Lainnya akur, jadi nanggapin yang ini aja: 

> Di sini yang dipersoalkan adalah ketidaksamaan moral dan politis
> bukan ketidaksaman alamiah, sebab alam tak bisa dipersalahkan 
> dalam memberi bakat yang berbeda-beda
> Sedangkan kebudayaan dengan sengaja membuat manusia menderita 
> karena ketidaksamaan,Kalaupun kebudayaan menciptakan kesaman
> misalnya kesamaan di antara para Bajingan dalam rejim despotis
> menurut JJR, kesamaan ini adalah hasil korupsi keadaan asli
> maka Pasti menghasilkan penderitaan2 belaka 

Sampai era JJR, dunia Barat masih berjalan dengan 
moral & politik homo homini lupus, ketika raja menjadi 
serigala bagi manusia. Jauh beda dari dunia Nusantara 
di mana khalayak sudah mengenal budaya protes dengan 
'pepe' (jemur diri di alun-alun depan istana), maupun 
dari dunia Indian yang menjunjung budaya mitayuke oyasin; 
egalitarianisme manusia dengan sekitarnya.

Itulah era ketika rakyat Barat kocar-kacir hidupnya dan 
berbondong-bondong minggat dari Eropa ke tanah Indian, ke 
pelosok bumi, termasuk ke Nusantara, untuk mencari selamat 
sambil... jadi serigala buat bangsa non-Barat. 
Sementara, rakyat yang tertinggal di Eropa berusaha 
mengerangkeng kekuasaan raja dengan sosialisme demokrasi 
dan menentang despotisme gereja dengan sosialisme komune 
(bukan atheisme). 

Jadi, bicara moral & politik, orang-orang seperti JJR 
cukup rajin bikin kajian intelektual untuk menyusun 
pemetaan individu dalam lingkungan sosialnya; apakah si 
individu tergolong sebagai kaum despot dan apakah kalangan 
penguasa (istana & gereja)  berada dalam ikatan / kontrak 
dengan lingkungan sosialnya. Karena takut dibilang tidak 
intelek maka dunia Barat, baik lapis masyarakat maupun 
lapis kekuasaan, terpaksa menanggalkan tampang lamanya dan 
mengganti wajah bodoh mereka dengan 3 topeng; eksekutif, 
legislatif, yudikatif. 

Kenapa terpaksa? Karena pembawaan mereka di luar sangat 
tidak jelas. Kaum tertindas yang minggat dari terkaman serigala 
di negerinya justru berperilaku sebagai serigala juga di 
sepanjang jaman keemasan kolonial. Kaum pribumi di luar Eropa 
mereka posisikan sebagai "kafir" peradaban sehingga darahnya 
halal untuk diminum dan harta pusakanya wajib dirampok!

Perilaku terbelah yang menjijikkan memang. Sampai-sampai 
ratusan tahun kemudian seorang Orwell pun tak sanggup 
menyimpulkan keterbelahan jiwa ini sekalipun sebelumnya 
Soekarno sudah amat lantang bicara tentang nekolim.
Artinya, anak Melayu satu itu tidak perlu repot khawatir 
akan munculnya kembali "werewolf" di masa datang ("1984") 
karena dia meyakini betul bahwa kelestarian virus werewolf 
hanya bisa dilawan dengan merombak tatanan moral & politik 
dunia dengan menggalang new emerging forces to build the 
world a new. 

Tanpa perombakan itu, maka gigitan kaum nekolim akan 
menularkan wabah werewolf terutama kepada kalangan penguasa 
lokal. 

Dan, itulah yang terjadi di dunia sekarang ini. 



--- Musik hari Ini <musikhariini@...> wrote:
> 
> From: ajeg <ajegilelu@...>
> 
> > Ciamik. 
> > 
> > Pemikiran JJR itu banyak berkutat seputar 'resiko' & 
> > 'konsekuensi'. Berurusan dengan alam, menurut saya, 
> > lebih ke faktor konsekuensi; manusia tidak bisa 
> > mengatur atau mengubah kondisi alam yang sedang terjadi. 
> ===========================
> Maka dari itu ia menyerukan pola pendidikan 
> kembali ke alam. 
> Karena ada dorongan alamiah dalam diri Kita Itutuh cinta 
> diri (selflove)
> Ini engak sama dengan egoisme sebab egoisme ada dalam 
> masyarakat &bukan dasar dari manusia,Cinta diri Yang 
> se-bener2 nya harus sesuai dengan alam
> 
> 
> > Bocah yang tersiram air panas itu misalnya, dia tidak 
> > bisa mengelak dari kondisi panasnya air. Ini ya sejalan 
> > saja dengan hukum alam: bermain air basah, bermain api 
> > terbakar - hanya saja digabung sehingga si bocah basah 
> > dan terbakar. Itu konsekuensi yang dia terima bila 
> > tersiram air panas. Bila belum tersiram, maka si bocah 
> > baru dibayangi resiko dari permainannya. Akal yang 
> > mengandung pengalaman bisa bekerja untuk menghindari atau 
> > memperkecil resiko yang ada. 
> ======================
> 
> 
> Diibaratkan ketika seorang anak kecil yang dihadapkan pada dua hal 
> yang berbeda
> Roti & Api Itu anak kecil yang tak mempunyai 
> pengetahuan & pengalaman apa2 tentang kedua hal tersebut
> Pasti memilih api Karena lebih menarik Dari Roti.
> Ketika api tersebut dipegang, maka seketika itu pula dia 
> menarik tangannya karena rasa panas yang timbul.Dari perumpamaan di 
> atas, kita dapat menarik mengambil  bahwa dimisalkan pengalaman 
> anak kecil yang menarik tangannya seketika saat api disentuhnya 
> adalah sebuah pendidikan, maka akan timbul suatu rasa keingintahuan 
> apa ini dan aapa itu mengapa ini panas ? Maka inilah yang di-sebut2 
> sebagai elmu pendidikan.
> 
> 
> > Yang bikin tercengang dari pemikiran JJR dalam konteks 
> > 'resiko' adalah ketika dia bertanya, apakah orang yang 
> > menempuh resiko dengan lompat dari jendela untuk 
> > menyelamatkan diri dari gedungnya yang terbakar bisa 
> > dipersalahkan sebagai tindakan bunuhdiri? 
> ===========================
> Karena hidup ada Enak ada ketidak enakan maka dari itu
> rohani &Jasmani kudu diasah sepanjang Hayat dikandung badan
> Jasmani harus kuat untuk Sanggup menahan penderitaan hidup 
> Lahir&batin. 
> Indera Kudu dilatih karena tanggapan semuanya melalui indera
> Maaf kalau saya Menggurui:Jangan kayak Orang yang Tinggal di Ledeng 
> Belanda Cuman Paha Doangan yang diGedein Otak di Kosongin.
> 
> 
> > Keliatannya pelik juga pikiran JJR di kasus ini. 
> ===================
> Saya kira Isi pikiran JJR tidak begitu Pelik
> Yang Lebih pelik Lagi Dari itu Yaisi Pikiran Si Uplik Yang Tinggal 
> Di Ledeng.
> 
> > Tapi okelah, kiprah JJR dalam berpikir bisa ditempatkan 
> > sebagai butiran pemikiran yang ikut menyusun pemahaman tentang 
> > hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sosial yang 
> > kita kenal dewasa ini. 
> ===============
> Di sini yang dipersoalkan adalah ketidaksamaan moral dan politis
> bukan ketidaksaman alamiah, sebab alam tak bisa dipersalahkan 
> dalam memberi bakat yang berbeda-beda
> Sedangkan kebudayaan dengan sengaja membuat manusia menderita 
> karena ketidaksamaan,Kalaupun kebudayaan menciptakan kesaman
> misalnya kesamaan di antara para Bajingan dalam rejim despotis
> menurut JJR, kesamaan ini adalah hasil korupsi keadaan asli
> maka Pasti menghasilkan penderitaan2 belaka
> 
> 
> > Kasus lompat jendela seperti itu masih menyisakan pertanyaan 
> > yang bersifat amat personal; tergantung motivasi si pelompat. 
> > Sebab, mestinya, dia tau saat itu bukan lagi berhadapan dengan 
> > 'resiko', melainkan dengan 'konsekuensi' yang disajikan 
> > gravitasi. 
> > Selebihnya, dalam urusan sosial, lewat ilmu & teknologi 
> > arsitektur serta keamanan / pemadam, manusia terus berupaya 
> > memperkecil timbulnya 'resiko' pada kasus seperti itu. 
> =====================
> Saya setuju Sekali 100%tergantung motivasi si pelompat. 
> Sebab dia Pasti tau saat itu bukan lagi berhadapan dengan 
> 'resiko', melainkan dengan 'konsekuensi' 
> 
> 
> > Dalam urusan sosial, di posting kemarin ada juga saya singgung 
> > soal 'resiko' pendidikan yang kini bermutasi jadi 'konsekuensi'. 
> ==================
> Pendidikan saat ini Mendorong Si siswa Menjadi Superman 
> ......Preman.....Playboy&Perex
> Lantas jadi koruptor Betul saya selalu Mengikuti Tulisan anda
> 
> > --- Musik hari Ini <musikhariini@...> wrote:
> >
> > > J.J. Rousseau dengan aliran negativisme dalam pendidikan, 
> > > berpendapat bahwa pendidikan bagi anak manusia tak berguna. 
> > > Semua pembawaan anak adalah baik. Ia membiarkan anak berkembang 
> > > sendiri dan menyerahkannya kepada alam. Kalau anak berbuat 
> > > salah, biarlah alam yang menghukumnya, anak akan menderita 
> > > sebagai akibatnya. 
> > > Hukuman semacam ini dinamai hukum alam.
> > > Contoh, anak bermain dengan air panas dan akhirnya tersiramlah 
> > > kakinya. Anak dibiarkan merasakan kakinya sakit, hukuman lain 
> > > tidak ada baginya. Dari hukuman alam tersebut, anak akan 
> > > menerima pendidikan dan berusaha tidak menjalankan permainan 
> > > yang berbahaya itu lagi
> > 
> 
>  
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke