http://www.indomedia.com/bpost/072005/3/depan/nas1.htm

Sayat Kening Protes Pilkada

Batam, BPost 
Unjuk rasa memprotes Komisi Pemilihan Umum Daerah Kepulauan Riau (Kepri) masih 
berlanjut. Bahkan dalam aksi yang digelar Sabtu (2/7), massa membentangkan 
spanduk bernoda darah di depan kantor KPUD di Tiban, Batam.

Darah di spanduk biru muda sepanjang 25 meter itu berasal dari para pengunjuk 
rasa yang melukai dirinya sendiri. Ada yang menggigit jari, bahkan ada yang 
mengiris lengan dan menyayat kening dengan silet.

Spanduk yang bernoda darah itu dibentangkan di depan barisan polisi yang 
membentuk pagar betis di depan kantor KPUD. "KPUD kita segel dengan darah, 
dengan menggunakan spanduk ini," kata seorang demonstran dengan nada tinggi.

Massa yang berjumlah sekitar 300 orang itu adalah mereka yang tidak puas atas 
pelaksanaan pilkada Propinsi Kepri, 30 Juni lalu. Mereka merasa berhak ikut 
pilkada namun tak terdaftar dan tak mendapat kartu pemilih.

Mereka tetap menuntut dilakukan pilkada susulan sehingga aspirasi mereka bisa 
tersalurkan. Seorang pengunjuk rasa mengklaim jumlah warga gagal ikut nyoblos 
mencapai 250 ribu orang.

Berdasarkan penghitungan suara yang dilakukan Desk Pilkada Kepri, hingga hari 
ketiga suara terbanyak diraih pasangan Ismeth Abdullah-Muhammad Sani yang 
diusung Partai Golkar, PKS, dan beberapa partai lain. Disusul Nyat Kadir-Soerya 
Respationo yang diusung PDIP dan PAN serta pasangan Rizal Zen-Firman Bisowarno 
yang dijagokan Koalisi Partai Politik Kepri (termasuk PKB).

Aksi spanduk darah terlihat dramatis. Beberapa orang yang ikut andil dalam aksi 
ini seperti histeris dan tak peduli pada risiko yang harus mereka hadapi.

Gundul, misalnya. Lelaki berkulit hitam itu langsung meraih potongan silet yang 
tergeletak di atas kain warna biru muda yang hamparkan di jalan. Setelah 
tangannya berhasil meraih silet, tanpa ragu dan rasa ngeri sedikitpun, ia 
dengan cepat mengiris lengan kanannya. 

Darah segar pun mengucur deras dari luka irisan sepanjang empat sentimeter. 
Aksi Gundul termasuk paling berani di antara para pengunjuk rasa lainnya yang 
hanya mengiris sedikit kulitnya, atau menusuk jarum di jarinya untuk dicapkan 
di atas kain. 

Sambil terus meneteskan darahnya di atas kain, Gundul berteriak, "Ini darahku." 
Meski dicegah rekan-rekannya, Gundul malah pindah ke seberang kain dan terus 
menteskan darahnya. "Tidak apa-apa," katanya. Aksi yang pada awalnya hanya 
berupa aksi jempol darah itu pun berubah menjadi aksi tetes darah.

Sebelum Gundul, seorang lak-laki malah menyileti keningnya hanya untuk 
memberikan tanda darah di atas spanduk. Aksi tetes darah terus berlanjut. "Ini 
darah wong cilik," kata seorang pria yang sedang jongkok dan mengiris lengannya 
sebanyak empat kali. Darah segar mengucur. Tidak ada rasa ngeri. 

Unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB kemarin diawali bentrok dengan 
polisi. Di bawah terik matahari, massa dorong-dorongan dengan aparat. Dan, 
tiba-tiba, entah dari mana asalnya, batu melayang memecahkan kaca kantor KPUD.

Untuk mencegah aksi meluas, polisi yang berjumlah sekitar 50 personil langsung 
beraksi dengan mementungi para pengujuk rasa demonstran hingga lari 
terbirit-birit. TB/zur/aip/rud 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to