http://www.republika.co.id/berita/46927/Al_Tabari_Psikolog_Legendaris


Al-Tabari Psikolog Legendaris

Dunia psikologi Islam mengenalnya sebagai pencetus terapi penyakit jiwa. 
Psikolog legendaris Muslim dari abad ke-9 M itu bernama lengkap Abu al-Hasan 
Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Selain dikenal sebagai seorang psikolog, 
al-Tabari juga menguasai ilmu lain yakni, fisika dan kedokteran. Namanya tetap 
dikenang berkat karya-karya tulisnya yang sangat berpengaruh.

Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang di tulisnya pada abad ke-9 M, dia telah 
mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan 
jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hu bungan antara psikologi dengan 
kedokteran. Ia berpendapat, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan 
konseling dan dan psikoterapi.

Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau 
keyakinan yang sesat. Un tuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan me 
lalui ‘’konseling bijak’‘. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang 
cerdas dan punya hu mor yang tinggi. Caranya de ngan membangkitkan kembali ke 
percayaan diri pasiennya. Pemi kir annya di abad ke-9 M ternyata masih relevan 
hingga sekarang.

Psikolog kenamaan itu terlahir pa da 838 M. Ia merupakan keturunan Yahudi 
Persia yang menganut Zoroas ter. Menurut SN Nasr, dalam karyanya bertajuk Life 
Sciences, Alchemy and Medi cine al-Tabari semasa hidupnya telah ber pin dah 
keyakinan menjadi seorang Muslim. Awalnya, dia berasal dari keluarga Yahudi 
dari Merv di Tabaristan. Karena itu nama belakangnya di tambahkan al-Tabari 
sesuai dengan nama daerah asalnya. Ia lalu memutuskan hijrah ke dunia Is lam 
pada saat Khalifah Abbasiyah, Al-Mu’tasim (833-842) berkuasa.

Al-Tabari lalu mengabdi di istana khalifah Dinasti Abbasi yah hingga 
kepemimpinan al-Mutawakkil (847-861). Al-Tabari berasal dari keluarga ilmuwan. 
Ayahnya, Sahl Ibnu Bishr merupakan seorang ahli pengobatan, astrolog dan ahli 
matematika yang terkenal. Dia tergolong keluarga bangsawan dan banyak 
orang-orang di sekitarnya memanggilnya Raban yang artinya ‘pemimpin kami’.

Sang ayah adalah guru pertama bagi al-Tabari. Dari ayahnya, ia mempelajari ilmu 
pengobat an dan ka ligrafi. Sebagai seorang pemuda berotak encer, Ali juga 
sangat mahir berbahasa Suriah dan Yunani. Nama besarnya dicacat dan diabadikan 
dalam dalam karya muridnya Muhammad Ibnu Zakariya al-Razi alias Rhazes, 
fisikawan agung.

Al-Tabari dinilai muridnya sebagai seorang guru yang berdedikasi tinggi. Tak 
heran, jika murid-muridnya juga meraih ke suksesan seperti dirinya, salah 
satunya al-Razi. Ia mengajari al-Razi ilmu pengobatan saat menetap di wilayah 
Rai. Lalu dia hijrah ke Samarra dan menjadi sek reta ris nya Mazyar ibnu Marin. 
Meski begitu, ia kalah pamor dibanding, muridnya al-Razi.

Kitab Firdous al-Hikmah atau (Paradise of Wisdom) merupakan adikarya sang psi 
kolog. “Ia menghasilkan karya pertamanya dalam bidang pengobatan. Dia merupakan 
orang pertama yang mengusung ilmu kesehatan anak-anak dan bidang pertumbuhan 
anak,” ujar Amber Haque dalam bukunya berjudul Psychology from Islamic Perspec 
tive: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary 
Muslim Psychologists

Kitabnya yang monumental itu juga diterjemahkannya ke dalam bahasa Suriah. 
Al-Tabari memiliki dua kompilasi untuk karya nya yang dinamakan Deen-al-Doulat 
dan Hifdh al-Sehhat. Adikarya sang ilmuwan itu bisa ditemukan di perpustakaan 
Universitas Oxford, Inggris. Al-Tabari tutup usia pada tahun 870 M, namun 
namanya hingga kini tetap abadi.

Kitab Firdous al-Hikmah berisi tentang sistem pengobatan yang dibuat dalam 
tujuh bagian. Buku pertama itu dikategorikan se ba gai ensiklopedia kedokteran 
dan dibuat da lam tujuh volume dan 30 bagian, dengan total 360 bab.

Dalam kitabnya itu, al-Tabari membagi ilmu pengobatan dalam beberapa bagian, 
antara lain: ilmu kesehatan anak dan pertumbuhan anak serta psi ko logi dan 
psikoterapi. Di bagian peng obatan dan psikoterapi, al-Tabari me ne kankan 
kekuatan antara psikologi dan peng obatan, dan kebutuhan psikoterapi dan kon 
seling pada pelayanan pengobatan pasien.

Menurut Amber Haque, al-Tabari menuliskan dalam risalahnya, untuk mengobati 
pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Ia melakukan 
pendekatan terhadap pasien dengan bantuan konseling, atau mencoba pasiennya 
meng ung kapkan isi hati serta perasaan yang meng gangu.

Ia juga mengajarkan agar para dokter, mem berikan perhatian, tidak hanya dalam 
bentuk pengobatan, namun juga dalam ben tuk berdialog. Inilah upaya yang 
diyakini Ali akan membantu suksesnya sebuah pengobatan.

Pemikirannya dalam bidang psikologi banyak mempengaruhi al-Razi. Melalui kitab 
yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi, al-Razi juga telah berhasil 
mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit 
men tal dan masalahmasalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.

Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang 
psi kiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di 
masa ke emas an Islam yang turut menyumbangkan pe mikirannya untuk pengobatan 
penyakit ke jiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus 
menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.

Hingga kini, sebanyak lima karya al-Tabari masih tetap tersimpan di 
perpustakaan. Dr Mohammed Zubair Siddiqui telah membandingkan dan mengedit 
manuskrip karya al-Tabari. Dalam kata pengantarnya, Siddiqui mengaku sangat 
kagum dengan karya sang ilmuwan dari abad ke-9 M itu. Menurut dia, buah pikir 
al-Tabari sungguh sangat berguna.

Alquran di Mata Al-Tabari

Ali bin Rabban al-Tabari awalnya adalah penganut Zoroaster. Ia lalu memutuskan 
untuk masuk Islam, karena begitu kagum dengan Alquran. Sang psikolog terkemuka 
itu mengaku tidak pernah menemukan tulisan maupun bahasa yang lebih hebat dan 
sempurna dari Alquran.

Pengakuan al-Tabari terhadap kehebatan Alquran itu dikutip MSM Saifullah dalam 
karyanya bertajuk Topics Relating to The Qur’an: I’jaz, Grammarians & Jews. 
“Apa yang dikatakan Quran itu adalah benar. Kenyataannya adalah saya tidak 
menemukan satu bukupun, dalam bahasa Arab dan Persia serta dalam bahasa India 
atau Yunani yang sempurna seperti Alquran,’‘ tuturnya.

ADIKARYA KARYA SANG PSIKOLOG
1. Firdous al-Hikmah (“Paradise of Wisdom”)
2. Tuhfat al-Muluk (“The King’s Present”)
3. Hafzh al-Sihhah (“The Proper Care of Health”), mengikuti pengarang Yunani 
dan Indian.
4. Kitab al-Ruqa (“Book of Magic or Amulets”)
5. Kitab fi al-hijamah (“Treatise on Cupping”)
6. Kitab fi Tartib al-‘Ardhiyah (“Treatise on the Preparation of Food”). dessy 
susilawati/kem


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke