http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/06/05/16425565/terus.diburu.rupiah.nangkring.di.kisaran.rp.9.900
Terus Diburu, Rupiah Nangkring di Kisaran Rp 9.900 Jumat, 5 Juni 2009 | 16:42 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (5/6) sore, menguat sebesar 115 poin menembus angka Rp 10.000 per dollar AS karena pelaku pasar aktif memburu mata uang Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik menjadi Rp 9.940-Rp 9.975 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 10.055-Rp 10.065 atau naik 115 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat, mengatakan, kenaikan rupiah yang terus terjadi terutama disebabkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia semakin tinggi. "Ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh mendorong pelaku asing menempatkan dananya di pasar domestik ketimbang pasar Asia lainnya," katanya. Rupiah, menurut Kostaman, diperkirakan akan bisa mencapai angka Rp 9.000 per dollar AS pada akhir pekan mendatang , apabila pemilu presiden berlangsung dengan aman dan tenang pada 8 Juli. "Kami optimis(tis), kondisi pasar yang stabil dan aman akan memicu rupiah terus menguat hingga jauh di bawah angka Rp 10.000 per dollar," ucapnya. Investasi asing, lanjut dia, semakin besar sehingga kebutuhan dollar bagi BUMN yang harus membayar utang yang sudah jatuh tempo dapat dipenuhi sehingga mendorong rupiah terus naik. "Aktifnya pelaku asing bermain di pasar domestik karena return yang diperoleh cukup besar, apalagi selisih bunga rupiah dengan dollar masih cukup besar," ucapnya. Ia mengatakan, rupiah ke depan akan semakin prospektif dan diperkirakan akan mampu berada di bawah angka Rp 9.000 per dollar AS. Selain itu juga mendapat dukungan positif dari Bank Pembangunan Asia (ADB), yang sepakat memberikan pinjaman kepada Indonesia yang memicu pelaku pasar khususnya asing membeli rupiah. Menurut dia, masuknya modal asing ke Indonesia tersebut tidak membuka lapangan pekerjaan karena bukan untuk diinvestasikan dalam sektor riil seperti membangun pabrik, tetapi hanya membeli surat-surat berharga. "Untuk itu, arus dana asing yang masuk ke Indonesia haruslah dikontrol," ucapnya. EDJ Sumber : Ant [Non-text portions of this message have been removed]