http://nasional.kompas.com/read/2010/08/04/08371716/Presiden.Datang..Pelajar.Diliburkan


Kegiatan Presiden
Presiden Datang, Pelajar Diliburkan
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
Rabu, 4 Agustus 2010 | 08:37 WIB


TERNATE, KOMPAS.com - Menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di 
Ternate, Provinsi Maluku, sejak Selasa (3/8/2010) siang lalu, semua pelajar di 
ibu kota Provinsi Malut diliburkan selama dua hari.

#Menyambut kedatangan Presiden di Ternate, sejak Selasa (3/8/2010) siang lalu, 
semua pelajar di kota itu diliburkan dua hari. #
Tujuannya agar mereka bisa menyambut kedatangan rombongan Presiden di pinggir 
jalan sejak Bandar Udara Sultan Babullah hingga hotel tempat Presiden Yudhoyono 
menginap di Kota Ternate.

Demikian dibenarkan oleh wartawan lokal yang ditemui Kompas, Rabu (4/8/2010) 
siang ini di lokasi peresmian perpindahan ibu kota Ternate ke Sofifi di 
Lapangan Ngaralamo, Kelurahan Salero, Kecamatan Kota Ternate Utara, Ternate, 
Malut. "Ya, karena untuk sambut Presiden. Karena kita jarang didatangi pejabat 
pusat," tandas wartawan lokal tersebut.

Sebelumnya, Kompas mendapat informasi dari staf di lingkungan Presiden. Dalam 
catatan Kompas, sejak kedatangan, tak hanya Majelis Taklim SBY Nurussalam yang 
berjejer di pinggir jalan sembari mengibarkan bendera Merah Putih kecil di 
tangannya sejak di bandara, tetapi juga para pelajar, guru-guru, dan masyarakat 
di pinggir jalan.

Saat perjalanan dari hotel menuju lokasi acara Rabu siang ini pun, pelajar dan 
guru-guru serta masyarakat berbaur pun masih berjejer mengelu-elukan Presiden 
dan Ibu Negara yang kaca jendela mobilnya di buka.

"Tidak usah heran Mas, kalau kami menyambut antusias. Kami memang disambangi," 
ungkap seorang pegawai Dinas Perhubungan lainnya. Tercatat, pejabat negara yang 
berkunjung di Ternate adalah Wakil Presiden M Jusuf Kalla tahun 2005 dan 
Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002. Akan tetapi, sambutannya tidak 
sebesar penyambutan terhadap Presiden Yudhoyono dan rombongan.

Namun, seorang penduduk Kota Ternate berpendapat lain. "Jangan heran kalau 
penyambutan Pak SBY seperti ini Bang. Kan, Pak Gubernur (Thaib Armayn) dan Sri 
Sultan dan Permaisuri Ternate (Mudaffar Syah dan Bokinita Budi Susanti) orang 
Partai Demokrat," ujar pria berkulit hitam dengan rambut lurus itu, tak mau 
disebutkan namanya.

Dalam catatan Kompas, Thaib Armayn adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 
Partai Demokrat Malut. Adapun Mudaffar adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah 
(DPD) dan istrinya, Bokinita, adalah anggota DPR Fraksi Partai Demokrat.

++++

http://regional.kompas.com/read/2010/08/04/06471942/SBY.Resmikan.Perpindahan.Ibu.Kota.Maluku

Dari Ternate ke Sofifi
SBY Resmikan Perpindahan Ibu Kota Maluku
Rabu, 4 Agustus 2010 | 06:47 WIB

M. I. ADITYSARI
Benteng Gamlamo Ternate 
TERNATE, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan 
perpindahan ibu kota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi, Rabu 
(4/8/2010).

#Maluku Utara berpisah dari Maluku pada 12 Oktober 1999. Selama 11 tahun, ibu 
kotanya masih menumpang di Ternate. Hari ini, pindah ke Sofifi.#

Perpindahan akan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY di 
Lapangan Ngaralamo, Kelurahan Salero, Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota 
Ternate, pukul 10.00 WIT.

Turut hadir dalam acara itu beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. 
Mereka di Maluku Utara sejak Selasa (3/8/2010), antara lain Menko Politik Hukum 
dan Keamanan Djoko Suyanto, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri 
Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan 
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Maluku Utara diresmikan menjadi provinsi terpisah dari Maluku pada 12 Oktober 
1999 melalui Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 dan beribu kota di Sofifi, 
Kecamatan Oba Utara.

Wilayah itu terletak di Bukit Gozale, poros Pulau Halmahera, yang berjarak 
tempuh sekitar 1 jam menggunakan kapal cepat dari Pulau Ternate.

Namun karena keterbatasan infrastruktur, ibu kota sementara ditempatkan di Kota 
Ternate yang padat penduduk. Setelah pembangunan cukup lama, kini Sofifi telah 
menampung kantor gubernur, DPRD,  kejaksaan tinggi, kepolisian daerah, serta 
kantor-kantor dinas pemerintah provinsi.

Namun, para pegawai negeri yang rata-rata menetap di Pulau Ternate setiap hari 
harus naik kapal cepat dengan ongkos Rp 30.000 sekali jalan untuk sampai di 
kantor mereka.

Selain meresmikan perpindahan ibu kota ke Sofifi, Presiden sekaligus meresmikan 
sekitar 20 proyek infrastruktur gedung-gedung pemerintah provinsi yang telah 
selesai dibangun di Sofifi.

Kepala Negara pada acara itu sekaligus menyaksikan penyerahan Kredit Usaha 
Rakyat (KUR) tahun 2010 oleh beberapa bank badan usaha milik negara (BUMN) 
kepada perwakilan debitur.

Bank BRI menggelontorkan KUR senilai Rp 56,15 miliar untuk 5.636 debitur di 
Provinsi Maluku Utara, Bank BNI sebesar Rp 31,981 miliar untuk 244 debitur, 
Bank BTN senilai Rp 9,286 miliar untuk 61 debitur, Bank Mandiri Rp 12,45 miliar 
untuk 42 debitur, dan Bank Maluku senilai Rp 25 miliar untuk 1.660 debitur.

Presiden pada acara itu juga akan menyerahkan bantuan secara simbolis berupa 
paket wira usaha sarana produksi budidaya rumput laut senilai Rp 4,4 miliar 
untuk 610 pembudidaya rumput laut masing-masing sebesar Rp 6,5 juta.

Juga paket sektor pertanian berupa ayam, kambing, sapi, dan kakao senilai Rp 
11,7 miliar, serta dana bantuan sosial untuk pengembangan koperasi senilai Rp 
1,625 miliar untuk 34 kelompok usaha mikro dan koperasi.

Presiden juga akan menyerahkan bantuan langsung Program Nasional Pemberdayaan 
Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2010 untuk Provinsi Maluku Utara senilai Rp 
118,08 miliar.

Bantuan yang akan diterima Gubernur Maluku Utara itu terdiri atas PNPM Mandiri 
pedesaan di tujuh kabupaten meliputi 78 kecamatan sebesar Rp 109,25 miliar dan 
PNPM Mandiri perkotaan untuk dua kabupaten meliputi 14 kecamatan sebesar Rp 
7,64 miliar.

Selain itu, juga PNPM Mandiri daerah tertinggal dan khusus di lima kabupaten 
pada 20 kecamatan senilai Rp 1,19 miliar. Presiden dan rombongan dijadwalkan 
meninggalkan Ternate pada Rabu siang menuju Jakarta.

++++

http://regional.kompas.com/read/2010/07/06/03294242/Bahasa.Ternate.Jadi.Bahasa.Komonikasi



Bahasa Ternate Jadi Bahasa Komonikasi
Selasa, 6 Juli 2010 | 03:29 WIB


TERNATE, KOMPAS.com--Kesultanan Ternate mengusulkan Pemerintah Kota Ternate, 
Maluku Utara, penggunaan bahasa Ternate menjadi bahasa komunikasi di kantor, 
sebagai salah satu upaya melestarikan bahasa daerah warisan leluhur itu.

"Kesultanan Ternate juga akan mengusulkan kepada Dinas Pendidikan Nasional Kota 
Ternate untuk menjadikan bahasa daerah Ternate sebagai mata pelajaran muatan 
lokal di semua tingkatan sekolah di daerah ini," kata Sultan Ternate, Mudhafar 
Sjah di Ternate, Senin.

Kesultanan Ternate akan mengusulkan hal itu setelah pelantikan calon 
walikota/wakil walikota Ternate terpilh pasangan Burhan Abdurrahman/Arifin 
Djafar pertengahan Agustus mendatang.

Sulltan merasa generasi muda semakin sedikit yang mengerti Bahasa Ternate 
karena mereka lebih senang menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi 
sehari-hari, baik di rumah maupun dalam pergaulan masyarakat.

Kondisi tersebut bisa mengancam kelestarian bahasa daerah Ternate, padahal 
bahasa daerah Ternate itu memiliki nilai yang sangat penting khususnya sebagai 
indetitas masyarakat Ternate.

"Melalui upaya tersebut diharapkan bahasa daerah Ternate akan terhindar dari 
kepunahan," katanya.

Kesultanan Ternate sejak dulu telah mewajibkan seluruh perangkat kesultanan dan 
masyarakat adat di Kesultanan itu untuk selalu menggunakan bahasa daerah 
Ternate dalam komunikasi sehari-hari.


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to