http://www.antaranews.com/berita/1275298369/polisi-bantah-ada-sweeping-wali-kota-singkawang

Polisi Bantah Ada Sweeping Wali Kota Singkawang

Senin, 31 Mei 2010 16:32 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | 
Pontianak (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat membantah ada 
sekelompok orang tidak dikenal melakukan sweeping atau razia di Bandara Supadio 
Pontianak, Senin.

Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar (Pol) Suhadi SW, 
mengatakan bahwa informasi sweeping terhadap Wali Kota Singkawang, Hasan 
Karman, itu hanya isu yang bertujuan memprovokasi.

"Tidak ada kegiatan sweeping seperti yang tersiar di masyarakat. Aparat 
kepolisian berjaga di Bandara Supadio terkait pengamanan pelaksanaan Jambore di 
Kabupaten Landak 1-7 Juni," kata Suhadi.

Suhadi mengimbau masyarakat Kalbar untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu 
provokator yang menginginkan keamanan dan ketertiban di Kalbar tidak kondusif. 
"Kalau ada isu-isu seperti itu cepat laporkan kepada polisi agar ditindak 
lanjuti," ujarnya.

Gubernur Kalbar Cornelis mengharapkan polemik yang terjadi di Kota Singkawang 
dalam beberapa hari terakhir dapat dituntaskan dengan baik.

"Kalau masalahnya berkaitan dengan ilmiah, selesaikan secara ilmiah juga. Hukum 
dengan hukum," kata Cornelis.

Menurut Cornelis, di dalam ideologi hukum ada penyelesaian masalah berdasarkan 
musyawarah untuk mufakat.

Pemerintah Kota Singkawang, lanjut dia, juga harus dapat mengurus rakyatnya 
dengan baik.

Ia menambahkan, permasalahan yang terjadi di Singkawang merupakan kewenangan 
pemerintah daerah setempat.

Namun koordinasi dengan pemerintah provinsi tetap dilakukan. Cornelis sangat 
menyesali kalau terjadi aksi kekerasan di alam demokrasi yang sudah semakin 
baik.

"Sekarang masyarakat dapat dengan mudah berbicara dengan kepala daerah," kata 
Cornelis.

Selain itu, seluruh pihak juga harus saling menghargai.

Suasana Kota Singkawang, Jumat (28/5) sore, sempat mencekam karena aksi massa 
menuntut pembongkaran patung naga dan klarifikasi makalah Wali Kota Hasan 
Karman yang dianggap menyinggung kelompok tertentu.

Kepolisian Resor Kota Singkawang menetapkan tujuh orang yang ditahan saat 
bentrok di tugu naga sebagai tersangka pengrusakan dan mengganggu ketertiban 
umum. 

Sekelompok massa meminta klarifikasi dari Hasan Karman tentang makalah berjudul 
"Sekilas Melayu, Asal Usul dan Sejarahnya", yang disampaikan pada acara bedah 
buku Tanggal 26 Agustus 2008.

Salah satu isinya dianggap menyinggung sejarah dan nenek moyang masyarakat 
tertentu. Mereka kemudian menandatangani pernyataan yang intinya memberi 
tenggat waktu untuk penyelesaian kasus itu.

Hasan Karman sudah menyampaikan permohonan maaf terhadap pihak yang merasa 
tersinggung dengan isi makalah tersebut meski bukanlah pernyataannya pribadi 
melainkan kutipan tertulis.
++++
http://www.borneotribune.com/headline/singkawang-siaga-i-fpi-polisi-bentrok-di-tugu-naga.html
            Ditulis oleh Mujidi    Sabtu, 29 Mei 2010           
     
      Singkawang Siaga I, FPI-Polisi Bentrok di Tugu Naga  




      Mess Daerah Kota Singkawang, Jumat (28/5), setelah salat Jumat dijejali 
massa yang mengatasnamakan dari Melayu. Tokoh Melayu dari Singkawang, Sambas, 
Kabupaten Pontianak, Kayong Utara dan Kota Pontianak pun menyatu.

      Perkumpulan Melayu ini membahas makalah Wali Kota Singkawang, Hasan 
Karman yang ditulis pada 26 Agustus 2008 lalu. Makalah itu mengulas soal 
Melayu, asal usul dan sejarahnya. Para tokoh Melayu itu tidak hanya bekurmpul, 
pada hari itu juga disepakati keluarnya Dekrit Melayu 2010. 

      "Dekrit Melayu 28 Mei 2010 kita hasilkan. Pada hari ini, Jumat 28 Mei 
2010 jam 14.30 WIB bertempat di Mess Daerah Kota Singkawang, maka kami dari 
kerabat Kesultanan Sambas, Mempawah, Sukadana, dan Puak Melayu se-Kalbar 
bersepakat mengeluarkan pernyataan sikap," kata Alqadrie.

      Dalam pertemuan itu, Alqadrie yang juga ketua KNPI Kota Singkawang itu 
minta sang Walikota, Hasan Karman bertanggungjawab atas makalah itu. Bahkan dia 
memberi waktu 1 x 24 jam bagi Hasan Karman untuk bertanggungjawab. 

      Alqadri minta Hasan Karman bertanggungjawab atas makalahnya. Tak hanya 
itu, dia juga minta Hasan Karman mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota 
Singkawang, selambat-lambatnya 1 x 24 jam, sejak pernyataan itu ditandatangani. 
"Apabila 1 x 24 jam pihak berwajib tidak melakukan tindakan, maka seluruh 
masyarakat Melayu akan bertindak," seru Alqadrie.

      Alqadrie menjelaskan, yang bertandatangan di Dekrit Melayu 28 Mei 2010 
itu diantaranya, dari Kesultanan Sambas (Uray Aqamadin dan Zulfidar Zaidar), 
dari Tebas, Selakau, Jawai, Sambas, Pemangkat, Singkawang, Pontianak, Mempawah 
dan Ketua Umum PFKPM Ir. H. Ali Asmadi dan Korwil PFKPM Singbebas Noviar 
Ardiansyah SH, Ketua LSM KPM Sei Raya dan empat anggota DPRD Singkawang Dedi 
Mulyadi, Rozanudin, Mohammadin dan Awang Ishak. 

      "Hasil Dekrit ini juga akan kami sampaikan ke Presiden," kata Alqadrie. 

      Zulfidar Zaidar terpisah mengatakan, bahwa Ratu Raden Dewi Kencana 
pewaris tahta Kerajaan Sambas, mewakilkan kepada dirinya untuk menyampaikan 
beberapa keberatan atas makalah yang disampaikan oleh Hasan Karman, yang 
melukai hati masyarakat Melayu Sambas. 

      "Untuk itu kami minta klarifikasi, dari Hasan Karman," kata Zulfidar. 

      Zulfidar meminta Hasan Karman untuk memimta maaf kepada masyarakat 
Melayu, kepada kerabat Istana Melayu Sambas dengan cara-cara adat. 

      "Kami berikan deadline sesuai dengan hasil pertemuan di mess daerah tadi 
selama tujuh hari," jelas Zulfidar.


      FPI Bentrok

      Saat waktu bersamaan, massa Front Pembela Islam (FPI) Singkawang bentrok 
dengan aparat Kepolisian. Bentrok terjadi di sekitar tugu naga Jalan 
Niaga-Jalan Kepol Mahmud. Massa yang datang juga sebelumnya mengahdari 
musyawarah di mess penda. 

      Diperkirakan, sebagian massa bergerak sekitar pukul 15.00. Kedatangan 
massa itu hendak merobohkan patung naga. Juru bicara FPI, Ilyas, mengatakan 
pada 17 Mei 2010 telah mengirimkan msurat kepada Benny untuk merobohkan tugu 
tersebut. 

      "Namun hal itu belum ditindaklanjuti oleh Beny Setiawan," kata Ilyas.

      Merobohkan patung naga itu dikarenakan, pembangunan patung naga tersebut 
tidak berdasarkan Perda sebagaimana ketentuan peruntukan di fasilitas umum, 
karena patung naga tersebut merupakan lambang yang sakral bagi umat Konghucu, 
yang bukan pada tempatnya. 

      "Pembangunan patung naga tersebut tidak mendapatkan izin dari Pemerintah 
Kota Singkawang. Keberadaan patung naga tersebut sangat melukai hati umat 
Islam," kata Ilyas.

      Kedatangan massa disambut blokade Kepolisian. Tampak Kasat Reskrim Polres 
Singkawang AKP Hujra Soumena, Danki Brimob Lohabang AKP Reza, Kabag Ops Polres 
Singkawang AKP Jamhuri Nurdin, Kapolsek Singkawang Barat AKP Isbullah, Kapolsek 
Selatan IPTU Karyana, Kapolsek Tengah AKP Suhar, Kasat Lantas Polres Singkawang 
AKP MTH Sirait, Dandim 1202 Singkawang Letkol Arm Teddy Surrachmat dan lainnya. 

      Massa berorasi. Sempat terjadi dorong-dorongan dengan Polisi. Ilyas dan 
massa menuju PD Pada Suka, milik Bong Ni Thiam, tak jauh dari lokasi patung 
naga. Massa menggedor pintu dan berteriak meminta Bong Ni Thiam keluar dan 
merobohkan patung naga. 

      15.30 WIB. Bentrok massa dan Polisi pecah. Massa melampar batu ke arah 
patung naga yang sudah dijaga Polisi. Polisi tidak tinggal diam. Aksi itu 
dilumpuhkan Polisi dengan paksa. Polisi menangkap beberapa orang yang dianggap 
provokator.  

      Waka Polres Singkawang Kompol Heri Susanto membenarkan bentrokan 
tersebut. Ia mengatakan disana telah terjadi tindakan anarkis oleh kelompok 
tertentu. 

      "Kami sudah memprediksi dan melakukan antisipasi untuk segala 
kemungkinan. Kami sudah bertindak sesuai prosedur baku," kata Heri didampingi 
Jamhuri Kabap Ops Polres Singkawang dan Reza Danki Brimob Lohabang. 

      Heri menambahkan, dalam peristiwa itu, kepolisian mengamankan sedikitnya 
tujuh orang yang terbukti melakukan pelemparan dan pengrusakan untuk dilakukan 
pemeriksaaan. "Sementara ini ketujuh orang itu masih kita amankan," kata Heri. 

      Ketua DPW FPI Singkawang Ilyas, termasuk salah seorang yang diamankan. 
Sekretaris FPI Singkawang M. Zein meminta kepada pihak Kepolisian untuk 
membebaskan Ketua FPI Singkawang. "Kalau dalam hitungan jam ini, kita belum 
bisa memenuhi aspirasi mereka. Kami belum bisa memutuskan," ujar Waka Polres 
Singkawang. 

      Atas pristiwa itu, Polisi memberlakukan siaga I, untuk situasi kamtibmas 
Singkawang. Hery juga mengimbau agar masyarakat jangan terpancing oleh isu-isu 
yang tidak benar. "Percayakan kepada aparat yang berwenang," kata Heri. 

      Rektor Untan, Chairil Effendi mengatakan, demo atau rusuh Singkawang itu 
tidak terjadi kalau sejak awal ada komunikasi antara kelompok masyarakat Melayu 
dengan Hasan Karman. Walau demikain, dia minta semua pihak untuk menyelesaikan 
masalah dengan kepala dingin, dan menghindari kekerasan. 


--------------------------------------------------------------------------

      Berikutnya >
        a.. Saat Salat Jumat, Masjid Diberondong Peluru
        b.. Perayaan Waisak di Maha Vihara Maitreya Meriah
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke