http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=81689



Cara termurah dan mudah cegah IMS dan HIV/AIDS
      Tanggal :  03 Dec 2009 
      Sumber :  Harian Terbit 
Oleh Tety Polmasari


BERAPA jumlah penderita penyakit infeksi menular seksual (IMS)? Berapa juga 
jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA)? Departemen Kesehatan mencatat per 
September 2009 total kasus AIDS yang dilaporkan mencapai 18.442. Dengan 
perincian 13.654 pria, 4701 perempuan, dan 87 tidak diketahui. Rata-rata 
kumulatif kasus AIDS nasional hingga September 2009 adalah 8,15 per 100.000 
penduduk. Jika ditotal jumlah ODHA di Indonesia mencapai sekitar 298 ribu orang.

Jumlah tersebut (termasuk untuk perempuan) naik tajam dibandingkan per Maret 
2008. Pada tahun itu tercatat total ada 11.868 kasus AIDS terdiri dari 9.337 
pria, 2.466 perempuan, dan 65 tidak diketahui. Namun kasus HIV dan AIDS sendiri 
bak fenomena gunung es. Artinya, jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih 
sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya.

Lantas berapa banyak penggunaan kondom? Apa juga hubungan penggunaan kondom 
dengan penyakit IMS atau HIV/AIDS? Saat ini penggunaan kondom di Indonesia 
masih kurang signifikan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar dan 
laju penyebaran IMS, termasuk HIV yang tinggi. Padahal berdasarkan laporan 
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional penularan HIV melalui hubungan 
seksual mencapai 60% untuk kurun waktu Januari-September 2009. Bandingkan 
dengan tahun 2008, yang dilaporkan sebanyak 46,2% penularan HIV terjadi melalui 
hubungan seksual.

Nah, di sinilah letak peran strategis penggunaan kondom dalam mencegah 
membengkaknya angka kasus IMS dan HIV/AIDS. "Penggunaan kondom termasuk cara 
termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV," kata Todd Callahan, 
Country Director DKT Indonesia, yang juga Panitia Pekan Kondom Nasional 2009, 
Senin (30/11), di sela peresmian PKN yang dibuka Menko Kesra, Agung Laksono 
ini, berlangsung hingga 6 Desember 2009. Tema PKN kali ini 'Use Codoms, 
Celebrate Life' (Gunakan Kodom, Selamatkan Jiwa) ini, sekaligus menyambut Hari 
AIDS Sedunia 2009 bertema 'Akses Universal dan Hak Asasi Manusia'.

Karenanya, menjadi penting mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan 
kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan untuk mencegah infeksi menular 
seksual (IMS) termasuk HIV. Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) 
Nasional Nafsiah Mboi, juga sependapat jika akses universal upaya pencegahan 
HIV dan AIDS, sesuatu yang sangat penting. Ia beralasan, kini penyebaran virus 
HIV telah memasuki ranah keluarga. "Kini ibu rumah tangga termasuk kelompok 
yang rentan tertular virus HIV dari suaminya yang menggunakan narkoba suntik, 
dan/atau yang melakukan hubungan sex berisiko tanpa menggunakan kondom," 
tandasnya dalam kesempatan yang sama.

Saat ini penyebaran HIV di Indonesia terus meningkat termasuk untuk perempuan. 
Karenanya, perlu upaya untuk meningkatkan akses publik kepada informasi dan 
edukasi akan manfaat kondom dalam mencegah penularan HIV dan penyakit menular 
seksual lainnya, maupun mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

"Jika tidak ada upaya pencegahan serius dan komprehensif maka kasus HIV dan 
AIDS akan terus meningkat termasuk di kelompok ibu rumah tangga," kata Nafsiah 
Mboi. Mencegah penularan HIV/AIDS di Indonesia, tampaknya hanya bisa melalui 
penggunaan kondom, bagi mereka yang perilaku seksnya berisiko tinggi. Perilaku 
seks beresiko adalah perilaku seks yang ditakutkan akan menimbulkan kehamilan 
yang tidak diinginkan dan tertularnya Infeksi Menular Seksual (IMS) dan 
HIV/AIDS. 

Penularan HIV/AIDS di Indonesia sendiri dinilai telah mengkhawatirkan karena 
jumlah kasusnya terus meningkat setiap tahunnya. Pola penularan HIV/AIDS juga 
mengalami perubahan. Jika sebelumnya lebih banyak disebabkan penggunaan jarum 
suntik narkoba, kini disebabkan perilaku seks beresiko.

KPA mencatat penularan HIV melalui hubungan seksual mencapai 60 persen. 
'Penyebabnya', tingkat penggunaan kondom di Indonesia kurang berarti dibanding 
dengan jumlah penduduk yang besar dan laju penyebaran infeksi menular seksual 
(IMS) termasuk HIV/AIDS yang tinggi. 

Kondisi ini bermuara pada rendahnya pengetahuan tentang manfaat penggunaan 
kondom bagi kesehatan pribadi dan pasangan dalam mencegah HIV/AIDS. Karenanya, 
langkah sejumlah produsen kondom untuk turut serta mendukung program 
Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional - dicanangkan KPA Nasional bersama 
Departemen Kesehatan dan BKKBN, patut dihargai, bahkan dipuji. Apakah langkah 
ini sebagai bentuk promosi seks bebas? Menko Kesra, Agung Laksono, membantah 
hal itu. Edukasi pentingnya penggunaan kondom, katanya, semata-mata untuk 
mencegah penularan IMS dan HIV/AIDS. Dengan upaya ini iharapkan hingga 2025 
dapat mencegah 1,2 juta infeksi baru.

"Epidemi HIV telah berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk 
Indonesia. Kasus ini mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini telah 
terdapat lebih dari 33 juta orang yang hidup dengan HIV," kata menko kesra yang 
juga Ketua KPA Nasional. 

Setiap hari, ungkapnya, secara estimasi di dunia terdapat 7.400 kasus baru HIV 
atau lima orang per menit dan 96% di antaranya merupakan populasi di negara 
berkembang. 

Di Indonesia sendiri hampir tidak ada provinsi yang dinyatakan bebas HIV dan 
AIDS, bahkan diperkirakan saat ini HIV dan AIDS telah ditemukan di lebih 
separuh jumlah kabupaten dan kota. Jika dilihat dari cara penularannya, 
mayoritas melalui heterseksual (49,7%), penggunaan narkoba suntik (40,7%), dan 
pria seks dengan pria (3,4%). Sebagian besar kasus AIDS tersebut didapatkan 
pada kelompok usia 20-29 tahun.

Sementara itu rata-rata kumulatif kasus tertinggi AIDS, lima besar provinsi 
meliputi Papua 17,9 kali angka nasional, Bali (5,3), DKI Jakarta (3,8), 
Kepulauan Riau (3,4), dan Kalimantan Barat (2,2). Selain dapat mencegah 
penularan IMS dan HIV/AIDS, penggunaan kondom juga bisa untuk mencegah 
kehamilan yang tidak diinginkan. Artinya, penggunaan kondom bisa dijadikan alat 
kontrasepsi bagi mereka yang menerapkan Keluarga Berencana (KB). (Penulis 
adalah wartawan Harian Terbit)



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke