Kalau ini yang melakukan teman saya. Ketika pintu pesawat sudah
ditutup, ada seorang bapak (dilihat dari pakaiannya, kayaknya pejabat
tinggi pemerintah deh), tetap menelpon. Oleh teman saya tadi, lalu
ditegur: Pak, matikan telponnya. Si bapak menjawab: ini penting! Teman
saya langsung membentak: keselamatan penumpang pesawat ini jauh lebih
penting dari urusan bapak! Matikan telpon sekarang juga!

Dengan wajah sangat marah (tapi mau gimana lagi), si bapak mematikan
ponselnya dan tetap ngedumel. Pesawat pun akhirnya terbang dan sampai
ke tempat tujuan dengan selamat.

Tapi, benarkah ponsel berbahaya bagi penerbangan?

Contoh ini mungkin membantu. Saya punya mobil tahun 1992. Dashboardnya
sudah sedikit digital lah. Saya taruh ponsel saya di bibir speedometer
(memang tempatnya cukup luas untuk ponsel Communicator saya). Ketika
saya sedang menyetir, tiba2 semua jarum dan angka2 bergerak tak
terkendali, yang membuat saya kaget setengah mati. Dalam beberapa
detik kemudian, ternyata ada telpon masuk. Sejak saat itu, saya tidak
berani menaruh ponsel saya di dasbor (mobil itu masih saya pakai
hingga sekarang, jadi kalau Anda ingin mencobanya, silakan tengok
mobil saya...hehehe...bisa kita coba bareng2). Bayangkan bila itu
terjadi di pesawat yang "speedometer"-nya jauh lebih banyak. Apa yang
akan terjadi?

Salam,
WWW
selalumematikanponselsebelummasukpesawat

On 12/23/08, arifien cbs <arifien_...@yahoo.com.sg> wrote:
> Penumpang Pesawat Dipaksa Turun Karena TeleponJum'at, 12 Desember 2008 |
> 17:50 WIBTEMPO Interaktif
> Insiden itu terjadi pada penerbangan Mandala Airlines nomor RI-89 tujuan
> Medan-Jakarta petang tadi sekitar pukul empat. Pesawat yang sudah berada di
> landasan pacu tiba-tiba kembali ke parkiran bandara.
> Pramugari pesawat mengumumkan, permintaan maafnya karena harus kembali ke
> parkiran bandara karena harus menurunkan penumpang yang emoh menaati
> peraturan penerbangan. Pengumuman itu disambut teriakan "huuu" oleh seluruh
> penumpang pesawat. Juga tepuk tangan.
> Situasi menjadi pikuk. Tempo yang menjadi penumpang dalam pesawat itu
> melihat teriakan kecewa para penumpang. Banyak yang mulai gelisah, penasaran
> dan kesal. Banyak dari penumpang melepas safe belt dan berdiri celingukan
> mencari siapa penumpang yang dimaksud.
> Sesaat sebelum lepas landas, seorang pramugari sempat mengingatkan seorang
> ibu untuk mematikan ponselnya. Peringatan itu sempat memotong demo peragaan
> alat keselamatan lazimnya dilakukan sebelum pesawat biasanya lepas landas.
> Namun sang ibu itu, tetap emoh mematikan telepon selulernya, dengan alasan,
> teleponnya susah dimatikan.
> Dua kali teguran dilayangkan, tak digubris, penumpang yang bepergian bersama
> keluarganya itu diingatkan akan diturunkan jika tidak mematuhi aturan
> penerbangan.
> Dan ancaman itu terbukti, ketika Kapten Pesawat Arya Pramadita, tetap
> menolak berkompromi dengan pendirian konyol itu. Ia mencoba menekan lebih
> keras dengan menghentikan sejenak pesawat yang akan mengambil posisi tinggal
> landas.
> Namun cara itu pun gagal. Karena tidak mampu menghadapi penumpang itu kapten
> Arya akhirnya mengarahkan pesawat kembali ke dekat terminal.
> Kesaksian TEMPO, keputusan itu sempat membuat awak bandara repot. Pesawat
> harus parkir, membuka pintu pesawat, menunggu tangga berjalan datang, dan
> petugas keamanan bandara masuk. Selesai? Tidak juga. Penumpang bandel itu
> tetap emoh turun. Negoisasi antara petugas bandara dengan penumpang itu pun
> terpaksa berlangsung, dengan teriakan kecewa dan kesal penumpang lain.
> Setelah hampir satu jam lamanya beradu mulut dan sedikit paksaan, penumpang
> dengan 4 anggota keluarganya itu pun akhirnya bersedia turun. Diiringi
> tatapan mata dan tepuk tangan seluruh penumpang. WIDIARSI AGUSTINA
> http://www.tempo.co.id/hg/nusa/2008/12/12/brk,20081212-150755,id.html,
> Medan: Sebuah penerbangan nasional pada hari Jumat (12/12) terganggu oleh
> peristiwa konyol di Bandara Polonia, Medan. Pesawat terlambat terbang
> sekitar satu jam karena ada penumpang yang menolak mematikan telepon
> seluler. Penerbangan baru dapat terlaksana setelah penumpang itu diturunkan
> paksa.
>
>
>       Happy Holidays from Yahoo! Messenger. Spread holiday cheers to your
> friends and loved ones today! Get started at http://emoticarolers.com/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>

Kirim email ke