What stops you?

Martha Rumimper

--- In proletar@yahoogroups.com, "emabdalah" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya ingin ke Irak
> 
> Perang di Irak menggugah hati saya untuk ikut bergabung dengan 
para 
> pejuang di sana. Saya salut pada para pejuang itu, yang 
bersenjatakan 
> peralatan seadanya, menghadapi para agresor negri terkutuk 
amerika. 
> Sepertinya memang peranglah jalan satu-satunya menghadapi penjajah 
> itu. Meja perundingan hanya menjadikan Irak sebagai negara boneka 
> yang harus mau menerima keinginan-keinginan negri adi daya. 
Keinginan-
> keinginan amerika bukan hanya penegakan demokrasi ala amerika, 
tapi 
> juga harus mau tidak mau menerima budayanya. 
> 
> Afganistan,yang sudah menjadi negara boneka amerika, kini bukan 
hanya 
> punya pemimpin yang bisa disetir gedung putih, tapi juga maraknya 
> budaya-budaya barat yang dengan leluasa menyebar ke seantero 
negri. 
> Bukan tidak mungkin kalau 20 tahun lagi, para wanita Afghan 
berdandan 
> seperti para wanita Indonesia; berpakaina ketat, mini, memamerkan 
> bagian-bagian tubuhnya. Dan pergaulan bebas pun "insya Allah" akan 
> bernasib seperti yang dialami Indonesia.
> 
> Seperti kita tahu, budaya Indonesia adalah budaya yang rentan, 
budaya 
> yang tidak jelas juntrungannya mau ke mana. Ini  jelas terlihat 
dari 
> cara hidup para penghuninya. Contohnya saja dalam hal berdandan, 
> wanita Indonesia dengan mudah mengikuti budaya barat. Dalam imej 
> mereka, seolah mereka bukan wanita, kalau belum berpakaina ketat, 
> menonjolkan pantat dan buah dada.  Mereka merasa PD berat kalau 
sudah 
> memakai pakaian yang serba ketat, mini, memperlihatkan aurat 
kepada 
> orang-orang, tak peduli orang dewasa, anak-anak, simbah-simbah 
atau 
> nenek-nenek.
> 
> Tujuan mereka hanya satu: menarik perhatian sebanyak-banyaknya, 
> seperti di film-film dan iklan-iklan. Sukur-sukur, kata hati 
mereka, 
> ada lelaki kaya raya yang mau menggaet mereka, karena lenggak-
lenggok 
> pantatnya.
> 
> 20 tahun yang lalu, Indonesia masih punya identitas budaya yang 
jelas.
> Karena arus teknologi informasi yang gegap gempita, tiba-tiba saja 
> rasa bangga berbudaya Indonesia lenyap sedikit demi sedikit. 
> 
> Kaum lelaki dituntut untuk TERBIASA menyaksikan paha-paha, pantat-
> pantat, payudara-payudara yang berseliweran di jalan, nampak 
dengan 
> jelasnya di depan mata. Dan di kala melihat itu, mereka tidak 
boleh 
> menitkkan air liur alias ngiler. Mereka harus melihat itu 
sebagaimana 
> melihat paha kodok, pantat bebek, dan dada kambing. Dengan kata 
lain, 
> para lelaki harus bisa  "mengebiri" nafsunya. Tidak punya duit, 
> jangan coba-coba mecolek atau menaksir itu paha kodok, pantat 
bebek, 
> dada kambing. 
> 
> Atau mereka harus menjadi seniman, artis. Tak peduli, apakah 
mereka 
> berpendidikan TK atau S3 lulusan Harvard, tak peduli apa profesi 
> mereka, baik penganggur, pedagang kaki lima atau manager sebuah 
> perusahaan; melihat dada, paha, pantat wanita yang dibungkus rapat 
> celana, atau terbungkus sedikit oleh rok mini, atau melihat wanita 
> bugil sekalipun, harus melihatnya sebagai suatu karya seni, harus 
> dihargai.
> 
> Karena birahi para lelaki Indonesia terus menerus digempur oleh 
> suguhan-suguhan yang mengarah pada kegiatan yang "merangsang" 
> seksualitas dan sensualitas, maka segala pikiran dan budi daya 
otak 
> hanya tercurah untuk hal-hal yang bersifat kenikmatan. Tak ada 
yang 
> berpikir bagaimana memajukan negri ini dalam bidang olah raga, 
budaya,
> teknologi dll. 
> 
> Walaupun para penceramah tumbuh subur di mana-mana memberi ceramah 
> tentang penegakkan moral, akhlak, budi-pekerti, penerapan hukum-
hukum 
> agama; semuanya itu hanya seremonial belaka. Nasehat-nasehat itu 
> hanya berlaku ketika kita berada di lingkungan pengajian itu, di 
> masjid itu, atau ketika kita berpakaian sholat. Begitu kita keluar 
> dari masjid itu, pengajian itu, kita balik lagi jadi "play boy", 
> mencari paha-paha mulus, atau jadi preman yang suka memeras, 
dengan 
> seragam dinas militer, pegawai negri, dll.
> 
> Para malaikat barangkali bingung melihat sepak terjang makhluk-
> makhluk Indonesia. Mereka itu termasuk golongan apa. Bahkan 
terkadang 
> hati saya trenyuh melihat kenyataan hidup yang begitu kontras ini. 
> Seorang wanita bisa saja berjalan berlenggak-lenggok dengan pakain 
> mini dan ketat, kelihatan jelas pahanya yang putih dan bagian-
bagian 
> pinggir buah dadanya. Dan tanpa berdosa dia mencoba menggapai 
> "rahmat" Tuhan, mengantri ambil air wudlhu untuk solat maghrib.
> 
> Atau perasaan yang jengkel sampai ke ubun-ubun, tanpa bisa berbuat 
> apa-apa, ketika dengan jelas ratusan orang dipermainkan nyawanya 
> untuk kepentingan sebuah perusahaan raksasa. 
> 
> Nabi pernha bilang bahwa apabila perbuatan keji yang kita lakukan 
> membuat kita sedih, dan perbuatan baik kita membuat kita senang, 
maka 
> kita adalah orang beriman. 
> Kalau kita sudah merasa senang dengan segala kekejian kita yang 
kita 
> lakukan, berarti kita adalah bukan orang beriman….serajin apa pun 
> kita jungkir balik menyembah Tuhan. Karena ritual menyembah Tuhan 
> hanya datang dari kebiasaan, insting, bukan dari kesadaran. 
Seperti 
> ketika kaum penyembah berhala jumpalitan di depan patung-patung 
> menjadikannya PERANTARA menyembah Tuhan. 
> Kini berhala perantara itu adalah air wudlhu, seperti yang diambil 
> oleh si wanita di atas. 
> 
> Saya ingin ke Irak, karena saya tak ingin perbuatan keji saya 
membuat 
> saya gembira. Apa hubungannya? Ada: biar tak terlalu lama melihat 
> ironi.
> 
> Wassalam
>  
> 
> __________________________________________
> Powered by Mach5 Mailer: http://mach5-mailer.com





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/pkgkPB/SOnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to