Hehehe jarang nemuin tulisan beginian di proletar. Gue kirain ini tempat 
lokalisasi yg isinya orang2 adu bacot dan ngomong kotor. Tempat yg menyenangkan 
buat sekali2 mampir ngilangin stress. Gimana kabarnya si bondon? masih idup?

Tulisan kang Sur tidak ada yg keleru. Setuju 1000%. Kebiasaan orang Indonesia 
dipimpin pemimpin yg otoriter menjadikan ketergantungan sama presiden jadi 
kebiasaan. Ada masalah dikit, ngadunya ke presiden.

SBY udah jelas kebolak sama kedua Soe. Tidak terlena untuk membuat kebijakan yg 
otoriter. SBY emang bukan pemimpin dan ga punya jiwa kepemimpinan. 

Tapi justru pemimpin model begini yg emang dibutuhkan sekarang ini. Anak 
buahnya jadi bisa dibebaskan membuat kebijakan, dan keliatan mana pembuat 
kebijakan yg bermutu mana yang tidak dan mana yang penjahat. Biar besok2 si 
rakyat lebih bisa memilih mana yg pantes jadi presiden.

Bukan begitu kang Sur.

Partai politik? MEreka itu anjing... setan.... bangsat... (Sorry, yg ini 
numpang ngebacot! mumpung di proletar)






--- In proletar@yahoogroups.com, "suryana" <gsuryana@...> wrote:
>
> 7 Tahun sudah SBY menjadi Presiden Indonesia.
> 
> Apapun pencapaiannya selalu menjadi topik yg penuh pro dan kontra, umumnya 
> yg pro tidak bisa mengejawantahkan di media massa, karena media massa sudah 
> terlanjur memiliki sudut pandang sebagai oposan.
> 
> Apakah dibawah pemerintahan SBY Rakyat Indonesia menjadi lebih baik, apa 
> malah menjadi lebih susah ?.
> 
> Sejujurnya bila dilihat dari kehidupan sehari hari baik masyarakat pedesaan 
> apalagi masyarakat kota, baik masyarakat kelas bawah, menengah maupun atas, 
> semua masih berjalan apa adanya, dimana sebagai kebutuhan utama sebuah 
> masyarakat bisa dilihat dari komsumsi pangan utamanya beras.
> Beras yg sudah terlanjur menjadi kebutuhan pokok utama dari Sabang sampai 
> Merauke bisa dibilang masih bisa dibeli oleh masyarakat, dalam hal ini 
> masyarakat umum nya tidak sampai mengalami kelaparan yg disebabkan karena 
> tidak mampu membeli beras.
> Hal ini minimal bisa dijadikan salah satu dasar melihat situasi dan kondisi 
> sebuah negara yg konon dilanda krisis multi dimensi.
> 
> Selain pangan yg biarpun harganya naik tidak membuat gejolak memanas, pola 
> hidup konsumtif yg bisa dibilang merata dari kelas atas sampai kelas bawah 
> bisa dilihat dari penjualan barangĀ² konsumtif semisal Hand Phone dimana 
> kebutuhan HP menjadi seperti kebutuhan wajib, dan tidak sedikit pula 
> peningkatan penjualan kendaraan roda dua ( motor ) dimana biarpun dibeli 
> secara kredit dengan tingkat suku bunga yg tinggi tetap saja terjadi trend 
> peningkatan setiap tahun nya.
> 
> Utk kelas menengah atas, bisa dilihat di mall mall disaat terjadi sale 
> seperti halnya midnight sale, pembeli datang dan berbelanja layaknya 
> ketakutan barang keburu habis terjual, padahal penjualan dilakukan malam 
> hari dan keramaian di mall juga jauh lebh ramai dibandingkan hari biasa di 
> siang hari.
> 
> Belum lagi penjualan dengan discount khusus pada hari dan jam tertentu, 
> pembeli sampai rela mengantri ber jam jam hanya utk memenuhi keinginan 
> membeli yg sebenarnya tidak perlu dibeli pun tidak akan berdampak apa apa.
> 
> Buruh demo masuk media massa dan tayang, dan hanya dalam hitungan jam sudah 
> bisa selesai, tanpa ada efek merugikan secara significant, yg menandakan 
> buruh berdemo selain santun juga memahami akibatnya bila demo menjadi 
> anarkis, yg berarti menutup periuk nasi sendiri.
> 
> Demikian pula halnya dengan issue pencaplokan/sengketa tanah oleh pengusaha 
> yg bisa jadi pengusaha nakal dan bisa jadi pula karena memang pengusaha 
> sudah mendapatkan izin secara sah sesuai dengan aturan agraria, dimana tanah 
> adat dan tanah negara serta tanah hutan lindung sudah sesuai ijin nya, 
> sedang masyarakat ber demo karena tanahnya disabot oleh pengusaha menjadi 
> sebuah pertanyaan semata, ada apa dibelakang semua ini ?, apakah benar tanah 
> masyarakat di sabot oleh pengusaha ?
> 
> Demikian pula hal nya dengan kebebasan beragama, dimana sebuah kasus yg 
> tiada akhir, siapakah yg harus bertanggung jawab ?, apakah pemerintah Pusat, 
> apa pemerintah Propinsi apa pemerintah Daerah, karena dengan adanya UU 
> Otonomi Daerah dalam hal hal tertentu pemerintah Pusat tidak bisa langsung 
> turun tangan, karena bila memang turun tangan, utk apa ada UU Otonomi Daerah 
> ?, dalam hal ini bila sebuah daerah menjadi lebih baik, apakah pemerintah 
> Pusat yg di puji ?.
> 
> Dalam hal ini bisa dilihat dalam kasus ES EM KA, dimana nama Walikota 
> menjadi terkenal, lha bila nantinya produk tersebut tidak mampu bersaing 
> dipasaran apakah kesalahan bisa ditujukan ke pemerintah Pusat dengan alasan 
> tidak memberi dukungan ?, sedang dilain sisi Truk Perkasa sudah terlebih 
> dahulu di produksi mulai dari nol, berbeda dengan ES EM KA dimana kendaraan 
> tersebut memang modifikasi assemblying dari gabungan beberapa part yg di 
> beli dari pasar, bukan dibuat seperti halnya Truk Perkasa.
> 
> Bila dilihat dari cadangan devisa pun sejak 2004 terus meningkat, dari 
> sekitar 24 menjadi 60 sekian M US$, yg memang menandakan terjadi peningkatan 
> cadangan devisa, biarpun para ahli ekonomi menyatakan bahwa cadangan devisa 
> meningkat dikarenakan menjual surat utang dengan bunga tinggi, dilain sisi 
> peningkatan ekonomi setiap tahunnya tetap diatas 5%, sedang inflasi dibawah 
> 10 %.
> 
> Utk ini mohon di koreksi bila ada tulisan yg keliru.
> 
> Berbeda dengan krisis di Amerika dan Europa, dimana krisis ekonomi berbeda 
> jauh dengan Indonesia, karena di Indonesia bila benar benar terjadi krisis 
> maka masyarakat sudah tidak mampu membeli pangan, sedang di Amerika dan 
> Europa berbeda, dimana masyarakatnya sudah mendapat santunan/tunjangan 
> sehingga disaat terjadi krisis masyarakat masih tetap bisa hidup dari 
> santunan yg diberikan oleh pemerintah, dan jenis krisis ini bukankah malah 
> lebih berbahaya karena menjadi seperti bom waktu yg setiap saat meledak 
> dimana pemerintah sudah tidak sanggup lagi memberi santunan/tunjangan, fyi 
> sebagiana masyarakat di Belanda yg sudah miskin saat ini terus bertambah.
> 
> Eniwe Politikus dan Parpol asyik masyuk membuat rancangan UU, juga mengawasi 
> penggunaan APBN dan hasilnya malah KPK yg menjadi sibuk.
> 
> sur.
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke