalau berharap negara ini mempunyai TNI yang dilengkapi
persenjataan memadai. Yakni, selama paradigma penganggaran kita masih
menempatkan bidang pertahanan dan keamanan hanya sebagai `cost center`, dan
bukannya bidang yang berpotensi `profit making`," ujarnya.

Karena itu, langkah pertama dan terutama, menurutnya, perubahan paradigma
dalam pembangunan industri pertahanan.

Kedua, lanjutnya, pengembangan industri pertahanan nasional harus menjadi
prioritas, untuk minimal melepaskan diri dari ketergantungan terhadap alat
utama sistem persenjataan (Alutsista) asing.

"Stop dengan segala retorika, bahwa kita butuh Alutsista untuk penguatan
pertahanan, tapi realitanya jauh panggang dari api," tegasnya.

Ia lalu menunjuk minimnya alokasi anggaran yang disediakan negara untuk
Alutsista. "Padahal, dengan Alutsista yang memadai, TNI bisa mengawal Negara
yang secara geografis sangat luas dan unik ini," katanya lagi.

"Kami sudah mengajukan anggaran untuk memenuhi kebutuhan esensial minimum
sebesar Rp110 Triliun. Tetapi yang Pemerintah setujui hanya Rp33,667 triliun
pada APBN 2009 mendatang, atau baru sepertiga dari total kebutuhan minimal
pertahanan yang sangat mendasar," ujarnya.

Ia lanjut mengungkapkan, dari Rp33,667 triliun itu, hanya Rp5,67 triliun
yang dialokasikan untuk Alutsista, ditambah Rp2,80 triliun dana pendamping
rupiah murni untuk kredit ekspor (KE).

"Sementara untuk belanja pegawai Rp19,71 triliun dan belanja barang Rp8,28
triliun. Dan dari angka-angka ini saja, jelas terlihat bahwa Pemerintah
memang tidak memprioritaskan penguatan sistem persenjataan TNI," kata
Andreas Pareira.


Sumber : Antara


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke