http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/06/11/09030716/berkah.laba.dari.barbie.muslimah

INSPIRASI

Berkah Laba dari Barbie Muslimah

Kamis, 11 Juni 2009 | 09:03 WIB

KOMPAS.com - Ide berbisnis bisa datang berloncatan dari mana saja. Termasuk 
dari rasa prihatin. Inilah yang dialami Sukmawati Suryaman saat memulai bisnis 
membikin pakaian muslim untuk boneka.

Suatu hari, Sukma, panggilan karib Sukmawati, bertandang ke rumah salah seorang 
saudara. Pandangannya langsung tertuju pada sang keponakan yang tengah bermain 
boneka Barbie berpakaian serbaminim.

Perempuan asal Ciamis yang menutup rapat badannya dengan pakaian muslim ini 
tergerak untuk menyediakan boneka dengan pakaian tertutup. “Apalagi, saya tahu 
persis di pasaran ketika itu tak ada boneka seperti itu,” ujar Sukma yang 
membuka usaha di tahun 2006.

Bergegas, dia menyiapkan modal segede Rp 5 juta untuk membeli selusin boneka, 
mesin jahit, dan bahan-bahan untuk  membuat baju boneka. Cuma, langkah Sukma 
terkendala lantaran tak bisa menjahit. Tak kurang akal, Sukma pun menyewa 
seorang penjahit profesional untuk membuatkan pola dasar baju boneka.

Untuk urusan desain baju, Sukmawati sendiri yang menggarapnya. “Saya memberi 
nama boneka ini Salma,” ujar lulusan S2 Teknik Elektro UGM yang pernah mengajar 
di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, itu mengenang.

Sukma mengaku mencomot nama Salma lantaran teringat  pada usaha roti Salim yang 
pernah digelutinya di Yogyakarta pada 2003. Usaha itu tutup lantaran Sukma 
harus ikut sang suami pindah ke Jakarta.

Awalnya, Sukma menjajakan boneka berpakaian muslimah ke sanak saudara serta 
para tetangganya. Baru pada Juni 2006 Salma mulai dijual lewat internet. 
“Launching awal hanya 10 model baju busana muslim untuk boneka,” ujar Sukma.

Pilihan berjualan lewat dunia maya tak lepas dari peran suaminya. Selain tak 
membutuhkan modal besar seperti membuka gerai, internet juga tanpa batas dalam 
memasarkan produknya. Tak hanya di pelosok dalam negeri, tapi juga sampai luar 
negeri. “Sudah begitu biayanya murah. Hanya Rp 300.000 per bulan,” ujar Sukma. 
Untuk urusan desain webstores, Suk-ma menyerahkan kepada suami yang lulusan 
Ilmu Komputer UGM.

Tak hanya menjual boneka berbalut baju muslim, webstore Sukma juga menyediakan 
baju ganti yang dijual terpisah, pin, hingga tas boneka.

Sukma bilang, untuk membuat baju muslim maupun pernak-pernik boneka tak 
membutuhkan biaya yang mahal. Bahan-bahannya pun dengan mudah bisa dicari di 
pasar. Kain katun, batik, songket, satin, dan tile adalah bahan yang kerap dia 
gunakan mendandani Salma.

Sejak berjualan perdana di internet, peminatnya terus bertambah. Pernah, saking 
membeludaknya, Sukma harus menyediakan 1.000 boneka berpakaian muslim dalam 
sebulan. Kini, order atau pesanan terus mengalir rutin. “Mendekati bulan 
Ramadhan, pesanan biasanya naik lumayan tinggi,” ujar Sukma. Setelah masa itu 
lewat, tak banyak pesanan datang.

Itu sebabnya, omzet Sukma juga masih naik turun, yakni minimal Rp 5 juta dan 
maksimal Rp 20 juta per bulan. Dari omzet itu, Sukmawati mengaku memperoleh 
keuntungan bersih sebesar kurang lebih 20 persen.

Jika ingin ikut menggeluti bisnis ini, Sukma tak pelit berbagi ilmu. Biaya 
untuk berbisnis ini yakni membeli boneka telanjang yang harganya Rp 10.000 per 
biji. Adapun ongkos produksi sekitar Rp 30..000 sampai Rp 40.000 tergantung 
bahan. Ongkos sebesar itu untuk membeli bahan atau kain, pernak-pernik, kemasan 
berupa kotak karton persegi panjang, ongkos menjahit, serta ongkos kirim.

Pendek kata, satu boneka membutuhkan biaya Rp 40.000. Dengan harga jual Rp 
55.000 sampai Rp 65.000, keuntungan yang bisa diperoleh antara ?Rp 15.000 - Rp 
25.000. Dalam hitungan Sukma, modal usaha akan kembali setengah tahun. “Paling 
tidak itu yang sudah saya alami,” ujar dia.

Agar konsumen tak bosan, Sukma memang harus rajin menggali inspirasi 
model-model baru busana bonekanya yang sering dijuluki The Moslem Barbie Doll 
oleh orang-orang bule pelanggannya. Pelanggan nya datang dari Jerman, 
Bang-ladesh, Malaysia, Inggris, dan Amerika..

Berjualan lewat internet tak cukup bagi Sukma. Makanya, Sukma mengaku rajin 
ikut pameran. Adalah PT Pertamina yang mengajaknya ikut dalam berbagai pameran 
kerajinan. Maklum, sejak lima bulan lalu, Sukma menjadi mitra BUMN itu setelah 
mendapatkan modal sebesar Rp 25 juta dengan bunga superringan, yakni sebesar 3 
persen per tahun.

Dana itu dia pakai mengembangkan usaha dengan menambah karyawan dan menambah 
aset usaha. Lewat Pertamina juga Sukma berharap mendapat pasar baru untuk Salma.

Sukma juga berharap, usaha keras membuat boneka Salma yang santun bisa 
menandingi kepopuleran boneka Barbie, di mata anak-anak pecinta boneka. (M. 
Fasabeni/Kontan)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke