http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/04/01/ArticleHtmls/Cari-Angin-Minyak-01042012003002.shtml?Mode=1

Cari Angin Minyak
Putu Setia


Minyak mudah terbakar dan bisa untuk membakar. Minyak juga licin, orang bisa 
tergelincir jika tidak hati-hati berjalan di atasnya. Baru membahas harga 
minyak saja, emosi para elite partai dan masyarakat, khususnya mahasiswa dan 
buruh, sudah terbakar.

Kita disuguhi aksi demo yang begitu memprihatinkan. Aksi di berbagai daerah 
dengan kekerasan yang meningkat. Sementara dulu hanya memblokade jalan, 
membakar ban bekas, merusak fasilitas umum, dan meruntuhkan pagar, sekarang 
memblokade pelabuhan, bandar udara, bahkan jalur kereta api. Semangat yang 
berapi-api membela kepentingan rakyat.

Presenter televisi pun bersemangat mengabarkan aksi kerusuhan itu tanpa ada 
intonasi suara yang miris dan prihatin, seolaholah bentrokan antara polisi dan 
mahasiswa menjadi vitamin buat mereka untuk bergairah dalam bekerja. Kemajuan 
luar biasa bagi dunia pertelevisian dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa 
lewat tontonan—kalau memang Anda masih belum bosan.

Para wakil rakyat berebut bicara dalam sidang paripurna ketika menentukan 
apakah harga minyak harus naik segera atau ditunda atau tidak naik sama sekali. 
Interupsi saling menyambung, hal-hal kecil pun diinterupsi. Istri saya 
berbisik: apakah mereka itu tak punya anak di rumah, bagaimana kalau anaknya 
menonton kelakuan bapaknya dalam sidang paripurna itu? Saya jawab: mungkin 
anaknya tak menonton karena kuliah di luar negeri, mereka orang-orang kaya tapi 
tak sanggup membayar Premium dengan harga pasar.

Minyak membakar bukan hanya benda yang tampak, tapi juga membakar hati, 
pikiran, dan ego orang-orang. Semuanya dalam bingkai membela rakyat kecil.

Ada partai politik yang tergelincir akibat minyak. Setelah terpeleset, 
tampaklah secara telanjang bagaimana wujud partai itu sebenarnya. Partai 
Keadilan Sejahtera, partai dakwah yang bersih suci itu, menerapkan jurus 
berteman di kala suka, berseberangan di kala tak suka. Partai ini anggota 
koalisi untuk mendapatkan kursi, tapi menjadi oposisi untuk pencitraan membela 
rakyat.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lebih dahsyat lagi, dengan kader yang 
cerdas dan pandai berargumentasi, tiba-tiba mengambil alih peran Partai Rakyat 
Demokratik di masa lalu, yakni menjadi partai jalanan. Instruksi agar kader 
PDIP turun ke jalan langsung datang dari pimpinan pusatnya.

Saking bersemangatnya kader PDIP menjalankan instruksi untuk menjadi partai 
jalanan,Wakil Wali Kota Solo dan Wakil Wali Kota Surabaya (cukup dua contoh 
saja) larut dalam aksi demo menentang kenaikan harga minyak. Padahal baru 
rencana, masih dibahas.

Sebagai pejabat publik, ada sumpah jabatan yang mereka ucapkan, antara lain, 
berlaku adil mengayomi warga di wilayahnya. Tidak ada wali kota yang hanya 
mengurus warga dari partai tertentu. Kalau ada musibah, wali kota tak etis 
bertanya: kamu dari partai mana, kalau bukan dari partaiku, tak ada bantuan.

Kalau seseorang belum siap menjadi orang netral dan masih terbelenggu oleh 
sekat-sekat partai, juga sekat-sekat lain seperti suku, etnis, dan agama, 
janganlah melamar menjadi pejabat publik.

Barangkali banyak orang tak bisa netral dan masih memiliki monoloyalitas kepada 
partai—bukan kepada negara. Kalau begitu, hikmah yang diambil dari kasus ini, 
buat larangan bagi pejabat publik—presiden, menteri, gubernur, dan bupati/wali 
kota—untuk merangkap jabatan di partai. Bagi Indonesia yang politiknya tetap 
keruh, idealnya memang pejabat publik itu orang nonpartai, seperti kawan lawas 
saya, Dahlan Iskan. Ia bebas bergerak, tidur di rumah petani pun tak ada yang 
menuduhnya berkampanye. ●

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke