Bila kita membaca memakai data, baik yg akurat maupun tidak akurat ( nilai 
angka kemiskinan berdasarkan patokan Pemerintah ).
Pada akhirnya tidak bisa menutupi kenyataan bahwa ada peningkatan 
pendapatan, biarpun tidak significan, dan rakyat tidak sampai berontak 
seperti halnya ketika mendadak nilai USD ambrol di tahun 1998.

Di millis sebelah, ada komentar yg cukup menarik.

Selama ini Indonesia di kendalikan oleh BK dan Cang Ato secara otoriter ( 
dimana menjadi pemimpin tertinggi TNI ), dan saat ini UU Otonomi Daerah 
sudah berjalan, bila mana Presidennya dipegang kembali secara otoriter 
seperti halnya di era Orba dan Orla, apakah para Bupati/Walikota, Gubernur 
mau patuh kepada Presiden ?.

Hal ini lah yg menjadi paradox krisis Indonesia, bila SBY dijuluki pemimpin 
yg lamban, bukankah malah menguntungkan pemimpin di tingkat 
Propinsi/KotaMadya/Kabupaten ?, apa yg akan terjadi bila Presidennya malah 
seorang otoriter ?

Bila membahas dari warisan hutang bagi generasi penerus, siapakah yg 
sebenarnya paling bertanggung jawab ?, uang yg didapat dari hutang dipakai 
utk beragam keperluan, bila sebagian bocor, dimana fungsi Legislatif baik 
Pusat/Propinsi/Kotamadya/Kabupaten dan hal ini pula lah yg menyebabkan KPK 
dibentuk.

Sekali waktu di antara tahun 2000 sd 2005, pernah didiskusikan mengenai 
permasalahan hutang negara, pada saat itu hutangnya belum berlipat seperti 
saat ini, dan hasilnya tidak ada solusi, ngemplang hutang pun bukan solusi.

Dengan kondisi seperti saat ini ( saat ini ) SBY memimpin negara sesuai 
dengan karakternya yg terlihat nyata lamban didalam melakukan tindakan, dan 
hal tersebut merupakan tanggung jawab dari masyarakat pula karena sudah 
memilih SBY di pemilu Pilpres ( mengenai kecurangan pemilu akan selalu 
menjadi kasus kadaluwarsa karena yg bersangkutan sudah dilantik secara sah 
secara hukum ).

Apakah kondisi seperti saat ini merupakan bom waktu seperti halnya di negara 
Amerika/Europa yg sudah mapan dan tunjangan hidup sudah berjalan.

Bila diperhatikan dengan lebih fokus berita berita di media massa baik cetak 
maupun tayang, kelompok siapakah yg paling vokal menyuarakan " jeritan jiwa 
masyarakat bawah " ?, dan siapakah yg jerit kan oleh para wakil Masyarakat 
diluar Legislatif  ?.

Berapa banyak kah yg di jerit kan kesulitan Masyarakat ke Gubernur sd 
Walikota/Bupati yg notabene juga di pilih oleh rakyat ?.

Kepemimpinan SBY akan berakhir di tahun² mendatang, Parpol dan Politikus 
sudah siap siap meng gadang gadang siapa pengganti SBY, Media Massa Tayang 
sudah mulai mencuri start berkampanye yg sebenarnya sudah tidak halus lagi, 
dan Masyarakat yg menonton nya pun menjadi pusing sendiri, dalam hal ini 
bisa dilihat dari rating penonton Media Massa Tayang, terhadap tayangan di 
prime time, yg masih tetap di dominasi oleh sinetron yg bolak balik kisahnya 
mirip sejak sinetron mulai digemari.

Mengenai perbandingan SDM, ada satu kisah nyata belum lama, dimana seorang 
tukang sampah dari Belanda khusus datang ke Indonesia ( Jakarta ) dan hidup 
dengan tukang sampah, dan tukang sampah dari Belanda hanya bisa berkomentar 
tidak sanggup menjadi tukang sampah di Indonesia, karena terlalu berisiko 
didalam melakukan pekerjaannya, mulai dari sepatu, tukang sampah dari 
Belanda bingung karena tukang sampah Indonesia malah jarang memakainya, 
padahal pecahan kaca/botol sd kalengan yg tajam tajam berseliweran, Sehari 
tukang sampah Indonesia bisa melakukan pembersihan sampah di wilayahnya 
sebanyak 3 rit, dan tukang sampah Belanda hanya sanggup 2 rit, ketika 
ditanya oleh tukang sampah Belanda mengapa mau bekerja seperti itu dengan 
penghasilan minim, dijawab karena memang kondisi yg didapat hanya sebatas 
seperti itu.
Tukang sampah dari Belanda hanya godeg kepala dan pulang ke negara asalnya, 
bisa jadi di Belanda yg bersangkutan akan menulis novel  mengenai sampah di 
Indonesia.
Dengan contoh diatas apakah SDM Indonesia menjadi lebih jelek dibandingkan 
dengan negara maju ?, bila dikatakan upahnya sangat minim, siapakah yg 
bertanggung jawab utk meningkatkannya ?.

Bila para Buruh sudah memiliki payung biarpun payungnya beragam warna, 
siapakah yg memayungi masyarakat bawah lainnya semisal petani ( HKTI 
sepertinya payung khusus ), nelayan dan masyarakat yg di termajinal kan.

Eniwe sepertinya sebelum NKRI berdiri kokoh, lelakon pemimpin lembek memang 
dibutuhkan, sampai penonton sudah tidak puas dan bertepatan dengan lelakon 
pemimpin lembek sudah harus masuk peti wayang kembali.
Dan masyarakat sudah selayaknya bisa memilah siapa calon yg paling baik dari 
yg ada, bila terjadi pengulangan " salah memilih " silahkan pula berkeluh 
kesah, karena setelah terpilih para politikus dan parpol akan memulai hidup 
kembali dengan misi cukup 5 tahun mendatang, di luar 5 tahun siapa peduli ?

sur.


----- Original Message ----- 
From: <krok...@yahoo.com>


S.Selamat pagi pak e Sur,mungkin akan aple to aple kalau pak e juga 
mencamtumkan berapa trilyun hutang baru yang dibuat SBY selama 7 thn,berapa 
juta rakyat yang tambah miskin dengan acuan yang realitis,sekedar untuk 
mengingatkan saat ini dengan batasan mampu belanja Rp 
7.000/hari(210/bln)masuk katagori tidak miskin dibawah itu baru 
miskin,jumlah rakyat miskin sebanyak 13,..% atau sekitar 35 jt jiwa.
Rumusan setiap kenaikan harga beras sebesar 10% penduduk miskin akan 
bertambah 1 juta jiwa,dari 2010 sampai saat ini kenaikan harga beras diatas 
60% lho pak e.
Mestinya pak e.juga membeberkan data berapa trilyun subsidi yang katanya 
digelontorkan pemerintah,katanya lagi BBM 165 T,pupuk/bibit 20.8 T,raskin 15 
T BOS dll.
Akan lebih afdol. Kalau sumbangan  hasil obral izin pertambangan dan 
perkebunan atas pertumbuhan ekonomi pak e sertakan.
Tentunya peningkatan kwalitas SDM sini dengan SDM Amrik juga di bandingkan 
lho pak e.
Nuwun sewu,
Singo.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "suryana" <gsury...@indo.net.id>

7 Tahun sudah SBY menjadi Presiden Indonesia.

Apapun pencapaiannya selalu menjadi topik yg penuh pro dan kontra, umumnya
yg pro tidak bisa mengejawantahkan di media massa, karena media massa sudah
terlanjur memiliki sudut pandang sebagai oposan. 



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke