http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/20/e1.htm


Strategi Pembangunan Nasional Terancam Gagal
Jakarta (Bali Post) -
Strategi pembangunan pemerintah yang telah ditetapkan dalam Rancangan 
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) terancam gagal. Fokus pemerintah yang hanya 
memperhatikan pembangunan infrastruktur modern justru makin memperlebar 
kesenjangan, memperluas tingkat kemiskinan dan menambah jumlah pengangguran.

Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa tingkat 
pengangguran dalam enam bulan terakhir justru bertambah 600 ribu orang atau 100 
ribu orang per bulan. Padahal, dari sisi tingkat pertumbuhan ekonomi sudah 
sesuai seperti yang ditargetkan pemerintah. ''Ini membuktikan pertumbuhan 
ekonomi tidak berorientasi pada pengurangan pengangguran,'' kata anggota Komisi 
IV DPR Bomer Pasaribu  dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Lembaga 
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas 
Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/7) kemarin.

Salah satu penyebab utama bertambahnya jumlah pengangguran, karena 
infrastructure summit yang digagas pemerintah awal tahun 2005 ini hanya 
terfokus pada pembangunan saran kota yang bersifat modern. Dari 91 proyek 
senilai Rp 1.303 trilyun tak satu pun yang menyentuh pedesaan, pertanian, 
perikanan atau pun perkebunan.

Menurutnya, 38 proyek berbentuk jalan tol, 24 proyek berupa air bersih dan 
sisanya tersebar untuk bandara, pelabuhan dan lainnya bukan tidak penting. 
Tetapi, katanya, itu semua justru akan menenggelamkan kehidupan rakyat 
pedesaan. Padahal, tambahnya, dalam triple track strategy yang dicanangkan 
pemerintah hanya satu yang disebutkan secara jelas sektoralnya, yakni penurunan 
kemiskinan dan kesenjangan melalui revitalisasi pertanian, pedesaan dan UMKM.

Sementara dua sasaran lainnya hanya bersifat kondisional, seperti meningkatkan 
daya saing nasional dan menciptakan iklim yang sehat bagi investor. ''Anehnya, 
yang disebut secara jelas dalam target itu tidak disentuh sama sekali,'' kata 
Bomer.

Karena itu, agar sasaran pemerintah bisa mengurangi tingkat pengangguran dari 
9,7 persen di 2004 menjadi 5,1 persen pada 2009 serta, jumlah kemiskinan 
ditekan dari 16,6 persen menjadi 8,2 persen harus ada perubahan kebijakan yang 
radikal. ''Tanpa itu sulit bagi pemerintah mengejar sasaran itu,'' tandasnya.

Ia memperkirakan, jika pola kebijakan pemerintah tidak diganti, itu artinya 
justru akan terjadi penambahan jumlah pengangguran menjadi 1,2 juta orang per 
tahun. Yang terjadi bukan rasio pengangguran berkurang, tetapi justru 
membengkak jadi 10,3 persen di tahun 2005 ini.

Itu tentu tidak sejalan dengan sasaran pemerintah yang mestinya tahun ini 
tingkat pengangguran sebesar 9,1 persen. Mantan Menteri Tenaga Kerja ini 
mengingatkan bahwa kontong-kantong kemiskinan justru terletak di pedesaan, 
pesisir pantan dan pulau-pulau kecil.          Jadi, jika pemerintah serius 
untuk mengurangi kesenjangan, kemiskinan dan pengangguran maka daerah tersebut 
tidak bisa tidak mesti dijamah. Sayangnya, hal itu sama sekali tidak dilakukan. 
Revitalisasi pertanian, dan perikanan yang diluncurkan baru-baru ini juga belum 
menyentuh akar masalah.

Pasalnya, pemerintah tidak secara jelas menyebutkan akan membangun waduh, 
irigasi atau mencetak sawah-sawah baru. Bomer mengingatkan bahwa saat ini 48-52 
persen waduk dan irigasi di seluruh Indonesia sudah rusak. Kalaupun ada umur 
pakainya tidak akan lama lagi karena terlalu tua.

Bahkan, untuk irigasi pasang surut tingkat kerusakan sudah mencapai 64 persen. 
Luas lahan sawah pun, imbuh Bomer, tiap tahun telah berkurang 40-50 ribu hektar 
tiap tahunnya. Karena itu, ia mengkhawatirkan jika pendekatan seperti ini yang 
dilakukan maka Indonesia akan menghadapi krisis produksi pertanian, perkebunan, 
perikanan dan pada akhirnya krisis pangan. (kmb2)

 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke