Ruhut Sitompul, SH adalah seorang pengacara yang sekaligus juga
politisi flamboyan dari Partai Demokrat.
 
Anak kedua dari empat bersaudara yang lahir pada tanggal 24 Maret 1954
di Medan Sumatera Utara ini sebelumnya pernah aktif di Partai Golkar.
 
Selain itu, ia juga pernah menjadi salah satu dari pengacara atau
pembela di sejumlah kasus yang membelit sejumlah yayasan miliknya mantan
Presiden Soeharto.
 
Tak hanya sebagai pengacara dan politisi saja, anak dari pasangan
Humala Sitompul dan Surtani Panggabean ini juga pernah membintangi sejumlah
sinetron, antara lainnya Gerhana, Anak Ibuku, Taman Mertua Indah, James
Bono, serta beberapa acara lawak seperti antara lainnya Ngelaba, dan Asep
Show, serta Ketoprak Humor.
 
 
Ruhut yang alumni fakultas Hukum di Unpad ( Universitas Padjajaran) Bandungini 
juga
dahulunya terkenal dengan kuncir rambutnya. Akan tetapi saat ini, Ruhut
berpenampilan plontos alias gundul.
 
 
Mungkin karena penampilan barunya itu, maka perfomance Ruhut di sidang
paripurna DPR juga tak seperti biasanya.
 
Mungkin hal itu juga karena instruksi dari atasannya, atau entah oleh
sebab yang lainnya, saat ini Ruhut tampak lebih pendiam dibandingkan biasanya.
 
 
Padahal Ruhut Sitompul yang pengurus teras di Partai Demokrat ini
terkenal dengan celetukannya yang vulgar, atau ada juga yang menyebutnya
kontroversial, bahkan ada juga yang menengarainya sebagai politisi yang
menyukai kalimat umpatan atau makian.
 
Ruhut pernah mempopulerkan kata ‘bangsat’
saat sidang di Pansus. Juga pernah mempopulerkan kalimat yang bernuansa rasisme
seperti ‘Arab tidak pernah membantu Indonesia’.
 
Bahkan Ruhut yang juga dikenal dengan nama sebutan si Poltak ini pernah
pula melontarkan kalimat ‘Si Cina, Kwik
Kian Gie’pada waktu diskusi yang digelar oleh Forum Umat
Islam di Wisma Darmala Sakti, Jakarta.
 
Tak hanya itu, saat Pansus memanggil Mantan Wapres Muhammad Jusuf
Kalla, si Poltak dari Medan Sumatera Utara ini dituduh mempermainkan sebutan 
‘daeng’ sehingga telah menyinggung dan
melukai perasaan orang-orang dari etnis Makasar.
 
 
Selain itu, Ruhut Sitompul ini juga suka sesumbar. Seperti contohnya
pada saat Pansus berencana memanggil Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani.
Saat itu Ruhut pada tanggal 20 Desember 2009 yang lalu pernah sesumbar bahwa 
‘Saya akan menjamin saat Boedi dipanggil
tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil
saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya’.
 
 
Disamping sesumbar, Ruhut juga sangat bersemangat dalam melakukan
pembelaannya terhadap kawannya yang seiiring.
 
Inilah yang dilakukannya sewaktu sidang Pansus Skandal Century. Saat
itu Ruhut membela Partai PAN yang diteriaki ‘banci’.
 
“Itu nggak boleh. Banci juga
manusia, dan banyak banci-banci yang menonton (di TV)”, kata Ruhut Sitompul.
 
 
Pembelaannya terhadap Partai PAN itu mengingat pada saat sidang
paripurna DPR, sikap politik Partai PAN sejalan dengan yang diinginkan oleh
Partai Demokrat.
 
 
Sebagaimana diketahui, saat ini dari 9 fraksi yang ada di DPR, sikap
politiknya terbelah menjadi dua kubu.
 
Kubu pertama yang terdiri dari limafraksi, yaitu PKS, Gerindra, Hanura, Partai 
Golkar, FPDIP, lebih cenderung
untuk memilih opsi C yang menyatakan ada pelanggaran dalam kasus Bank Century.
 
Sedangkan kubu kedua terdiri dari empat fraksi, yaitu Partai Demokrat,
PAN, PKB, PPP, lebih cenderung untuk memilih opsi A yang menyatakan tidak ada
pelanggaran dalam kasus Bank Century.
 
 
Akhirulkalam, apakah
penampilan yang cenderung agak santun dan sopan serta agak kalem dan pendiam
yang diperlihatkan si Ruhut Sitompul politisi dari Partai Demokrat ini dapat
bertahan dalam kurun waktu satu minggu ke depan ?.
 
 
Wallahulambishswab.
 
 
*
Catatan Kaki :
Artikel lain yang berjudul ‘Kompromi Kebenaran atau Kebenaran
Kompromi ?’ dapat dibaca dengan mengklik di sini .
*
Ruhut sekarang
Gundul
http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/03/ruhut-sekarang-gundul/
*


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke